Dakwah Untuk menegakkan Khilafah semakin menguat di Asia Tengah. Semakin keras Pemerintah Otoriter menekan Hizbut Tahir semakin banyak rakyat yang bergabung dengan Hizbut Tahrir.
Baru-baru ini Al Jazeera International (English) menyiarkan video tentang pertumbuhan Hizbut Tahrir di Asia tengah. Film pendek yang berjudul “Mitos Ekstrimisme Agama di Asia Tengah” diputar Aljazeera sejak hari Rabu 20 Januari hingga minggu berikutnya. Film itu menyorot tentang perkembangan Islam politik, khususnya Hizbut Tahrir, di negara-negara Asia Tengah. Sebagaimana disebut dalam laporan ICG (Juni, 2003), Hizbut Tahrir adalah gerakan Islam yang tidak menggunakan kekerasan yang tumbuh dengan cepat di Asia Tengah. Hal ini tentu saja memunculkan ketakutan bagi para rezim diktator yang saat ini berkuasa di Asia Tengah karena Hizbut Tahrir bercita-cita untuk mendirikan Khilafah Islam. Karena tujuan itulah banyak para anggotanya diperlakukan dengan tangan besi, suatu tindakan yang dianggap kontra produktif karena malah menambah simpati rakyat sehingga semakin banyak orang yang bergabung dengan Hizbut Tahrir.
Ditambah dengah tidak menentunya situasi di Afghanistan dengan semakin sengitnya perlawanan dari Taliban kepada pasukan pendudukan, banyak pengamat yang mengkhawatirkan Barat tidak akan mampu memenangkan perang di Afghanistan, dan bahkan pengaruh Taliban mungkin akan meluas ke negara-negara tetangganya seperti Uzbekistan, Tajikistan dan Kyrgiztan. Namun, pandangan lain menyebutkan bahwa sebenarnya masalah muncul dari pemerintahan otoriter di Asia Tengah yang menekan lawan-lawan politik dan kelompok-kelompok keagamaan, bukan dari Afghanistan.
Tajikistan
Pemerintah Tajikistan memberikan sedikit sekali ruang baik bagi kelompok Islam maupun kelompok oposisi. Partai Kebangkitan Islam Tajikistan (Tajikistan Islamic Renaissaince Party) adalah satu-satunya partai Islam yang diakui di Asia Tengah. Muhadin Kabiri, pemimpin partai itu mengatakan bahwa Barat hanya melihat dua kelompok oposisi, dan tidak melihat kelompok ketiga yakni kaum Islam moderat. Kelompok radikal yang muncul dikawasan ini adalah karena kebijakan otoriter yang salah. Dia mengatakan, “Sulit menjadi sebuah partai politik yang bisa melawan pemikiran radikal maupun rezim otoriter. Partai kami ditekan dari dua arah. Masyarakat menjadi semakin radikal.”
Pada awalnya pun posisi pemerintah terhadap Hizb digambarkan agak ramah. Namun, sejak awal 2000, setelah jelas bahwa Hizb berkembang dengan cepat di wilayah Utara, sikap pemerintah menjadi lebih keras. Kemudian Pemerintah mendirikan komisi ahli untuk menginvestigasi sifat dasar organisasi-organisasi dan partai-partai beserta tuntutan-tuntutannya, yang disimpulkan bahwa semuanya berbahaya bagi negara.
Pemerintah memperlakukan dengan keras seseorang yang dituduh teroris dan pemerintah tidak peduli dengan penegakkan hukum. Presiden Tajikistan saat ini, Emomali Rakhmanov, menggambarkan dirinya sebagai seorang pemenang dalam ‘perang melawan teroris’. Situasi hukum sangat tidak menentu dan tidak berpihak kepada seseorang yang mendapat ruduhan itu. Jarang sekali ada pengacara yang berani membela seseorang yang telah dikenakan tuduhan teroris. Contohnya, seorang pengacara di Tajikistan tidak pernah sekalipun bertemu dengan kliennya yang menghadapi dakwaan selama 20 tahun penjara.
Kyrgiztan
Kyrgyztan, negara tetangganya, dikenal sebagai pusat Islam politik di Asia Tengah. Dalam suatu Shalat Jumat di wilayah itu bisa menarik 5000 hingga 6000 jemaah yang banyak datang dari Uzbekistan.
