Persatuan Dunia Islam

Oleh: Amar Khan
Ketika seseorang berpikir tentang dunia Islam, dalam pikirannya akan tergambar bayangan tentang kemiskinan, korupsi dan peperangan. Banyak konotasi negatif tentang keadaan Dunia Islam yang terus menempati ruang-ruang berita dan surat kabar. Media global cenderung mengabaikan prestasi Dunia Islam dan kontribusi yang dibuatnya untuk kemanusiaan. Dunia Islam memiliki sejarah yang kaya atas pembangunan dan penemuan-penemuan, dimana hasilnya kita rasakan hari ini.

Selama dekade terakhir, seruan bagi persatuan dunia Islam yakni Khilafah telah memperoleh momentum dan momentum ini terus tumbuh. Kemungkinan akan adanya persatuan dunia Islam yang diperintah oleh seorang penguasa (Khalifah) adalah sesuatu hal yang dapat dicapai umat Islam karena hal ini sudah dicapai di masa lalu dan bahkan para sejarawan barat memberi kesaksian atas fakta ini. Negeri-negeri Muslim saat ini memiliki:

  • Jumlah penduduk terbesar di dunia, yakni 1,6 miliar
  • Jumlah tentara terbesar di dunia
  • Kontrol atas setengah minyak dunia dan banyak sumber daya alam lainnya
  • Kontrol selat-selat laut kunci yang strategis (dimana sepertiga minyak dunia melalui Selat Hormuz yang terletak diantara Iran dan UEA) dan wilayah udara
  • Memiliki daratan terbesar
  • Memiliki senjata nuklir

Pada zaman keemasan umat dapat dilihat banyaknya perkembangan teknologi. Teknologi telah digunakan umat Islam sementara Eropa pada waktu bahkan tidak bisa memimpikan hal itu. Sebagai contoh, beberapa teknologi yang kita anggap biasa pada hari ini sebenarnya tidak akan pernah ada jika konsep-konsep matematika seperti aljabar tidak berkembang selama masa keemasan Islam. Komputer yang kita digunakan saat ini tidak akan mungkin ada jika konsep-konsep matematika seperti algoritma tidak ada. Banyak sarjana seperti Donald Routledge Hill mengungkapkan pandangan bahwa Islam adalah kekuatan pendorong di belakang prestasi Muslim sementara Robert Briffault bahkan melihat sains Islam sebagai landasan ilmu pengetahuan modern.
Oliver Joseph Lodge menulis dalam Pioneers of Science (Para Pelopor Ilmu Pengetahuan): “Satu-satunya penghubung efektif antara sains lama dan baru adalah sains yang diberikan oleh orang-orang Arab (Muslim). Masa kegelapan (the dark ages) datang seperti suatu kesenjangan dalam sejarah ilmu pengetahuan Eropa, dan selama lebih dari seribu tahun disana tidak ada seorang ilmuwan pun yang tercatat kecuali yang ada di Arab “

Melalui penerapan Islam, Ummat terikat oleh sistim Islam, sehingga memungkinkan kaum Muslim dan Non-Muslim untuk hidup damai dan aman. Ummat Muslim harus kembali kepada posisinya semula, yakni kepemimpinan dan kehormatan karena ini adalah satu-satunya posisi yang akan menyelamatkan Ummat Muslim dari krisis yang sekarang sedang kita hadapi.

Jika Khilafah ada pada hari ini, negara itu akan merangkul teknologi, mengembangkan perekonomian yang mendistribusikan kekayaan secara efisien dan menetapkan hukum dan ketertiban. Kunci untuk sebuah negara yang sukses adalah memiliki pemerintah yang benar-benar mengurusi warganya, karena hal ini akan memungkinkan umat untuk membuat kemajuan karena kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Islam menjadikan sebagai kewajiban kepada penguasa untuk memenuhi hak-hak warga negara dan hal ni adalah alasan mengapa Khilafah telah berhasil di masa lalu. Khilafah akan memanfaatkan sumber daya sehingga kebutuhan warganya terpenuhi. Sedangkan hari ini, umat dengan cadangan besar sumber daya mineral berada dalam kemiskinan. Tidak ada orang atau perusahaan akan yang memiliki monopoli atas kebutuhan dasar yang penting untuk Khilafah seperti sumber air dan sumur-sumur minyak karena Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:

Orang-orang berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput yang hijau dan api (energi).”

