Kantor Informasi Hizbut Tahrir di Palestina melalui anggotanya, Al-Ustadz Hassan Madhoun menolak fatwa yang dikeluarkan oleh Majma’ul Buhuts AL-Islamiyah, khususnya tentang legalitas (disyariahkannya) dinding pemisahan dengan dalih bahwa Mesir memiliki hak untuk membangun perbatasan dan fasilitas di wilayahnya.
Madhoun menjelaskan bahwa para ulama yang telah mengeluarkan fatwa menjijikan ini adalah orang-orang yang tidak memiliki kelayakan berdasarkan ketentuan syariah, karena mereka mengakui batas-batas yang dibuat oleh kaum kafir penjajah, dan bahkan menjadikannya berada di atas batas-batas (ketentuan) Allah, yang justru menyerukan untuk menolong kaum Muslim. “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan.” (TQS. Al-Anfal [8] : 72). Bahkan mereka membiarkan teror entitas Yahudi terhadap warga Palestina. Lebih dari itu, mereka malah berkontribusi dalam pengepungan warga Gaza dengan fatwanya yang menjijikan ini. Sementara pada saat yang sama, Perdana Menteri entitas Yahudi yang tangannya berlumuran darah kaum Muslim dibiarkan memasuki Mesir dan bertemu dengan para penguasanya. Anehnya, para ulama ini tidak mengucapkan sepatah kata pun melihat kenyataan ini.
Ketika ditanya mengenai alasan dikeluarkannya fatwa ini, ia menjawab: Mereka mengklaim bahwa fatwa tersebut adalah untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan syara’ (hukum Islam) yang tidak boleh didiamkam, demikian perkataan mereka. Jadi masalahnya, di mana mereka para ulama, ketika Livni, Menteri Luar Negeri entitas Yahudi mengancam warga Gaza dari dalam Kairo. Bahkan, di mana mereka berada ketika insiden penghinaan terhadap Islam yang terjadi baru-baru ini di bawah kubah Parlemen Mesir!? Ataukah semua ini tidak ada hubungannya dengan Islam!?
Dia menambahkan bahwa berbicara tentang fatwa ulama yang membolehkan pembangunan dinding, maka ini tidak lain hanyalah untuk menjaga realitas yang ada seperti eksistensi perbatasan dan negeri-negeri kecil. Ini adalah bid’ah yang membalikkan kebenaran hukum Islam, yang tidak membedakan di antara kaum Muslim, tidak mengakui demarkasi yang dibuat oleh kaum kafir penjajah, dan tidak mengakui perbatasan perjanjian Sykes Picot yang dipaksakan kepada umat Islam. Sehingga pengakuan ulama terhadap perbatasan ini merupakan pengakuan terhadap pendudukan entitas Yahudi untuk tanah Palestina.
Ia melanjutkan bahwa arti dari perkataan mereka ini adalah bahwa mereka menganggap apa yang terjadi di Palestina dan Jalur Gaza adalah peristiwa terpisah, dan ini adalah masalah internal Israel yang tidak ada hubungannya dengan Islam. Sungguh, tidak akan berkata demikian, kecuali orang yang sudah tidak memiliki hati nurani, lebih-lebih ilmu!
Madhoun menambahkan bahwa masalah yang serius dan berbahaya adalah tindakan para ulama ini, yang dengan sengaja menutupi keterlibatan rezim Mesir dengan entitas Yahudi dalam perang dan pengepungannya terhadap Gaza.
Di akhir pembicaraannya, Madhoun menjelaskan bahwa kaum Muslim akan bangkit hanya dengan para ulama yang ikhlas dan berdedikasi penuh, yang berani menolak fatwa ini dan yang sejenisnya, yang terus menanti hingga suatu hari mereka menjadi bagian dari pasukan kaum Muslim yang berbaris dan bergerak maju untuk membebaskan Palestina dan semua wilayah negeri-negeri Islam yang terjajah.
Sumber: pal-tahrir.info, 2/1/2010.
ayo bongkar smu konspirasi yg dilakukan kaum kafir penjajah dgn penguasa para kaki tanganya salah sa tunya ulama2 komprador\su’
sungguh memprihatinkan ‘ulama’ yg tidak berwawasan politik mereka hanya menjadi alat penguasa, ini tugas berat untuk membuat mereka sadar dan melihat realitas sebenarnya, atau umat akan melihat siapa mereka sebenarnya.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun!!!
telah tergadaikan hati-hati mereka demi kemuliaan di dunia yang semu
seorang ulama warosatul ambiya tentunya tidak akan berfatwa ,dengan tidak menggunakan dalil yang kuat,apalgi hanya sekedar mengikuti hawa nafsunya,naudzubillah….semoga alloh swt akan memberikan kemenangan kepada para ulama yang tetap istiqomah dalam jalan dakwah ini,amin
sungguh sangat aneh ulama mesir yang disana ada tempat unipersitas yang sangat baik pengakuanya dari umat dan suatu simbul gudangnya ilmu dimesir ko ulamanya sangat nyeleneh dan,lucu dan kurang ajar,mereka tidak takut lagi atas m urka Allah!
saya diceritani muridnya ust. abdullah abdun malang yg lulusan alazhar memang begitu… tambah suwe tambah nyleneh. tapi dia bilang dosen dosen biasa yang tidak punya kedudukan masih banyak yang mutamassik biddiin
Syeikh Sayyid ‘Askar Mantan Asisten Sekretaris Jendral Majma’ al-Buhuts Islamiyah dan Dr. Muhammad Abdul Mun’im Al-Birri (Dosen Universitas Al-Azhar dan Mantan Ketua Dewan Ulama Al-Azhar) memberikan fatwa pengharaman pembangunan tembok baja di sepanjang perbatasan Mesir dengan Gaza.(eramuslim.com)
shame on you syaikh !!!
ulama gadungan alat negara !
Orang orang Munafik salah satunya adalah yang menjual agamanya
“Bersegeralah beramal sebelum datang berbagai fitnah laksana potongan2 malam yang gelap,di pagi hari seseorang beriman tapi di sore harinya ia telah kafr,di sore harinya ia beriman tapi di pagi harinya ia telah kafir,mereka menjual agama dengan harta dunia.” (HR.MUSLIM)
mereka tak ubahnya dengan rohib-rohibnya yahudi atau para pendetanya nasrani.