Port-au-Prince – Militer Amerika Serikat (AS) dituding menyebabkan keterlambatan para dokter memberikan bantuan vital untuk para korban gempa dahsyat di Haiti. Tudingan itu dilontarkan organisasi kemanusiaan terkemuka Prancis, Medicins sans Frontieres (Doctors without Borders).
Kelompok tersebut menuduh AS salah menangani operasi bantuan di Haiti. Dikatakan Francoise Saulnier, kepala departemen legal Medicins sans Frontieres, hari-hari berlalu begitu saja karena bandara utama di Port-au-Prince, ibukota Haiti, terblokir oleh lalulintas pesawat militer. Bandara tersebut kini di bawah kendali militer AS.
“Kita kehilangan tiga hari,” cetus Saulnier pada Reuters Television dalam wawancara seperti dilansir Reuters, Kamis (21/1/2010).
“Dan tiga hari itu telah menimbulkan masalah-masalah besar dengan adanya infeksi, pembusukan, amputasi, padahal kita seharusnya bisa mencegah itu terjadi pada orang-orang ini,” imbuhnya.
Dicetus Saulnier, pemberian bantuan vital untuk korban luka-luka terlambat karena urusan logistik militer yang sebenarnya bisa ditunda. “Logistik militer ini benar-benar telah membuat kemacetan di bandara dan menimbulkan kesalahan manajemen ini,” tegas Saulnier.
Organisasi tersebut mengeluhkan 5 pesawat Prancis yang mengangkut 85 ton obat-obatan dan peralatan bedah telah ditolak mendarat di Port-au-Prince sejak Minggu, 17 Januari malam lalu. Padahal bantuan tersebut sangat dibutuhkan oleh para dokter untuk menolong para korban gempa yang terluka.
Menteri Kerjasama Luar Negeri Prancis Alain Joyandet sebelumnya telah memprotes otoritas AS atas insiden tersebut. (detik.com, 21/1/2010)
Laknatullah, tidak henti-hentinya mereka membuat kerusakan di muka bumi ini.
Apa motif AS atas kejadian tsb, semoga laknat Allah SWT menimpa mereka apabila dgn sengaja menghalangi/menghambat bantuan kemanusiaan di Haiti.
Apa maksudnya? korban yg di haiti lebih butuh logistik dan obat2an dr pada militer