PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR
TENTANG
Perjanjian Kerjasama Pertahanan
(Defence Cooperating Agreement)
Nomor: 114/PU/E/05/07;
Jumat 27 April lalu, pemerintah Indonesia telah menandatangani perundingan kerjasama pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) dengan Singapura. Perjanjian ini memberikan hak latih bagi militer Singapura di wilayah Indonesia yang membentang antara Pulau Natuna Besar dan Kepulauan Anambas. Penandatangan DCA ini dikaitkan dengan penandatanganan perjanjian ekstradisi kedua negara karena penandatanganan dua perjanjian ini dilakukan secara bersamaan. Karena itu, sebagian kalangan menilai, penandatangan kerjasama keamanan dan MTA ini merupakan ‘kompensasi’ yang diminta Singapura dari Indonesia atas kesediaan negara itu menandatangani perjanjian ekstradisi yang memang telah lebih 30 tahun ditunggu-tunggu oleh Indonesia.
Sejumlah hal terkait dengan perjanjian RI-Singapura di atas yang perlu dicermati: Pertama, posisi Singapura yang bertetangga dengan Indonesia. Kedua, Singapura, meski negara kecil, adalah negara industri yang cukup kuat secara politis, karena merupakan ‘kepanjangan tangan’ AS di Asia Tenggara. Ketiga, seringnya Singapura menimbulkan masalah bagi Indonesia; misalnya membiarkan dirinya menjadi tempat pelarian para koruptor Indonesia, kasus ekspor (pengerukan) pasir laut, beberapa pejabat seniornya pernah menuduh Indonesia sebagai sarang teroris, dll.
Dalam hal perjanjian ekstradisi kedua negara, di atas kertas Indonesia mungkin diuntungkan, karena selama ini banyak koruptor Indonesia yang memang melarikan diri dan memarkir hasil korupsinya di Singapura, dan terkesan dilindungi negara itu. Dengan perjanjian ekstradisi ini, Singapura bisa ‘dipaksa’ untuk menyerahkan para koruptor itu untuk diadili di Indonesia. Tapi dalam pelaksanaannya nanti perjanjian ini bisa menjadi ‘percuma’ karena tidak bisa menjamin uang hasil korupsi—yang diperkirakan mencapai puluhan bahkan ratusan triliun (misalnya dalam kasus BLBI)—yang diparkir di Singapura itu kembali ke Indonesia.
Berkenaan dengan perjanjian kerjasama pertahanan (DCA), Hizbut Tahrir Indonesia menilai:
- Secara teroretis maupun praktis jelas Singapura lebih diuntungkan. Sebaliknya, Indonesia lebih banyak dirugikan. Mengapa? Pertama, Singapura adalah negara kecil yang tidak memiliki area untuk latihan militer. Selama bertahun-tahun Singapura menyewa area di sejumlah negara dengan harga yang sangat mahal. Dengan adanya perjanjian dengan Indonesia, Singapura tentu tidak perlu repot-repot lagi menyewa area untuk latihan militernya, karena Indonesia telah menyediakannya secara gratis. Kedua, dalam penggunaan wilayah latihan itu (laut dan udara), Singapura bahkan bisa mengikutsertakan pihak ketiga, meski dengan terlebih dulu meminta izin Indonesia. Masalahnya adalah jika pihak ketiga itu adalah AS yang memang telah lama ingin berperan di wilayah ini. Dengan posisi pemerintah Indonesia terhadap tekanan AS selama ini terbukti sangat lemah bahkan tidak berdaya – sehingga tidak kuasa menolak permintaan itu, maka perjanjian itu praktis akan menjadi alat legitimasi untuk masuknya militer AS ke wilayah Indonesia dengan kedok latihan militer bersama. Memang, melalui perjanjian ini Indonesia dimungkinkan dapat ‘menikmati’ fasilitas militer Singapura. Namun, tentu hal itu tidak sebanding dengan bahaya keterlibatan pihak ketiga seperti AS di wilayah ini karena kehadiran AS di wilayah ini tentu mengancam kedaulatan Indonesia. Sementara itu, ijin pemanfaatan fasilitas militer Singapura oleh Indonesia tentunya juga bukan tanpa batas.
