Puluhan Keluarga di Cianjur Terancam Kelaparan

Sedikitnya 30 kepala keluarga di Kampung Pasir Ipis, Desa Sukasari, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, diduga mengalami rawan daya beli, bahkan terancam mengalami kelaparan. Pasalnya, sejak beberapa bulan terakhir, mereka terpaksa mengkonsumsi singkong sebagai selingan pengganti nasi.

Menurut informasi yang berhasil diperoleh menyebutkan, kejadian ini berlangsung sejak lima bulan terakhir. Ratusan warga di kampung tersebut terpaksa mengkonsumsi singkong, sebagai selingan pengganti nasi.

Karena dana dan persediaan beras dinilai tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini diperparah pula dengan minimnya daya beli masyarakat sekitar yang rata-rata hanya berpenghasilan sekitar Rp7.500 per harinya.

Mayoritas, warga di kampung tersebut hanya berprofesi sebagai buruh serabutan. Lokasi kampung yang cukup jauh dan bisa dikatakan terisolir, menyebabkan masyarakat di wilayah tersebut belum merasakan adanya bantuan pemerintah.

Kalaupun ada, bantuan berupa distribusi beras untuk rakyat miskin (raskin). Namun harganya pun berkisar antara Rp1.700 hingga Rp2.000 per kilogram.

“Sejak lima bulan terakhir kami terpaksa memakan singkong, karena kami sudah tidak mampu lagi membeli beras,” kata Isah, warga setempat kepada wartawan, Kamis (10/12/2009).

Penghasilan suaminya sebagai buruh serabutan yang hanya berpenghasilan sekitar Rp7.500 per hari, menurut Isah, jelas tak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Apalagi membeli beras untuk memenuhi kebutuhan makan bersama cucunya.

“Bantuan raskin dari pemerintah pun, tak bisa kami beli, karena harganya dijual sebesar Rp1.700 hingga Rp2.000 per kilogramnya. Makanya, daripada kelaparan, kami terpaksa memakan singkong, sebagai selingan pengganti beras,” ungkapnya.

Atas kondisi ini, Isah berharap agar pemerintah desa, kecamatan, maupun kabupaten, bisa memperhatikan nasib mereka. Bahkan, Isah pun berharap bisa mendapatkan bantuan.

“Kami tak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini. Kami juga belum pernah didata sebagai masyarakat miskin, dan belum pernah mendapatkan bantuan apapun,” ucapnya.

Senada diungkapkan Adin, ketua RT setempat. Menurut Adin, warganya terpaksa mengkonsumsi singkong karena penghasilan mereka tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Mudah-mudahan pemerintah bisa memperhatikan nasib warga kami ini,” harapnya. (okezone.com, 11/12/2009)

4 comments

  1. pantaslah wakil rakyat ingin gajinya dinaikkan,,,rupanya mereka juga tadinya berpenghasilan 7500 per hari…oooo begitu yaa.Pasti pejabat juga biasa kelaparan yaaa…hebat indonesia, tidak ada perbedaan antara pejabat dan yang melarat..githu tho

  2. Ya Allah, semoga akan segera datang pemimpin yang kami dambakan yakni yg selalu mengingati dan memperhatikan rakyatnya.

  3. innalillahi wa innalillahi rooji’un….
    semoga pergantian rezim semakin cepat oleh keberadaan dan kemuliaan Khilafah Rasyidah..

  4. aq orng cianjur ni turut bersedi.para pejbat jngn pas kampanye aja dekatin rakyat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*