HTI-Press. Sebagaimana diberitakan oleh BBC online (22/2) pemerintah Afghanistan mengecam serangan udara NATO di Uruzgan yang menewaskan sedikitnya 27 penduduk sipil. Serangan udara itu menurut NATO diperlukan untuk menyerang iring-iringan yang diduga para pemberontak yang tengah bersiap melakukan serangan.Namun kemudian mereka menemukan “sejumlah penduduk tewas dan mengalami luka-luka”, termasuk anak-anak dan wanita.
Serangan di propinsi Uruzgan tersebut bukan merupakan bagian dari serangan besar-besaran yang dipimpin oleh NATO di propinsi tetangga, Helmand.Serangan udara yang menewaskan penduduk sipil di masa lalu merupakan tindakan yang menimbulkan kebencian penduduk atas kehadiran pasukan asing di Afghanistan, dan merupakan hal yang memalukan pasukan NATO.
Laporan awal menyebut bahwa korban yang meninggal adalah 33 orang, namun pernyataan berikutnya menyebut angkanya turun menjadi 27 orang, termasuk empat wanita dan seorang anak-anak.
Pekan lalu, 12 orang warga sipil tewas dalam Operasi Moshtarak saat roket-roket NATO menghantam sebuah rumah.Sekitar 15.000 tentara NATO dan Afghanistan terlibat dalam Operasi Moshtarak yang sudah memasuki pekan kedua. Operasi ini adalah yang terbesar sejak penggulingan Taliban tahun 2001.
Sikap pemerintah Afghanistan yang pura-pura mengecam ini sangat memuakkan. Pasalnya, sudah berkali-kali pembunuhan terhadap rakyat sipil Afghanistan terjadi. Namun berkali-kali pula pemerintah Afghanistan mengecam. Pemerintah boneka ini seharusnya bertindak nyata dengan mengusir dan memerangi pasukan NATO pimpinan Amerika di Afghanistan yang telah menjajah negeri Islam Afghanistan. Sebaba kehadiran pasukan Amerika dan sekutunyalah yang menjadi pangkal pembunuhan terhadap rakyat sipil. Sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh pemerintahan boneka yang dibentuk oleh Barat. (FW)
Pemerintah boneka Afghanistan sungguh malang nasibmu…! hidup di dalam kemunafikan..! kau mau tau tempat mu dilam neraka adalah didasar kerak jurang neraka !!! Kami umat islam berlindung padamu ya Allaah az.wjll dari yg demikian itu.