Jakarta – Persamaan nasib politik dalam negeri mempertemukan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Baik Obama dan SBY tengah memperoleh krisis politik domestik.
Bagi Obama, kekalahan Partai Demokrat di pemilihan senator Massachusetts dan poling kepercayaan yang terus menurun menjadi catatan penting. Sementara SBY baru saja kalah dari oposisi saat angket Century dimenangkan kubu koalisi.
“Jadi keduanya sedang butuh panggung di luar negeri. Ada masalah domestik. Demokrat kalah di Massachusetts oleh seorang bekas model telanjang yang kebetulan menjadi pengacara,” kata Budiarto Shambazy dalam diskusi ‘Hubungan Bilateral Indonesia-Amerika’ di Gedung LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (11/3/2010).
Selain itu, Obama tengah menanti UU Jaminan Kesehatan disetujui. UU itu menjadi penentu penting popularitas Obama karena memperoleh perlawanan kuat dari kubu Republikan dan kaum konservativ.
“Negara-negara besar yang belum mempunyai jaminan kesehatan ya Amerika. Kalau bisa menggolkan, Obama akan dicatat dengan tinta emas. Kalau disetujui, Obama hebat,” tegasnya.
Keduanya pun dinilai tengah mencari perhatian luar negeri untuk pencitraan dalam negeri. Seperti dilontarkan pembicara lain, Ikrar Nusa Bakti, Obama ingin menunjukan sebagai presiden yang bisa diterima dinegara berpenduduk muslim sekalipun.
“Bagian politik pencitraan 2 presiden. Obama ingin menunjukan bisa diterima dinegara manapun, SBY juga,” ucap Ikra Nusa Bakti dalam kesempatan sama. (detik.com, 11/3/2010)