- Telah lama diketahui, bahwa AS memiliki ambisi politik di kawasan Asia Tenggara. Berbagai upaya telah dilakukan AS. Diantaranya, pernah menawarkan diri untuk membangun pangkalan militer di kawasan Thailand Selatan dengan dalih ingin membantu menghancurkan gerakan militan Islam yang makin intens melakukan gerakan di wilayah Pattani yang memang didominasi muslim. Upaya AS untuk menghadirkan armada militer di kawasan itutentu saja merupakan bagian dari grand strategy AS untuk mengontrol kawasan Asia Tenggara yang memang sangat strategis baik secara militer, politik maupun ekonomi. Namun, Malaysia dan Indonesia menolak rencana itu karena kedua negara tegas menentang setiap kehadiran militer asing manapun di Selat Malaka. Karenanya, AS yang telah melakukan kerjasama militer yang kuat dengan Filipina dan Thailand mencoba cara lain. Yakni lewat pemerintah Singapura, melalui perjanjian kerjasama pertahanan yang baru saja ditandatangani itu.AS sendiri sebenarnya telah lama menggunakan Singapura sebagai corong untuk menyuarakan ambisinya. Dengan dalih bahwa Singapura terganggu dengan aksi-aksi bajak laut yang dikatakan punya hubungan dengan gerakan terorisme di kawasan Selat Malaka, AS menekan Indonesia dan Malaysia supaya mengizinkan membangun pangkalan militernya di sana. Singapura sendiri juga telah berulang kali mendesak AS untuk memainkan peran militernya di sana. Sebab, menurut Singapura, Malaysia dan Indonesia tidak cukup memiliki kemampuan militer untuk melindungi terusan yang sering digunakan jalur pelayaran internasional itu. Pemerintah Singapura sebelumnya pernah mendekati Indonesia, agar negara itu mau mengizinkan kehadiran militer AS di Selat Malaka. Dalih Singapura, aktivitas terorisme makin meningkat di perairan kawasan tersebut. (Eramuslim, 11/05/2004).
- Karena itu, Hizbut Tahrir Indonesia sangat mengkhawatirkan, penandatangan kerjasama pertahanan RI-Singapura alih-alih menguntungkan Indonesia, tetapi malah akan semakin menguatkan cengkeraman AS di kawasan Asia Tenggara, dan terhadap Indonesia khususnya. Jika demikian, berarti Indonesia telah membayar terlalu mahal perjanjian ekstradisi dengan Singapura.
- Hizbut Tahrir Indonesia meminta pemerintah Indonesia mengkaji ulang perjanjian ini karena secara nyata bisa digunakan sebagai alat legitimasi untuk masuknya kekuatan militer asing ke wilayah Indonesia dengan dalih latihan militer bersama. Juga menyerukan kepada DPR untuk tidak meratifikasi perjanjian yang justru akan membahayakan negeri Muslim terbesar ini. Jika tidak, mereka harus siap diadili rakyat, dan berhadapan dengan pengadilan Allah kelak di akhirat.
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia
Muhammad Ismail Yusanto
Hp: 0811119796 Email: ismaily@telkom.net
Gedung Anakida Lantai 7
Jl. Prof. Soepomo Nomer 27, Jakarta Selatan 12790
Telp / Fax : (62-21) 8353253 Fax. (62-21) 8353254
Email : info@hizbut-tahrir.or.id
Website : http://www.hizbut-tahrir.or.id
masya allah,
pemerintah indonesia kayaknya sudah bener2 buta.
kayaknya penguasa muslim di negri ini sudah menjadi anjing piaraan amerika yang akan rela membiarkan kaum muslim menjadi bulan2an militer amerika.
masya allah….
Kala aqidah telah terjajah
oleh nafsu lawwamah
Daulah pun dienyah
oleh penguasa yg tamak dunia
Hanya Daulah KHilafah
nan bisa melindungi ummah
Menghamparkan sajadah kemuliaan Islam
memancangkan pilar-pilar syariah nan memberkah
Duhai ummah…
masihkan kita percaya dengan antek2 penjajah?
Apu’ Sang Pujangga-
Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa berusaha memenuhi kebutuhan
saudaranya, maka Allah akan memenuhi
kebutuhannya. Barang siapa yang
menghilangkan kesulitan dari seorang
muslim, maka Allah SWT akan
menghilangkan salah satu dari
kesulitannya dari kesulitan-kesulitan
di hari kiamat (Bukhari-Muslim).
