SEBAGAI bagian dari masyarakat, perempuan sudah saatnya menentukan arah politik di tanah airnya sendiri. Kaum itu jangan hanya selalu mengikuti arah kebijakan pemerintah tanpa ada sikap kritis dalam mengawal aturan yang ada. Menyikapinya, tentu dengan gerakan yang lebih sistematis dan strategis. Saat berbicara dalam diskusi Muslimah Penegak Syariah di Baruga Sangiaseri Makassar kemarin, ketua Gerakan Muslimah Indonesia, Hj IrenaHandono, perempuan tak harus berpartai politik, tapi wajib menentukan sistem politik. Selain Irena, pembicara lain di diskusi itu adalah Pengurus DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Ismah Cholil.
Irena juga mengkritik model politik perempuan atau gender yang kerap digaungkan oleh banyak politisi perempuan. “Saya orang nonpolitik, tapi selalu melakukan gerakan poltik untuk perubahan pemikiran kaum muslimah di Indonesia. Sebab, bagi saya yang terpenting adalah bentuk perjuangan kita,” ujarnya.
Pendapat Irena juga ditanggapi serupa oleh aktivis DPP HTI, Ismah Cholil. Bagi Ismah, langkah strategis politik perempuan, bukan dengan adanya pembagian quota gender di seluruh struktur legislatif, eksekutif dan yudikatif. “Pemegang kekuasaan kita hari ini tidak punya komitmen politik untuk pencerdasan dan pencerahan. Hadirnya tokoh-tokoh muslim dalam struktur kekuasaan, juga tidak membawa perubahan, semisal Hamzah Haz yang dulu yang jadi wapres, Gus Dur jadi presiden, tapi tak ada yang signifikan berubah di Indonesia,” pendapat Ismah.
Bagi muslimah, imbuhnya, buat kekuatan semacam people power, dengan mengintensifkan dakwa dan gerakan kultural, yang menanamkan nilai syariat Islam. Tanpa harus berparpol, perempuan juga bisa berpikir politis serta strategis. (hapsa marala)
pengertian politik di kalangan ummat perlu diluruskan
jika parpol sesuai dengan manhaj Rasulullah SAW why not???karena perjuangan untuk mencerdaskan perempuan akan “politik Islam” immposible jika bersifat individul.
dalam islam pun, memberi pengertian antara pria dan wanita. pria dan wanita sama-sama ciptaan ALLAH.hanya yang membedakannya ketakwaan padaNYA. pria memang punya kelebihan yang tidak di punyai wanita.maka dalam pemberian “jobs” masing-masing pun berbeda.dan kiprah wanita masa kinipun bukan dilihat dari dominasi dalam pemerintahan legislatif, yudikatif, dan eksekutif. karena berpikir politik itu bisa kok dilakukan semua orang. termasuk wanita. maka, wahai para wanita jangan merasa terkungkung dengaan masalah begituan. tapi ubahlah paradigma- mu sesuai koridor islam kelak kan kau temukan jawabannya.oke…allahuakbar.
sebagai partai politik, Hizb tidak hanya mendidik laki-laki saja, akan tetapi perempuan sebagai bagian masyrkt.tapi sayang, perempuan sekarang cenderung hanya menganggap politik ketika memegang jabatan @legislatif ato eksekutif. akhirnya dengan bangga unjuk kebolehan menjadi perempuan yang katanya “terberdayakan”. bangga ketika jadi menteri pemberdayaan perempuan,jadi utusan WHO,bangga jadi kaki tangan asing untuk mempropagandakan kebebasan perempuan,bahkan bangga melepaskan syariat islam.Naudzu billah.tapi…, tidak pernah bangga menjadi penyeru di jalan Islam, tidak pernah bangga menjadi muslimah yang berjuang dan berpolitk Islam.apakah kebanggan itu karena gak ada visualisasinya? ataukah karena kita enggan karena gak ada iming-iming materi?Bersihkan semua dari tendensi semu.satukan langkah. lakukan amar ma’ruf nahi mungkar. perangi ide-ide pemberdayaan perempuan yang hendak menohok Islam. balasannya adalah syurga.kita satuka langkah.
jelas aja, kan parpol sekarang itu cuma butuh rakyat (baik laki2 atau perempuan) untuk pemilu 5 tahun sekali. Dan setelah itu tidak butuh lagi. Jadi tidak ada proses pembinaan untuk pencerdasan kepada rakyat.
adalah sah saja bagi wanita berpolitik selama dia tidak melupakan atau melalaikan tugas utamanya yaitu sebagai Ummu dan Rabbatul Bait. dans aya kira justru disanalah tugas utuma politik perempuan sebab ketika dia menjadi Ummu dia mendidik anaknya untuk menjadi orang yang Arif dan Faqih dalam berbagai bidang sehingga menjadi seorang Ulama. sebagai Rabbatul Bait dimana seorang perempuan membuat kondisi yang kondusif bagi keluarganya untuk mendidik mental/kejiwaan dan pemikiran anak-anaknya.
perempuan yang politikus…. dambaan masyarakat!
perempuan berpolitik asal sesuai syariah,,ane setuju,,,!!!
women in politic….HARUS!
bagian dari kewajiban syara’ menyeru perempuan untuk berkiprah dalam perpolitikan dengan paradigma ideologi islam.
Saudaraku, toto…
Mungkin akan lebih bijak jika antum katakan bahwa “sebagian besar parpol tdk menjadikan ‘pencerdasan’ sebagai salah satu manhaj perjuangannya.”
Karena tidak semua parpol pemerintahan saat ini yang mengabaikan itu….
Afwan….
salah satu penyebab terpuruknya umat ini, karena mereka buta politik islam, sehingga umat selalu dipolitiki. oleh karena itu umat harus tau politik yang tentunya adalah politik islam yakni yang selalu peka memperhatikan kemaslahatan umat. Allahu Akbar 3x
Perempuan berpolitik…….. ane setuju.
kapan perempuan akan cerdas jika tidak terjun dalam kiprah perpolitikan .Namun semuanya harus sesuai dengan syara’