HTI Press. Halqoh Islam dan Peradaban V DPD I Lampung kembali digelar, acara ini diadakan pada tanggal 3 Januari 2010 di Hotel Graha Gading Bandarlampung. Acara diawali dengan pembacaan kalam Illahi oleh Ust. Dawud Zakaria. Selanjutnya disampai sambutan oleh Ketua DPD I HTI Lampung, Ust. Ir. Dudi Arfian, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa persatuan kaum muslimin dalam bentuk khilafah Islamiyah merupakan modal dasar untuk ketentraman dan kemakmuran di tengah-tengah umat, ketika persatuan ini ditinggalkan maka kasus demi kasus bermunculan, perekonomian hancur, pendidikan rusak, terjadi mafioso peradilan, munculah kasus sebagaimana century gate. Fakta juga menunjukkan bahwa di Indonesia yang notabene negeri kaum muslimin mengalami kenaikan angka bunuh diri, bahkan lebih besar dari jepang. Hal tersebut muncul karena masyarakat putus asa akibat himpitan permasalahan hidup sementara pengusanya sibuk dengan urusannya sendiri.
Kaum muslimin saat ini tidak menjadi khairu ummah (umat terbaik) sebagaimana pada masa lalu misalnya pada saat Khilafah diterapkan, yang merupakan negara adidaya yang disegani oleh kawan dan ditakuti oleh lawannya, tetapi hal ini tinggal sejarah karena kaum muslimin terpecah-belah dan dikuasai adidaya barat. Sesungguhnya kejayaan kaum muslimin akan kembali dengan menjalin kembali ukhuwah Islamiyahlah dalam bentuk Khilafah Islamyah yang dapat mengangkat dan membangkitkan kaum muslimin sehingga kejayaan diraih.
Acara dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh seorang moderator yang energik, Ust. Rijal. Diskusi diawali dengan pekik takbir (Allahu Akbar … Allahu Akbar ….. Allahu Akbar !), diskusi ini mengambil tema “Reposisi Makna Hijrah Rasulullah SAW dalam Rangka Meraih Kebangkitan Umat yang Hakiki“. Hadir pada acara ini sebagai pembicara: Ust. Aep Syarifudin (DPW PKS Propinsi Lampung), Ust. Ir. Amruzi Setiagama (DPW PBB Propinsi Lampung), Ust. Muhammad Ahkam, S.Pd. (Lajnah Fa’aliyah DPD I HTI Lampung) dan Ust. Ir. Dudi Arfian (Ketua DPD I HTI Lampung).
Pembicara pertama, Ust. Aep Syarifudin menyampaikan bahwa Rasulullah hijrah karena Strategi dan terpaksa, dimana para sahabat tidak kuat menerima siksaan orang-orang kafir Qurais. Hijrah rasulullah tidaklah enak, sangat berat dan dalam kondisi sembunyi-sembunyi, makan apa adanya, bahkah Rasulullah survival, intinya hijrah penuh perjuangan. Hijrah juga merupakan strategi, mencari tepat dimana Islam mudah diterima dan tempat itu adalah Yasrib (Madinah).
Pemateri kedua, Ust. Amruzi Setiagama menyampaikan bahwa salute terhadap kekonsistenan dan kegiatan HTI yang yang terus bergulir dari bulan ke bulan. Beliau memaparkan bahwa kondisi masyarakat Quraish sangat berat penentangannya terhadap dakwah Rasulullah, sementara hijrah merupakan cahaya oleh karenanya yang penting bagi kita adalah menjadikan tonggak hijrah sebagai upaya untuk mengembalikan kejayaan kaum mislimin, tentunya dengan persatuan kaum muslimin, yaitu dalam bentuk Khilafah Islamiyah.