Pada hari Rabu (09/05/07) dini hari
pukul 00.00 – 03.30 saudara kita Toto
Sarmadi menjalani operasi pemotongan
usus di Rumah Sakit Immanuel Kopo
Bandung. Menurut keterangan dokter yang
menangani, terjadi pembengkakan pada
usus yang sudah menahun. Hal ini
mengharuskan pemotongan usus (operasi)
yang mengalami pembangkakan tersebut
yang panjang totalnya sekitar 2 meter
dengan berat sekitar 3 kg.
Toto dikenal sebagai aktivis dan
pejuang khilafah dan syari’ah. Selain
itu, beliau juga aktivis Masjid Unpad
Jatinangor dan saat ini masih aktif
sebagai mahasiswa Unpad di Jurusan
Budidaya Pertanian angkatan 2002.
Karena keterbatasan ekonomi, beliau dan
keluarganya tidak bisa memenuhi secara
cepat beban biaya operasi dan
penanganan pasca operasi. Di sisi lain
pihak Rumah Sakit mendesak untuk segera
melunasi (dengan alasan peraturan R.S)
dan mengancam akan menghentikan supply
obat-obatan kalau tidak segera
dipenuhi.
Bagi anda yang membaca tulisan ini dan
memiliki kelapangan harta sangat kami
harapkan bantuan materialnya disamping
do’a yang dipanjatkan. Adapun biaya
yang dibutuhkan hingga Kamis malam
(10/05/07) Rp.15.300.000. Alhamdulilah
dana yang terkumpul dari berbagai
sumbangan rekan-rekannya hampir
mencapai sekitar dua jutaan hingga
Kamis malam. Tentunya jumlah dana
tersebut masih sangat jauh dari total
dana yang dibutuhkan. Bagi anda yang
ingin menginfakkan sebagian hartanya
untuk meringankan beban saudaranya ini,
anda dapat mengirimkan uang ke:
Rek.BNI cabang Unpad No.23041032 a.n.
Rizal
Untuk konfirmasi via hp no.
081802186244 (Asep Firman)
Atas perhatian saudara-saudara, saya
haturkan Syukron Katsiron Jazakumullah
Khoiron Katsiron.
Mohon doa untuk kesembuhan Beliau.
Indoneia Bangsa Kerdil ! Ya kerdil otaknya, ya kerdil keberaniannya !
Indonesia Bangsa Penakut ! Ya penakut para pejabatnya, ya penakut para tentaranya !
Indonesia Bangsa Murahan ! Ya murah harga dirinya, ya murah wanita-wanitanya !
Indonesia akan menjadi Bangsa yang bangkit dan adidaya bila hanya dan hanya menerapkan syariat Islam dalam sistem Khilafah Islamiyah
Bangsa terjajah seperti Indonesia, dengan pemerintahan boneka AS di dalamnya, tentunya akan selalu memenuhi perintah ‘tuannya’, walaupun yang berkehendak adalah ‘anak buah tuannya’, maka Bangsa ini mesti manut, manut dan manut. MasyaAllaah.
Yaa Allaah,
tolonglah bangsa ini dari segala bentuk penjajahan manusia, merdekakanlah bangsa ini, hingga mereka tenang dalam menjalankan seluruh syari’at-Mu dalam semua aspek kehidupannya.
Yaa Allaah,
nistakanlah para pemimpin bangsa ini kalau ternyata mereka adalah boneka-boneka kafir AS, hinakanlah mereka baik di dunia maupun di akhirat, hingga kehinaan mereka akan disaksikan oleh 200 juta ummat di negeri ini, baik di dunia maupun di akhirat.
Amiin ya Rabbal’alamin.
ALLAAHU AKBAR
Assalamu’alaikum
Satu fakta lagi bhw pemerintah kita hanya kepanjangan tangan para penjajah.
Hanya satu kata : Lawan !
Wassalam
Apakah pernyataan sikap Hizbut-tahrir dikirimkan kepada Presiden,DPR,Dephan.. dll. untuk bahan pertimbangan bagi lembaga tsb.
cape dehh…
Kalo gini cara na mah, Para Inohong kita harus dipressure nyak!
Jangan lupa sebarkan khabar ini kepada tetangga di sekeliling kita supaya sadar dan bereaksi.
Sok lah, tetap optimis dan semangat.
