Di masa depan seorang imigran yang datang ke Jerman dan berharap untuk tinggal mungkin harus menandatangani “kontrak integrasi”. Itulah gagasan dari Menteri Integrasi, Maria Boehmer.
Kontrak akan dibuat berdasarkan “nilai-nilai dasar jerman,” termasuk “kebebasan berbicara” dan “persamaan hak bagi perempuan”.
Ide di balik ini adalah pemaksaan: jika Anda bergabung Anda harus menerima aturan.
“Siapa pun yang ingin tinggal di sini untuk waktu yang lama,” kata menteri, “dan yang ingin bekerja harus berkata ‘ya’ untuk negara kita”. Dalam bentuk yang berbeda, ide seperti ini muncul ke permukaan di seluruh Eropa. Kekhawatiran ini karena bagian-bagian penting dari penduduk kota Eropa adalah “masyarakat paralel”.
Prancis saat ini memperdebatkan identitas nasional dan menekankan “nilai-nilai inti”. Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, telah mengatakan bahwa semua keyakinan dihormati di Perancis, tetapi “menjadi orang Perancis berarti harus mengikuti bentuk peradaban, nilai-nilai, dan moral”.
Inggris juga telah menyelenggarakan tes kewarganegaraan. Para migran harus mengikuti pendidikan bahasa dan warga negara yang dirancang untuk membantu mereka mengintegrasikan lebih baik.
Di lain kesempatan Perdana Menteri Gordon Brown mengatakan bahwa “orang Inggris ingin menjadi yakin bahwa pendatang baru akan menerima tanggung jawab serta hak-hak yang datang dengan tinggal di sini, mematuhi hukum, berbicara dalam bahasa Inggris, dan ikut berkontribusi”. Di Swiss akhir pekan ini para pemilih akan diminta untuk memutuskan apakah akan melarang pembangunan menara masjid.
Jadi di benua Eropa terdapat debat yang kuat bagaimana cara terbaik mengintegrasikan Muslim dan indikasi semua adalah bahwa situasi hanya akan lebih berat bagi mereka. (khilafah.com, 27/11/2009)