Sementara ketua DPD I HTI Lampung (Ust. Ir. Dudi Arfian) menegaskan bahwa hijrah sudah dilakukan sebelumnya, misal ke negeri Habasya, hal ini dilakukan karena kekawatiran akan keselamatan para Sahabat. Selain itu Rasulullah juga mengirim para sahabat ke beberapa tempat, salah satunya mengutus Sahabat ke Yasrib, yaitu Mushab bin Umair. Penduduk Yasrib menerima dakwah Islam dengan baik sampai akhirnya mereka melakukan Baiah Aqabah ke II kepada Rasulullah, dan dari komitmen ini Rasulullah berhijrah. Pada hakekatnya Muhammad saw. sudah menjadi kepala negara saat baiat tersebut sehingga ketika hijrah dan sampai di Yasrib beliau disambut dengan baik.
Ust. Muhammad Ahkam S.Pd. (DPD I HTI Lampung) mengurai makna hijrah, berdasarkan pada makna hijrah bagaimana kita dapat membangkitkan kaum muslimin, keluar dari darul kufur ke darul Islam, keluar dari kemusrikan dan berpindah ke tempat negeri yang menerapkan hukum-hukum Islam. Beliau menegaskan bahwa pada kondisi sekarang adalah bahwa hijrah mengharuskan kita hidup dalam sistem yang menerapkan hukum-hukum Islam, kita harus merasakan dan mencontoh bagaimana Rasulullah dan para Sahabat memperjuangkan perubahan sistem.
Sementara Ust. Aep Syarifudin menambahkan bahwa kondisi sekarang sama dengan kondisi jahiliyah oleh karenanya perlu memperbaiki ketauhidan, keimanan dan akhlak. Ketika Rasulullah hijrah kondisi akhlak dan tauhid kaum muslimin baik, sementara khilafah adalah janji Allah (dalam Hadits) sehingga hal ini adalah kepastian. Begitu juga Ust. Amruzi Setiagama menekankan bahwa hijrah lebih bermakna strategi dakwah Rasulullah, maka dalam kondisi kekinian bagaimana kita dapat menerapkan strategi dakwah Rasulullah sehingga dapat lepas dari berbagai tekanan, khususnya orang-orang kafir. Praktis paling tidak dalam negeri ini harus berazazkan Islam, oleh karena itu mari kita mereposisi hijrah dan melawan kondisi yang rusak dalam gerakan kita! (ajak beliau). Beliau menambahkan bahwa pada kondisi sekarang yang menjadi pemimpin adalah orang-orang yang jauh dari Islam, sementara tokoh Islam tidak dapat tampil dalam sistem demokrasi, tetapi ada jalan untuk dapat memimpin yaitu sebagaimana perjuangan yang dilakukan oleh HTI.
Ust. Ir. Dudi Arfian menambahkan bahwa dakwah yang dilakukan Rasulullah adalah tegas bahkan melawan arus, oleh karenanya dakwah harus diarahkan pada dakwah yang tegas untuk merubah masyarakat, sementara kebangkitan adalah meningkatnya taraf berfikir, dan hal ini bertentangan dengan kondisi kita sekarang dimana kita bertekuk lutut pada negara lain. Hal ini juga di tegaskan oleh Ust. Muhammad Ahkam bahwa bangkitnya seseorang dinilai dari taraf berfikirnya, sementara untuk meraihnya adalah dengan mengikuti metode Rasulullah.
