Tangan-tangan presiden Amerika termasuk Bush dan Obama berlumuran darah umat Islam, tidak layak umat Islam menyambutnya. Namun sayang NKRI adalah negara yang rapuh karena untuk eksistensinya harus bergantung dan berpihak kepada penjajah. Hal itu terjadi lantaran pemerintah, TNI, dan badan intelijennya mengadopsi ideologi kapitalisme yang ditawarkan penjajah Amerika.
Bahkan lebih parah dari itu, demi menjaga kepentingan Amerika, apa pun dilakukan pemerintah termasuk melabrak konstitusi yang berlaku di NKRI termasuk melanggar UU yang mengatur pengamanan tamu negara.
Presiden SBY telah melanggar UU Protokoler No. 7 Tahun 1997 setidaknya itu dibuktikan pada 2007 saat kedatangan presiden Amerika George W Bush untuk memperkuat cengkramannya di Indonesia dan pada 2006 saat Menteri Luar Negeri Amerika Condoleeza Rice mengunjungi Indonesia untuk merampok minyak Blok Cepu.
“Ring 1 untuk pengamanan presiden yang seharusnya dipegang oleh kita malah diserahkan ke pihak tamu Amerika,” ujar Pengamat Intelijen Herman Ibrahim dalam talkshow Media Umat, Selasa (9/3) malam di panggung utama Islamic Book Fair Istora Senayan Jakarta. Pelanggaran UU tersebut berpotensi dilanggar lagi saat kedatangan Obama nanti.
Lebih lanjut Herman menyatakan bahwa itu merupakan bukti pemerintah Indonesia tidak mempunyai wibawa dihadapan Amerika. “Kita sangat malu punya pemimpin yang penakut seperti itu, seharusnya tidak perlu takut melihat kelengkapan persenjataan yang dimiliki Amerika karena sehebat apapun mereka masih bisa dikalahkan oleh pasukan Taliban,” ujarnya dalam talkshow yang bertemakan Kontroversi Kedatangan Obama. (mediaumat.com, 10/3/2010)
Seharusnya para pemimpin negeri kita ini mempunyai keberanian dan pendirian dalam menghadapi amerika