Dilyor Jumabaev, pemimpin Hizbut Tahrir di Kyrgyztan, menolak organisasinya dikatakan sebagai organisasi teroris. Karena tidak ada suatu buktipun yang menunjukkan keterlibatan HT dalam kekerasan. Dia malah mengatakan “tiap kali ada tindakan keras pemerintah, semakin banyak orang yang menjadi anggota HT”. Lebih lanjut dia mengatakan, “banyak kaum muda yang tertarik, mereka duduk bersama kami dan kami ajarkan sirah Nabi dan ajaran Nabi Muhammad SAW, dan mereka tertarik dengan cara damai kami.”
Para anggota HT yang sudah pernah dipenjara, malah menjadikan mereka orang-orang dengan keyakinan lebih kuat. Hal ini dikatakan Jumabaev sambil tersenyum, “Ada sepasukan besar orang yang baru keluar dari penjara, setelah dipenjara mereka tidak takut akan apapun.”
Namun di sisi lain, para ahli mengkhawatirkan bahwa dengan memenjarakan ribuan orang-orang muslim yang tidak puas itu, menjadi suatu yang kontra produktif karena penjara pada saat ini menjadi benih persemaian Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir mendapat simpati yang luas di penjara karena kepedulian sosialnya yang tinggi untuk menolong sesama muslim. Penjara malah dijadikan ladang dakwah baru. ICG mengutip pernyataan salah seorang anggota yang ditahan ” Kami menolong siapa yang dipenjara, baik kita sendiri (anggota) dan para tahanan lain. Kami beri uang sebulan sekali; sekali atau dua kali kita juga berikan hadiah. Contohnya, pada Iedul-Kurban yang lalu kami memberikan plov (makanan tradisional terdiri dari nasi dan daging kambing muda) ke semua orang di sel; kami buat 35 kilogram. Dan Hari raya Kurban ini kita juga bagi-bagi kue – tiap sel dapat satu kue. Dan bagi diri kami sendiri (anggota) kami kirimkan bingkisan sekali atau dua kali sebulan.”.
Jumabaev sendiri pernah dipenjara selama 4 tahun, dan dia mengatakan ada banyak sekali anggota HT yang dipenjara namun mereka adalah orang-orang yang sangat produktif. Para anggota mengaku bahwa mereka telah cukup berhasil di dalam penjara dengan mengajak orang masuk Islam.
Jumabaev sangat yakin bahwa sebentar lagi Khilafah akan segera berdiri. Ketika ditanya apakah dia akan menggunakan senjata untuk mendirikannya, dia langsung menggelengkan kepala.
Di Kyrzgiztan, Lembaga Urusan Agama sangat ketat mengkontrol praktek keagamaan. Mereka mengangkat dan memberhentikan para imam mesjid , mengkontrol mesjid, juga pendidikan keagamaan.
Kaneybek Mamalatiev, seorang staf ahli pada lembaga itu, mengatakan bahwa ada proses radikalisasi yang sedang berjalan di Asia Tengah. Dia menyatakan keheranannya akan demikian pesatnya pertumbuhan Islam di negaranya dan menyamakannya dengan radikalisasi. “Pada awalnya hanya ada 39 mesjid di sini, tapi sekarang ada 1600 mesjid.”
Ketika ditanya mengenai penyebab hal itu apakah dikarenakan tidak adanya demokrasi, dia membantahnya dengan mengatakan bahwa negaranya memiliki gaya demokrasi sendiri dan yang penting adalah penghargaan atas HAM. “Orang lain bisa saja memiliki demokrasi yang dipahaminya sendiri,” ujarnya. Dia menambahkan, “Di Kyrzgyztan, pengadilan telah memutuskan bahwa Hizbut Tahrir adalah sebuah organisasi kaum ekstrimis dan kami melarangnya.”
Dia menuduh Hizbut Tahrir memiliki senjata, granat tangan. “Buat apa senjata itu kalau mereka tidak ada maksud buruk?” ujarnya ketus. Namun, ketika ditanya oleh Michael Andersen apakah anggota HT tertangkap tangan menggunakan senjata? Dengan tergagap dia menjawab “…memang tidak, tetapi senjata-senjata itu ditemukan pada para pendukung mereka.”
