Perwakilan DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumut, Kamis (4/3) mengunjungi Harian Global. Dalam pembicaraan dengan Redpel Harian Global, Nasib Ts dan Isvan Wahyudi, Humas Hizbut Tahrir, Azwir Ibnu Aziz menyatakan penolakan terhadap kedatangan kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama ke Indonesia.
Dia menyatakan, Obama bukan sekadar bernostalgia atau kunjungan formalitas kepresidenan belaka, namun membawa agenda pengokohan hegemoni kapitalisme di bumi Indonesia. ”Orientasinya keuntungan modal semata, bukan perbaikan kondisi masyarakat apalagi tujuan kehidupan yang berkah,” ucapnya, seraya mengingatkan umat hampir semua SDA di negara-negara subur dikuasai oleh asing.
Dia menilai, kunjungan Presiden AS Obama ke Indonesia juga untuk mengokohkan kepentingan politik dan ekonomi AS di negeri ini. Presiden Amerika ingin memastikan bahwa Indonesia tetap dalam orbit pengaruhnya. Obama ingin memastikan jika secara politik, Indonesia tetap menganut sistem dan ideologi sekuler, dan secara ekonomi tetap menjadi pasar produknya dan perusahaan-perusahaan AS tetap leluasa beroperasi di Indonesia.
Disebutkannya pula, Obama adalah presiden dari sebuah negara yang saat ini jelas-jelas tengah menjajah negeri-negeri Muslim, seperti Irak dan Afghanistan. Hingga sekarang penyerangan tetap dilakukan di wilayah perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Bukan hanya secara fisik tapi juga secara sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Dalam pertemuan yang kental suasana kekeluargaan itu, Redpel Nasib TS menyebutkan Harian Global bangga menerima kehadiran rombongan Hizbut Tahrir, apalagi menjadi yang pertama dalam agenda audiensi.
”Antara Harian Global dengan Hizbut Tahrir pada dasarnya merupakan satu pikiran. Sebagai media dengan motto membangun paradigma baru, kita menjalankan fungsi pembentuk opini publik, tujuannya mencerahkan masyarakat secara global,” sebut Nasib TS.
Harian Global memberikan apresiasi yang besar dan membuka diri kepada siapa saja yang membawa misi mencerdaskan umat.
”Harian Global tidak mengotak-kotakkan sesuatu itu berdasarkan agama, ras, karena sebagai media umum, fungsi sosial kontrol harus berjalan, memberi pelayanan kepada masyarakat. Harian Global adalah sebuah lembaga milik sosial yang menampung, memberi ruang, aspirasi, dan memberikan pencerahan,” sebut Nasib TS menutup pembicaraan. (harian-global.com, 5/3/2010)