Lebih dari 500 orang menghadiri Hari Mualaf Tahunan Belanda ke-3 yang diadakan di Mesjid Omar Al Farouk yang besar di kota Utreceht pada hari Minggu malam. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan OntdekIslam dan Platform Nasional Belanda untuk Muslim Baru (LPNM).
Waleed Duisters, ketua LPNM kepada Kantor Berota – Kuwait News Agency (Kuna) mengatakan bahwa angka yang dikeluarkan pada tahun 2007 menunjukkan ada 12.000 mualaf Belanda yang memeluk agama Islam, tetapi ia menambahkan bahwa “mungkin ada banyak lagi.” Dia menjelaskan bahwa sangat sulit untuk memberikan angka yang pasti dari pemeluk agama Islam di Belanda karena di negerinya tidak ada pendaftaran penduduk berdasarkan agama.
“Kami punya banyak orang yang baru memeluk agama Islam sehingga tujuan konferensi ini adalah mencoba membantu mereka untuk menemukan jalan baik dalam masyarakat Muslim maupun dalam masyarakat Belanda,” kata Dusiters yang dirinya masuk Islam sepuluh tahun lalu.
Dia mencatat bahwa kadang-kadang para mualaf itu menghadapi berbagai masalah karena keluarganya takut akan hal itu dan juga masyarakat Muslim tidak tahu bagaimana menangani orang-orang yang baru menjadi mualaf.”Dalam masyarakat Belanda ada banyak orang yang skeptis tentang Islam dan kadang-kadang kita punya beberapa kasus dimana mualaf menghadapi masalah besar dengan keluarga mereka. Kami ingin membantu mereka untuk menjalani hidup ini tanpa masalah,” kata Duisters.
Pertemuan besar dari para mualaf Belanda dan umat Islam dari Turki, dari dunia Arab dan dari Suriname ini mendengarkan ceramah yang dibawakan oleh pembicara internasional terkenal seperti Hussein Ye dari Malaysia dan Pierre Vogel dari Jerman bersama dengan pembicara orang-orang muda Belanda seperti Ali al Khattab dan Elsa van de Loo yang merupakan perwakilan pemuda Belanda untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Tujuh orang Belanda termasuk tiga wanita masuk Islam selama konferensi berlangsung pada hari Minggu.
Duisters berkata: “Islam memperkaya hidupku. Sekarang aku punya kehidupan stabil . Aku tahu apa yang harus aku ajarkan kepada anak-anakku untuk menjadi Muslim yang baik tetapi juga sebagai warga negara Belanda yang baik.
“Dia mencatat bahwa jumlah umat Islam di Eropa meningkat. Lebih banyak lagi orang-orang yang masuk Islam karena banyak mendengar tentang Islam sehingga mereka ingin tahu tentang Islam dan mulai membaca Quran dan Hadis.
Tapi ia juga menyalahkan kaum Muslim karena tidak melakukan hal yang cukup untuk menjelaskan Islam. “Kaum Muslim di Belanda punya banyak kesempatan untuk memberikan gambaran yang baik tetapi seringnya mereka gagal,” keluhnya.
Marck Reuvers, yang bertanggung jawab atas konferensi pers sementara dirinya sendiri adalah seorang jurnalis, mengatakan kepada Kuna bahwa “ini adalah hari yang sangat istimewa. Inilah hari yang disebut Hari Mualaf di Belanda.” “Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menunjukkan bahwa orang Belanda yang menjadi mualaf juga merupakan bagian dari umat yang lebih besar,” kata Reuvers yang masuk Islam pada tahun 2007. “Aku sedang mencari sesuatu yang membuat hidupku lebih bermakna. Setelah menjadi seorang Muslim aku memiliki tujuan dalam hidup. Aku merasa sangat bahagia dan nyaman,” katanya.
Abdel Krim masuk Islam tahun 2008. Dia sedang mempersiapkan diri untuk menjadi pekerja sosial.”Aku butuh Tuhan dalam hidupku. Aku suka cerita tentang Ibrahim, Musa, Yesus tapi aku tidak menyukai gambar-gambar dalam Gereja dengan Tuhan yang berkulit putih,” katanya.
“Tapi aku terlalu mencintai Yesus dan aku terlalu mencintai Musa dan aku menemukan mereka dalam Islam. Peraturannya jauh lebih murni. Tidak ada rasisme dalam Islam,” kata pemuda muslim Belanda berjenggot itu kepada Kuna.
Dia mengatakan seorang harus melakukan banyak penjelasan kepada masyaralat Belanda setelah ia masuk Islam. “Anda berhenti minum minuman beralkohol, Anda berhenti merokok, Anda berhenti mempergunjingkan orang-orang. Jadi orang-orang di sekitarnya bertanya-tanya mengapa Anda tidak minum-minum, mengapa Anda memiliki jenggot”, katanya.
Van der Putten Malleen juga seorang jurnalis yang bekerja untuk sebuah siaran radio Islam Belanda mengkaitkan sebuah cerita yang aneh ketika dia menjadi mualaf. Dia masuk Islam enam tahun lalu, katanya kepada Kuna. Van der Putten mengatakan “suatu hari ia mengatakan beberapa perkataan buruk kepada seorang Muslim. Kemudian dia berkata pada dirinya sendiri mengapa aku berkata hal-hal buruk itu tentang Islam sementara aku tidak tahu apa-apa tentang Islam.” Dia pergi ke sebuah toko dan membeli beberapa buku Islam dan membaca dan membaca dan kemudian secara bertahap akhirnya dia menjadi seorang muslimah.
Dia mengatakan bahwa umat Islam seharusnya berbicara kepada orang-orang, berbicara kepada tetangganya untuk menjelaskan Islam dan harus ada lebih banyak interaksi.
Elsa van de Loo, perwakilan pemuda Belanda pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan kepada Kuna bahwa dia masuk Islam satu setengah tahun yang lalu. Ayahnya berasal dari Belanda dan ibunya dari Republik Dominika. “Aku dibesarkan sebagai seorang Katolik percaya tetapi aku tidak mempraktekkan agamaku,” katanya. Pemudi mualaf Belanda itu mengatakan bahwa ia mulai membaca Quran dalam bahasa Belanda.
“Pada awalnya sulit bagi saya untuk memahaminya dan aku tidak kenal banyak orang Islam yang akan menjelaskan Islam kepada saya. Kemudian pada suatu hari aku bertemu dengan seorang gadis Muslim dari Maroko yang mulai menjelaskan Al-Quran dan Islam,” katanya.
“Ada banyak hal yang saya sedang cari jawabannya dan saya menemukan jawaban itu dalam Islam.
Aku merasa sangat baik .. Islam memberiku kedamaian. Di masa lalu aku merasa gelisah Aku tidak tahu Apa yang aku lakukan dalam hidup. Kemana aku pergi. Sekarang aku punya jawabannya, “katanya kepada Kuna. (rz/khilafah.com)