Tahun 2008, 32 orang dijatuhi hukuman penjara selama 17 hingga 20 tahun karena menjadi anggota HT dan karena protes mereka akibat larangan pemerintah yang melarang dirayakannya suatu hari keagamaan penting.
Para hakim yang mendakwa mereka dengan liciknya senantiasa mencari celah kesalahan bagi mereka, sehingga mendakwanya dengan tiga lapis tuduhan. Dimana dtiap lapis tuduhan, mereka dikenakan dakwaan yang berbeda.
“Bagi kami, kata-kata seorang hakim adalah suatu hukum.”
Sadikhan Makhmudov, seorang pengacara dari 32 orang terdakwa itu menceritakan awal kejadian. Dia mengatakan bahwa sekelompok anak muda mulai melempari batu, sehingga memecahkan kaca jendela, dan dua mobil hancur. Tapi itu jauh dari apa yang dikatakan sebagai teroris. Menurutnya teroris adalah seorang yang melawan seseorang atau sesuatu dimana ada penggunaan senjata. “Bahkan kebanyakan mereka, yakni lebih dari sepuluh orang, tidak ada di TKP ketika kerusuhan itu berlangsung, dan tidak ada bukti tindakan kriminal apapun. Saya menjadi pengacara dari seorang ayah dan anaknya yang pada saat itu sedang bekerja di ladang. Mereka hanyalah petani yang miskin. Dan ada saksi yang melihat itu semua. Jadi, tindakan teroris macam apakah yang hendak dilakukan para petani?”, ujarnya. “Hal ini sama sekali tidak masuk akal. Pemerintah Cuma ingin menunjukkan kepada rakyatnya, jika kamu melakukan protes atau mengkritik pemerintah, tindakan itulah yang akan dilakukan. Di sini sama sekali tidak ada demokrasi. Kami ingin tahu, apa yang akan dilakukan masyarakat internasional untuk menolong kami.”
Dengan semakin memburuknya situasi di Afghanistan, ada kekhawatiran yang mendalam bahwa Taliban akan kembali berkuasa di sana sehingga akan menimbulkan instabilitas di Asia Tengah.
Uzbekistan
Penahanan terhadap orang yang dituduh sebagai teroris tak pandang bulu. Seorang dari keluarga miskin dicap sebagai “teroris” oleh pemerintah Uzbekistan. Dia memiliki seorang anak yang berusia 7 tahun yang tinggal di selatan Tajikistan, yang berbatasan langsung dengan Afghanistan, dan Uzbekistan.
Menurut adiknya, pada tahun 2003 seorang kakaknya yang bernama Sherali itu pergi belajar ke Iran di sebuah universitas Islam untuk menjadi mullah. Setelahnya, kakaknya yang pintar itu pergi ke Pakistan. Dia pergi hanya untuk menuntut ilmu, tidak ada motif lainnya. “Kami hanyalah petani yang miskin”, katanya lirih.
Sherali kemudian tidak lagi menelepon keluarganya seperti yang biasa dia lakukan tiap bulannya. Dan keluarganyapun tidak pernah mendengar tentangnya selama tiga tahun. Sehingga akhirnya ada surat darinya bahwa dia dipenjara yang ada di perbatasan Uzbekistan. Menurut polisi, dia dilatih oleh Al-Qaida untuk membom pangkalan militer Jerman di Uzbekistan.
Tapi PBB mengatakan bahwa penyiksaan di Uzbekistan dilakukan dengan sistimatis, sehingga setiap tahun ratusan orang terpaksa mengakui kesalahan atas sesuatu yang mereka tidak pernah lakukan. Tapi seringkali pemerintah di Uzbekistan, memakai kelompok-kelompok keagamaan, khususnya HT, untuk digunakan sebagai alasan bagi kegagalan mereka sendiri dalam melaksanakan reformasi politik dan ekonomi dengan cara terus menekan aktivitas keagamaan.
Menurut keluarganya, Sherali tidak pernah berbicara soal senjata atau mendirikan negara Islam, atau menjatuhkan presiden. “Kami sama sekali tidak pernah mendengar hal semacam itu. Kenapa mereka menahannya? Berapa lama ia akan ada di penjara?” Mereka kemudian menceritakan bahwa mereka bersama serombongan orang dari desanya dengan naik bus dengan ongkos $200 untuk menjenguk Sherali di penjara.