Pemaparan para pembicara di sambut dengan antusias oleh para peserta, hal ini tampak pada keseriusan peserta dan banyaknya peserta yang meminta kesempatan untuk memberikan ulasan atau pertanyaan kepada pembicara. Namun moderator membatasi jumlah peserta yang memberikan tanggapan dan pertanyaan. Pertanyaan yang muncul diantaranya:
1. Apakah di tengah masyarakat perlu ditanamkan pemikirannya atau penerapannya dahulu? (Ummu Alfi)
2. Komentar: Hijrah secara fisik sangatlah berat dan berliku-liku. Kepindahan/hijrah ini diilhami oleh nilai-nilai Tauhid. Menginat perlunya persatuan kaum muslimin maka partai-partai Islam harus bersatu dan memperjuangkan Islam. (Bapak Kholidi)
3. Terima kasih kepada PKS dan HTI yang telah memberikan pengetahuan ke-Islaman. Pertanyaannya mengapa sekarang partai Islam lebih mengedepankan benderanya dan mengapa dulu PKS sering mengusung syariat tetapi sekarang dari seratus kata hanya dua kata untuk syariah. (Bapak Nafarin)
4. Sudah dua kali mengikuti kajian HTI dan makin tertarik. Harapan terhadap HTI untuk dapat memperbaiki pemahaman kaum Ibu sehingga dapat memberikan pengetahuan anak, dan mengharapkan HTI dapat mengumpulkan ormas dan partai Islam untuk dapat bersatu. (Ibu Nur Habibah)
5. Memberikan ulasan tentang reposisi, tujuan dakwah dan misi penciptaan manusia, dimana tujuan dakwah Rasulullah adalah untuk memerangi manusia hingga bersyahadat dan Rasulullah menentang sistem jahiliyah. (Ust. Dawud Zakaria)
6. Kritik terhadap acara, sebaiknya Moderator tegas (hal ini menginat banyaknya penanya yang memaksakan memberikan ulasan yang cukup panjang dan moderator kesulitan memotong pembicaraan (penulis)). Harapan terhadap HTI untuk dapat mengundang majelis-majelis taklim (khususnya ustadz-ustadzahnya) untuk diberikan pemahaman Islam kaffah (tidak sebatas fiqh ibadah yang selama ini di kaji di majelis taklim) dan umat Islam terkotak-kotak akibat siasat musuh kita, oleh karenanya kita harus bersatu, dan berharap HTI yang dapat menyatukan. Jangan jadikan Islam PKS, Islam PBB, atau Islam yang lain tetapi Islam yang satu. Allahu Akbar. (Ibu Fulanah)
Jawaban:
- Dalam mengkaji Islam ada dua hal yaitu, fikratun dan amaliyun, maka fikrohnya dulu baru amaliyahnya, tetapi dua-duanya harus diterapkan. Dalam mengikuti kajian dimana saja tetap dapat dilakukan, baik di PKS maupun HTI. Ibarat menebang pohon untuk ladang, jika semua menebang maka akan cepat tercapai. Intinya persatuan kaum muslimin harus dikedepankan. (Ust. Aep Syarifudin)
- Niat organisasi dakwah sebenarnya bagus, namun kadang kala kalah dengan ekonomi, misalnya pembelian suara. Sementara perpepecahan umat Islam dikarenakan serangan dari lawan, yaitu orang-orang kafir. (Ust. Amruzi Setiagama)
- Masalah yang ada tidak mungkin dapat diselesaikan per bagian kecuali dengan menerapkan syariah secara totalitas. Sehingga yang harus dilakukan tidak sebatas hanya menanamkan tauhid dan akhlak namun harus menghadirkan keyakinan terhadap perjuangan syariah dan mau serta memperjuangkan tegaknya. Walhasil mengkaji tidak berhenti pada tauhid tetapi pada yang lain artinya sampai bagaimana sistem syariah diterapkan dalam kehidupan. (Ust. Muhammad Ahkam, S.Pd.)
Acara berlangsung dengan semarak, antusias peserta sangat menggelora, namun karena keterbatasan waktu maka acara disudahi dan Insya Allah akan dilanjutkan pada HIP ke IV yang akan datang. Sebelum acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ust. Dawud Zakaria, moderator yang super energik memberikan benang merah pada acara HIP ke V bahwa hijrah Rasulullah saw tidak hanya perpindahan tempat namun lebih kepada upaya perubahan sistem dari sistem kufur berpindah kepada sistem Islam dan hal ini harus kita teladani dalam rangka meraih kebangkitan umat yang hakiki, yaitu umat yang satu dan menerapkan hukum-hukum Allah SWT. dalam bentuk penerapan Syariah Islam dalam wadah Khilafah Islamiyah. Allahu Akbar …. ! (M. Warji)