Ini bukti kesekian kalinya pemerintah indonesia
gagal dalam berdiplomasi dimana sering kali
aspirasi rakyat indonesia terabaikan dalam
berbagai perjajian yg dilakukan pemerintah indonesia?
sebelum pemerintah indonesia melakukan diplomasi
ada baiknya berkaca pada diri sendiri dan menengok kebelakang,sudah banyak kasus dan peristiwa yg menandakan kegagalan indonesia dalam berdiplomasi dan tentunya sebagai bangsa yg besar,bangsa ini bisa belajar dari kesalahan2 masa lalu,sebagai contoh kasus sipadan-ligitan
sebagai tanda ketidak becusan pemerintah negara ini
dalam menjaga setiap jengkal teritorial negara ini
ketika sengketa sipadan-ligitan dibawa ke mahkamah internasional,pemerintah indonesia hanya menunggu hasil dari mahkamah internasional tanpa melakukan sesuatu apapun yg berarti sementara pemerintah malaysia sambil menunggu hasil dari mahkamah internasional mereka terus melakukan pembangunan di sipadan-ligitan baik itu infrastruktur,fasilitas,hotel,resort,ataupun yg lainnya?
sehingga penduduk sipadan-ligitan pun lebih memiliki kedekatan sosiologis dan ekonomis terhadap malaysia ketimbang dengan indonesia?sehingga tidak heran jika akhirnya mahkamah internasional memutuskan bahwa sipadan-ligitan merupakan milik malaysia?
bukan itu saja kesalahan pemerintah indonesia dimasa lalu
bahkan yg lebih memiriskan ketika kita mengetahui bahwa kekayaan negara ini yg seharusnya dimiliki dan dimanfaatkan oleh dan untuk negara ini tapi malah dikeruk oleh para kapitalis asing sebagaimana yg terjadi di papua dengan perusahaan freeport nya,blok cepu dengan exxon mobile nya,minahasa dengan newmont nya,dan yg lainnya?
bagaimana mungkin pemerintah bisa menandatangani kontrak pemanfaatan sumber daya alam dengan perusahaan2 tersebut yg hasilnya hanya merugikan pihak indonesia baik dalam hal persentase keuntungan yg hanya dibawah 25 persen dari total keuntungan ataupun yg lainnya yg jika dikalkulasikan
bisa ditarik kesimpulan negara ini mengalami kerugian yg amat telak baik dalam hal ekonomi,politik,ekosistem maupun yg lainnya?
jika mau memperbaiki kesalahan sesungguhnya belum terlambat?perlu diambil beberapa kebijakan yg diantaranya adalah:-nasionalisasi sumber daya alam
-revisi kontrak kerja yg merugikan negara
-dan ekonomi yg berlandaskan syariah
jika hal ini diterapkan insya ALLAH semuanya akan
menjadi lebih baik?
mudah2an bansa ini bisa belajar lebih banyak
dari kesalahan2 masa lalu sehingga bisa menjadikan
pembelajaran untuk kedepannya?
amin
inilah saatnya bagi kita untuk berperang dengan kapitalis, tuggu apalagi…kemenangan sudah di depan mata,tak boleh menunda lagi.
Allah bersama kita
Allah bersama orang-orang yang bertakwa…
Jangan ragulagi untuk bersama gaungkan sistem yang mulia untuk mengatasi segala permasalahan.
umat di bangsa ini sudah menunggu terlalu lama…
Kita tak boleh memanjakan western dan pembebek2 seperti Bangsa kita!
Para penguasa dan pemerintah indonesia sekarang adalah para pengkhianat Islam & kaum Muslimin. Mereka tidak layak kita jadikan pemimpin. Rasullah SAW bersabda: “La tho’atan li makhluqin fi ma’syiatil kholiq” (tidak ada ketaatan kepada makhluq untuk berma’siat kepada Kholiq/Allah SWT). Maka tegakkan segera Khilafah yang akan menerapkan hukum Allah, Al-Quran & Sunnah, yang pasti akan membuat ummat ini menjadi maju dan disegeni sekaligus ditakuti oleh bangsa-bangsa kufur & penjajah.
Allahu Akbar!
Adanya perjanjian dengan singapura merupakan bukti kelemahan pemerintah ind dalam hal diplomasi. Diplomat ind memang jago berbicara ( saja ) tapi tidak jago dalam tawar menawar ( oh maaf saya lupa kalau dplomat ind “karib” AS ).
Hal itu harusnya mendorong kita muslimin semua pada suatu saat nanti ketika siapapun orangnya yang memimpin negeri ini dengan nilai-nilai islam harus disertai dengan diplomat-diplomat handal! Satu lagi, tidak ada yang bisa diharapkan dari SBY-JK, lantas buat apa kita menuruti mereka?
go to hell Singapore!!! rise up khilafah!!!