Tanah Muslim tidak memiliki kekurangan sumber daya energi, namun sebagian besar wilayah muslim menderita penumpukkan beban dan infrastruktur yang rusak. Sebagian besar dunia Islam menghadapi krisis energi. Akar masalah krisis energi dalam dunia Islam adalah upaya oleh banyak pemerintahan dalam melakukan privatisasi sumber daya tersebut. Privatisasi telah mengakibatkan peningkatan harga komoditas dasar itu sehingga menjadikan kaum buruh tetap dalam kemiskinan. Khilafah membawa asset itu bersama-sama dan mengembangkan infrastruktur yang diperlukan sehingga warga Khilafah dapat memperoleh manfaat darinya. Cadangan minyak yang besar (56% dari cadangan minyak dunia ada di Timur Tengah, Sumber: EIA) yang ada di Timur Tengah akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dasar dari warga negara Khilafah karena komoditas energi akan ditransfer kepada semua bagian negara Khilafah. Kebijakan energi ini adalah salah satu contoh dari apa yang dapat dilakukan Khilafah untuk dikembangkan

Sejumlah negara-negara muslim seperti Pakistan, Indonesia dan Turki telah mengembangkan aspek-aspek industri mereka yang telah memungkinkan mereka untuk membuat kemajuan teknologi, khususnya dalam industri militer mereka.

Pakistan telah berhasil dalam mengembangkan perangkat keras pertahanan seperti rudal jelajah yang mampu membawa hulu ledak nuklir, pesawat terbang dan yang terkenal adalah tank Al – Khalid (peringkat 7 tank). Jika pasukan Muslim bersatu di bawah satu pemimpin, pasukan ini akan menjadi tentara terbesar di dunia dengan kekuatan lebih dari 3 juta personel.

Tanah Muslim memiliki banyak kelebihan dan keuntungan. Salah satu keuntungan utamanya adalah bahwa dunia Islam yang telah bersatu itu memiliki kontrol atas wilayah udara internasional dan selat laut yang strategis. Pada masa Sultan Muhammad Al Fatih, kaum muslim memiliki kontrol atas selat Bosphorus dan kapal-kapal dari negara-negara lain hanya bisa melewati Bosphorus jika negara Islam memberikan izin. Dengan cara yang sama Khilafah akan memiliki kontrol terhadap selat strategis yang merupakan kunci seperti Selat Bosphorus dan Selat Hormuz dan kontrol atas wilayah udara yang terbang di atas tanah yang dikuasainya; maka Khilafah akan menentukan bangsa mana yang dapat melalui selat-selatnya dan pesawat terbang di atas wilayah udara nya. Akibatnya negara-negara seperti Amerika akan merasa sulit memulai serangan terhadap Dunia Islam karena Khilafah akan akan membatasi kemampuan manuver Amerika.

Jika Amerika tidak diperbolehkan melewati Selat Hormuz dan menggunakan wilayah udara Turki, Pakistan, Arab Saudi dan negara-negara Teluk, akan sangat sulit bagi Amerika untuk menyerang Irak dan Afghanistan. Jet-jet tempur tidak bisa terbang non-stop dari Amerika ke Irak atau Afghanistan, maka Amerika akan membutuhkan pangkalan-pangkalan udara setempat dan pesawat-pesawat pengangkut untuk operasi militernya.

Khilafah akan menghadapi banyak tantangan pada kemunculannya dan hal ini tidak bisa diremehkan. Karena hal tersebut, penguasaan atas perkembangan teknologi dan memperbaiki situasi Dunia Islam saat ini akan memakan waktu, namun isu penting adalah bahwa persatuan dunia Islam memiliki potensi untuk menjadi kekuatan super. Dalam kondisi saat ini dunia Islam telah mencapai tonggak sejarah dan jika kepemimpinan Islam yang tulus itu muncul, kepemimpinan ini akan membimbing Dunia Islam kepada puncak tertinggi yang baru dan Khilafah akan menjadi cahaya mercu suar bagi seluruh umat manusia, Insya Allah.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah mengumpulkan bumi untukku sehingga aku melihat bagian Timur dan bagian Barat, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang dikumpulkan untukku dari keduanya.” [Sahih Muslim]

2 comments

  1. rizaleljundi

    bersatu dalam naungan Khilafah

  2. Apa daya jika pemimpin2 negara ini bukan mereka yang mencintai Allah dan Rasulullah, dan lebih mencintai dunia dan angan2nya..masalah dana insya Allah para mukmin akan ikhlas, namun belum ada pemimpin yang amanah dalam mengelolanya..khilafah sebenarnya semudah yang diperkirakan karena Allah melindungi orang2 yang membela Agama-Nya(suatu ketika cobalah DPR diisi mereka2 yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya)..amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*