Spionase Israel, mulai menyebar dari Afrika Selatan hingga Jerman. Banyak warga mengeluhkan perilaku ilegal para agen Israel di bandara Jerman.
Belum lama ini, para pejabat maskapai EL Al milik Zionis Israel dideportasi dari Afrika Selatan. Tak diragukan lagi, deportasi itu dilakukan menyusul The Shinbet (Israel Security Agency) melakukan aktivitas spionase di negara ini di balik kedok maskapai El Al.
Terkait hal ini, Koran Arab Saudi, Akadh melaporkan, badan-badan spionase Zionis Israel berupaya melakukan aksi mata-mata di pelbagai negara melalui berbagai jalan dengan bersembunyi di balik aktivitas perusahaan jasa dan perdagangan. Menurut laporan tersebut, pemerintah Afrika Selatan membenarkan bahwa pihaknya mendeportasi para agen The Shinbet yang melakukan aktivitas mata-mata di balik aktivitas maskapai El Al. Pemerintah Afrika Selatan juga menuding para pegawai maskapai El Al menyelundupkan senjata ke negara ini untuk melakukan aksi spionase.
Hingga kini, aktivitas detail The Shinbet di Afrika Selatan belum dipublikasi. Tentunya, aksi spionase Israel di Afrika Selatan mengungkap skandal baru Tel Aviv.
Dengan demikian, kejahatan Israel merambah ke kawasan selain Timur Tengah. Ini membuktikan ambisius rezim ini tidak hanya sebatas di wilayah tertentu, tapi juga meluas ke wilayah-wilayah lainnya. Kali ini, Afrika Selatan menjadi sasaran agen spionase Israel.
Satu bulan lalu, buletin mingguan Jerman, The Spiegel, melaporkan aksi spionase Zionis Israel yang meluas ke seluruh penjuru dunia. Buletin ini menulis, para agen intelejen Israel, Shabak, memata-matai para penumpang di bandara Jerman.
Disebutkan, pemerintah setempat tidak mempedulikan aktivitas agen intelejen Israel ini. Bahkan dilaporkan pula, para agen intelejen Israel secara blak-blakan melakukan pemeriksaan di luar wilayah imigrasi.
Banyak warga yang mengeluhkan perilaku ilegal para agen Israel di bandara Jerman. Uniknya, pemerintah Jerman yang mengetahui aktivitas tersebut, tidak melakukan tindakan apapun, bahkan bersikap acuh akan fenomena yang terjadi di wilayah negaranya.
Belum lama ini, Badan Intelejen Israel (Mossad) membentuk kelompok milisi di Mauritania. Kelompok milisi yang dibentuk Israel itu akan diaktifkan saat pemerintah Mauritania mengambil kebijakan yang merugikan kepentingan Tel Aviv.
Masih mengenai aktivitas spionase Israel, koran terbitan Swiss belum lama ini melaporkan aksi mata-mata Zionis terhadap PBB di Jenewa.
Berdasarkan laporan itu, sejumlah alat penyadap ditemukan, yang diduga dipasang oleh para pejabat Israel di PBB.
Koran itu menambahkan, sejumlah alat penyadap ditemukan di ruangan PBB tempat tertutup dan rahasia untuk membahas perlucutan senjata dan kasus teror terhadap Mantan Perdana Menteri PBB, Rafiq Hariri. (hidayatullah.com, 3/12/2009)