Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, kembali menegaskan, jika Mantan Gubernur BI Boediono dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani telah melakukan kesalahan dalam kasus bailout Bank Century.
Menurut JK, yang ditemui usai bedah buku “Mereka Bicara JK” di Wisma Kalla Senin malam, kesalahan Sri dan Boediono adalah saat memutuskan kondisi perekonomian Indonesia dalam kondisi krisis dan Bank Century sebagai bank berdampak sistemik.
“Itu yang salah. Saya tidak tahu apa alasannya sehingga tiba-tiba keluar keputusan tersebut. Mereka berdua melakukan pertemuan pada malam hari,” kata Kalla, Senin 18 Januari 2010 malam.
Ditambahkan JK, sebelumnya, pada tanggal 20 November 2008, mereka masih melakukan rapat bertiga selama tiga jam.
Dalam rapat yang membahas tentang kondisi perekonomian Indonesia itu disebutkan, kondisi perekonomian Indonesia memang sedang dalam kondisi kritis, tapi tidak berdampak sistemik dan tidak akan memberi dampak yang buruk bagi Indonesia.
“Itu masih saya ingat. Sehingga saya tidak tahu apa alasan sehingga tiba-tiba perekonomian Indonesia berubah drastis hanya dalam rentan waktu yang begitu singkat,” tegas JK, semalam kepada wartawan.
Terkait dengan kondisi bangsa dewasa ini, JK yang menyampaikan sambutan saat acara bedah buku “Mereka Bicara JK”, mengaku sedih dengan kondisi bangsa saat ini. “Tiap hari hanya membicarakan persoalan kasus dan perkara. Saya sesali karena bangsa yang besar ini kok stagnan,” katanya lagi.
Padahal kata JK, persoalan-persoalan tersebut bisa diselesaikan dalam waktu yang tidak begitu lama.
*****
Keterangan yang diungkap Kalla di depan Pansus Hak Angket Century berbeda dengan saksi sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani, mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono, dan pemilik Bank Century, Robert Tantular.
Kalla mengaku tidak pernah menerima laporan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Dia baru dilapori setelah dana talangan dikucurkan pada Bank Century, yang disebut JK sebagai bank gagal karena dirampok pemiliknya.
“Lho, kenapa bikin bail out? Ini perampokan. Tangkap orang itu, jangan kasihani. Perampok kok dibantu,” kata Kalla, mengulangi pernyataannya pada Sri Mulyani dan Boediono, di depan anggota Pansus.
Kalla juga menyatakan tidak mendapat pesan singkat dari Sri Mulyani. “Pesan pendek laporan kepada presiden, bukan kepada saya. Hanya tembusan pada Wapres,” kata Kalla saat memberi keterangan kepada Pansus. (vivanews.com, 19/1/2010)