Setelah pengakuan Kombes Wiliardi Wizar yang menyatakan bahwa kesaksiannya di berita acara pemeriksaan (BAP) atas arahan atasannya di Polri sebagai sasaran utamanya Antasari, kini kesaksian ahli forensik RSCM dr Mun’im Idris kian menguatkan dugaan rekayasa.
Mun’im yang dihadirkan sebagai saksi pada persidangan terdakwa Antasari Azhar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari ini mengungkapkan beberapa kejanggalan pada mayat Nasrudin Zulkarnain.
Menurutnya, kondisi mayat sewaktu akan ia tangani sudah dimanipulasi oleh dokter lainnya. “Mayat sudah dimanipulasi. Rambut sudah dicukur, luka sudah dijahit dan keadaan mayat sudah telanjang,” ungkap Mun’im.
Padahal biasanya, mayat yang akan diperiksa oleh Mun’im masih asli. Antara lain, masih dengan busana saat meninggal. Tapi kali ini, ia sudah mendapati jasad Nasrudin sudah telanjang.
“Biasanya, kita yang mengguntingi bajunya. Jadi, mayatnya sudah tidak asli, sudah ada tangan-tangan yang menangani sebelumnya,” tegas Mun’im.
Mun’im juga sempat terheran ketika seorang petugas Puslabfor Mabes Polri menghubunginya. Petugas itu meminta agar ucapannya tentang manipulasi mayat dihilangkan. Mun’im pun langsung menjawab bahwa hal itu tidak bisa. Karena hal itu merupakan kewenangannya.
Ahli forensik yang pernah menangani kasus penembakan mahasiswa Trisaksi ini pun membeberkan soal peluru yang bersarang di kepala Nasrudin. Menurutnya, dua butir peluru memang bersarang di sebelah atas telinga, tapi belum tembus. Sementara ada peluru lain yang sudah tembus ke rongga tengkorak.
Mun’im juga menjelaskan bahwa peluru yang ada di bagian tubuh itu sudah penyok, tapi masih bisa dikenali tipenya. Dan yang menarik, peluru tersebut ditembak dari jarak jauh. “Berdasarkan sifat luka, itu jarak jauh,” ucap Mun’im. Hal ini berbeda dengan laporan penyidik bahwa peluru ditembak dari jarak dekat. (eramuslim.com, 10/12/2009)
kalau aturan juga dibuat manusia, maka kasus2 kejahatan juga akan biasa direkayasa sesuai kehendak manusia. dasar kapitalisme!!
namanya juga kapitalis…
hal seperti ini memang sudah sewajarnya terjadi…
bener – bener perbuatan mafioso , begitulah hukum kapitalis perbuatan mereka sangat biadap semua, hukum mereka bener2 hukum setan, selama belum tegaknya khilafah dunia ini tdk bisa terjamin dengan aman.
syariat…………
khilafah………….. yes
kapitalisme………. no
seharusnya dicari siapa2 yang diuntungkan dengan matinya nz. selama ini yg dicari siapa pembunuh nz dan belum pernah ada yg mencari siapa yg diuntungkan dengan matinya nz
knapa tak ada sby, dimana sby saat ini, kasus ini sangat kompleks, lembaga peradilan dan kepolisian sudah tidak bisa dipercaya lagi, ada apa dengan negeri ini, dimana sby