“Di penjara, ada banyak sekali tentara yang menguping percakapan kami. Sherali mengatakan, ayah jangan berbicara mengenai hal itu.”
Sebenarnya adik Sherali itu telah tahu bahwa kakaknya dipenjara selama 19 tahun, namun ia enggan memberitahukan ayah mereka. “Kalau Tuhan mengizinkan, dia akan pulang dan kami akan berkumpul kembali.” Merekapun tidak mempunyai pengacara untuk membelanya karena ketiadaan biaya sebagai karena mereka hanya petani miskin yang bahkan kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan.
Belum juga jelas hal yang sebenarnya mengenai Sherali, apakah dia memang ikut Al-Qaeda atau hanyalah seorang muslim yang taat yang dipaksa untuk mengakui kesalahannya.
Hukuman penjara 17 hingga 20 tahun!
Para ahli independen juga setuju bahwa masalahnya cuma kerusuhan kecil yang dilakukan oleh sekelompok penduduk setempat, namun tetap saja hakim menjatuhkan mereka hukuman 17-20 tahun penjara.
Seorang Ahli Analisa Tajikistan, Parwiz Mulljanov, yang diwawancarai mengenai kemungkinan berkuasanya kembali Taliban pada saat Amerika keluar dari negara itu mengatakan akan terjadi kebangkitan gerakan-gerakan Islam dan instabilitas di wilayah negara-negara Asia Tengah jika itu terjadi. Menurutnya, ini karena Taliban selalu berusaha merangsek ke wilayah lain terutama wilayah yang berbatasan dengan negeri itu seperti Tajikistan dan Uzbekistan. Taliban akan mendapatkan sekutu dari wilayah-wilayah setempat penindasan yang telah lama di negara-negara Asia Tengah itu telah menjadikan masyarakat di sana seperti berada di tepi jurang, dan ketidakpuasan itulah ancaman yang sesungguhnya.
“Kami memiliki lingkaran yang ada di dalam negeri, yakni lingkaran Islam. Mereka menjadi lebih kuat karena adanya kegagalan strategi sosial dan ekonomi untuk mereformasi pemerintahan setempat. “
Pada tanggal 24 November 2009, Menteri Dalam Negeri Kyrgiztan Kadyrbek Sarbaev dan Badan-badan intelejen dari Asia Tengah, Rusia dan China bertemu untuk membicarakan ancaman itu. Tapi tidak ada satupun dari negara-negara yang hadir itu yang mengakui adanya penindasan di dalam negeri mereka yang memunculkan ketidak puasan itu.
Tapi Andrew Tesoriere, seorang pembicara dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) dalam forum itu, mengatakan bahwa good governance dan penghargaan terhadap HAM bisa mengurangi atau menurunkan ancaman terorisme.
“Ada keterkaitan antara kegagalan dalam pemerintahan, dan apa yang dirasakan masyarakat sehingga hal itu diungkapkan dalam tindakan-tindakan yang lebih radikal dan lebih keras. Karenanya penghormatan atas HAM, meskipun seseorang dituduh sebagai teroris, harus dilakukan. Itulah pelajaran berharga yang kita dapatkan dari pusat-pusat penahanan di Guantanamo, Bagram atau dimanapun. Dijaminnya HAM pada saat penahanan maupun persidangan harus dilakukan, kalau ini diabaikan anda akan melipat gandakan masalah.
Namun, Menlu Kyrgiztan memiliki pandangan sangat berbeda atas hal ini. Menurutnya ekstrimisme bukan berasal dari masalah dalam negeri, melainkan dari faktor-faktor luar negeri.
Kerasnya tindakan pemerintah terhadap ‘ekstrimisme’ ditunjukkan oleh jumlah tahanan di penjara. Uzbekistan memiliki sekitar 10.000 tahanan politik dan agama, dimana ICG menyebutkan 4000 orang dari mereka merupakan anggota HT. Sementara Kyrgiztan dan Tajiskistan memiliki banyak kelompok yang disebut sebagai kelompok ekstrimis. Tahun 2002 sipir penjara di negeri itu memukuli dan memperkosa tahanan kaum muslimah untuk memaksa kaum muslim yang soleh agar meninggalkan keimanannya dan meminta maaf, sebagai bagian konsekuensi dari proses pengampunan. Aktivis-aktivis lokal dan bekas tahanan bersaksi bahwa pejabat penjara secara rutin menuntut para tahanan untuk mengingkari keyakinan agama mereka atau pertalian dengan kelompoknya untuk mendapat kebebasan, atau hanya untuk menghindari penganiayaan fisik. Tahun 2002 banyak sekali narapidana yang mati karena kedaan-keadaan yang mencurigakan, tapi pihak berwenang tidak memeriksa sebab-sebab kematian mereka.
Menurut Parwiz Mulljanov para rezim penguasa itu menjauhkan diri dari kenyataan. “Mereka tidak mengerti Islam, mereka takut akan Islam. Contohnya, mayoritas para penasehat presiden itu mengajarkan sejarah materialisme atau Marxisme. Mereka tidak mampu mendefinisikan ektrimisme, dalam banyak kasus mereka menindas tiap orang.
Orang- orang Uzbekistan yang hidup di pengasingan seperti di Brussel, Belgia melakukan demonstrasi dan memperingatkan bahwa ada penindasan politik di Asia Tengah yang dilakukan oleh rezim yang anti demokrasi saat ini malah mengakibatkan radikalisasi pada sebagian besar penduduk. Demonstrasi yang mereka lakukan itu bersamaan waktunya dengan dihapuskannya sanksi Uni Eropa yang dikenakan atas Uzbekistan setelah terjadinya pembantaian massal di Andijan. Saat itu tentara Uzbek membunuh 1000 orang demonstran yang melakukan protes damai yang dituduh oleh pemerintah sebagai teroris Islam yang ingin menjatuhkan pemerintah.
Pihak Oposisi
20 tahun lalu ketika Uzbekistan memperoleh kemerdekaanya, Muhammad Solikh, yang saat ini menjadi pemimpin kelompok oposisi, merupakan seorang mantan pesaing berat dalam pilpres dengan Ketua Partai Komunis Presiden Islam Karimov. Tapi kemudian Karimov segera mendapat kekuasaan.
Menurut Muhammad, Karimov menjalankan pemerintahannya dengan cara menakut-nakuti masyarakat dengan gambaran yang menakutkan atas fundamentalisme Islam, suatu gambaran yang pada saat ini memang menjadi kenyataan. Dia menciptakan gambaran dengan tujuan menakut-nakuti Barat, sehingga dia mendapat dukungan dari Barat. Sementara Barat sendiri membutuhkan Karimov sebagai sekutu untuk melawan Rusia dan China. “Pada saat ini bukan hanya kelompok-kelompok agama dan oposisi sekuler yang ikut menjadi radikal melainkan juga para pengusaha, guru dan pekerja” katanya. Ia juga menambahkan, “Saat ini situasi di Uzbekistan sangat eksplosif.”
Terlibat dalam pihak oposisi di Uzbekistan sama artinya dengan masalah hidup atau mati. “Dua orang saudara saya juga dihukum lima belas tahun penjara, hanya karena mereka adalah saudara saya. Kebanyakan dari tahanan itu adalah kaum Muslim, yang ditahan karena agamanya. Mereka sama sekali bukanlah teroris.
Pihak oposisi Uzbek merasa dikhianati oleh Barat, termasuk pemerintahan Obama. Pada saat ini Partai Demokrat (Obama) lebih menuruti kemauan para diktator dari apa yang dilakukan oleh Bush. Terlebih lagi saat ini Uni Eropa telah mencabut sanksi atas Uzbekistan. Karena itu hal ini hanya akan meningkatkan penindasan di Uzbekistan. Sepertinya Barat membiarkan rezim Karimov untuk menebar ketakutan kepada rakyatnya sehingga dia bisa berkuasa begitu lama.
Mantan Dubes Inggris di Uzbekistan periode 2002-2004, Craig Murray, mengatakan bahwa Barat terlalu dekat dengan rezim Karimov. Murray mengatakan Barat puas bekerja sama dengan Karimov. Karena pandangan-pandangannya yang kritis itu, Murray kemudian dipecat sebagai Dubes di Uzbekistan oleh pemerintahan Tony Blair karena seringkali mengkritik kebijakan Barat di Asia Tengah.
Lebih lanjut dia mengatakan,”Tidak ada bukti sama sekali bahwa Barat serius mengenai HAM dan demokrasi atau mempengaruhi politik luar negeri mereka. “
“Saya kira yang sangat menarik perhatian adalah perang di Afghanistan. Kita sedang menciptakan bom waktu ketidakpuasan di Asia Tengah. Lebih lanjut dia mengatakan, “Benih ketidak puasan yang meluas di Asia Tengah merupakan bom waktu, dan karena Barat menyokong pemerintahan diktator di wilayah ini, ketidakpuasan itu menyulut protes anti-Barat.”
Mengenai Michael Andersen, pembuat film tersebut Michael Andersen adalah seorang ahli ilmu politik sekaligus wartawan yang banyak meluangkan waktunya di Asia Tengah. Televisi Aljazeera (English) menyiarkan filmnya yang berjudul “Mitos Ekstrimisme Agama di Asia Tengah.” Ketika ditanya mengenai alasan dibuatnya film ini dia mengatakan bahwa dari pengamatannya, para diktator di Asia Tengah menggunakan ‘ancaman’ dari apa yang dinamakan ‘ekstrimisme’ untuk menindas siapapun yang menentang mereka. Hanya dengan memberikan cap ‘ekstrimis’ atau ‘teroris’. Menurutnya, pada awalnya ekstrimisme bukanlah sebuah ancaman, namun berkat tindakan yang dilakukan orang-orang seperti Karimov, ekstrimisme memang sudah menjadi ancaman. Menurutnya, Islam yang ada di Asia Tengah adalah Islam moderat. Tapi kemudian Karimov dan yang lainnya memakai gambaran ekstrimisme Islam untuk menakut-nakuti penduduk setempat agar mereka patuh padanya: dia mengatakan ‘hanya aku yang bisa melindungimu dari teroris Islam yang berbahaya, jadi atas nama stabilitas, ‘demokrasi harus menunggu.” Dia ingat percakapannya dengan Dilyor Jumabaev, pemimpin Hizbut Tahrir di Kyrgyztan, yang menolak dikatakan organisasinya dikatakan sebagai organisasi teroris. Dia mengatakan di penjara, ada banyak sekali anggota HT yang ditahan, dan ‘sepasukan’ orang baru keluar dari penjara. “Setelah mereka keluar dari penjara, mereka tidak takut apapun.” Dengan nada yakin dia mengatakan kepada saya, “ Kami segera akan memiliki negara Islam, negara Khilafah.” Tapi ketika saya menanyakan apakah organisasinya akan menggunakan kekeresan untuk mencapainya, dia menatapku dengan pandangan tajam dan berkata,” Tidak, hanya dengan kekuatan Quran.” |
Subhanallah, wal hamdulillah, wa laa ila ha illallah wallahu akbar 3x. nashrullah pasti segera datang
takbir….!
Allahu AKbar
Soon or later…keep our spirit..
Insyallah segera, allahu akbar
allahumma a’izzal islam wal muslimin bilkhilafah islamiyyah.amin
kediktaoran akan segera sirna digantikan dengan tegaknya Khilafah yang akan mewarnai dunia. Allahu Akbar
Allohu akbar … ya Alloh tolonglah kaum muslim seluruh dunia yg peduli de Islam untuk menegakkan syariah dan khilafah amin …. …
Subhannallah..
Itulah bukti atas janji Allah, segala daya upaya perjuangan yang sekarang sedang kita lakukan adalah pebgorbanan yang tidak akan sia-sia, Nashrullah pasti akan datang.
Yakinlah wahai saudara-saudari ku Kaum muslim sekalian, Islam pasti akan segera tegak kembali, peradaban Islam pasti akan kembali berjaya,yang pastinya akan berada dalam naungan Daulah Khilafah yang mengikuti Manhaj kenabian Rasulullah SAW
ALLAHUAKBAR…!!!!
semangatlah WAHAI PARA PEJUANG SYARIAH WA KHILAFAH