Para pendukung Khilafah, pada tanggal 3/3/2010 memperingati runtuhnya Khilafah dengan menyeru agar menegakkan kembali Khilafah; serta mengingatkan masyarakat tentang keharusan dan kewajiban beraktivitas untuk menegakkannya. Sebab, Khilafah merupakan masalah utama, yang karena tidak adanya telah mendatangkan berbagai bencana.
Dan selesainya acara tersebut, pemerintah Erdogan melakukan serangan penangkapan, kemudian menangkap beberapa dari mereka.
Pemerintah Erdogan menangkap juru bicara Hizbut Tahrir di Turki, Yilmaz Celik karena dianggap memprovokasi masyarakat untuk melawan sistem sekuler di Turki, dan menyerukan penegakan Khilafah untuk menggantinya.
Dan disusul dengan serangan penangkapan terhadap para penulis di majalah “Koklu Degisim”, yakni perubahan radikal, dengan alasan bahwa majalah ini mempromosikan pemikiran Hizbut Tahrir, yang menyerukan agar menegakkan Khilafah.
Di antara para penulis yang ditangkap adalah seorang Muslimah, Chidam Olbasan, seorang ibu rumah tangga yang memiliki seorang anak berumur tiga tahun, dan sedang hamil empat bulan.
Dalam hal ini, otoritas keamanan pemerintah Erdogan tidak menghormati sama sekali kehormatan wanita Muslimah tersebut, dan juga bayi yang sedang dikandungnya, serta anaknya yang masih kecil, dimana otoritas tetap menyeret dan menangkapnya.
Di sisi lain, pada tanggal 3/3/2010 juga, ada sekitar seratus perempuan anti-Khilafah yang memperingati runtuhnya Khilafah. Setelah berjalan sepanjang jalan Ataturk, mereka berhenti di depan rumah Ataturk untuk berpesta merayakan hari ulang tahun ke-86 runtuhnya Khilafah.
Koordinator acara mereka berkata: “Sesungguhnya, mereka datang untuk menyampaikan terima kasih kepada Ataturk, karena ia telah berhasil menghancurkan Khilafah.”
Mereka datang dengan memakai pakaian syar’iy seperti jilbab dan penutup kepala (kerudung), kemudian mereka mulai merobek-robeknya di depan mata para aparat keamanan yang sedang berdiri untuk menjaga para pengunjuk rasa yang telah mendapatkan izin dari pihak berwenang; dan merekapun mulai menari-nari sambil merobek-robek pakaian kehormatan dan kesucian dalam keadaan mabuk.
Penanggung jawab acara mereka berkata: “Mereka melakukan semua ini adalah dalam rangka untuk melindungi Republik Turki.”
Sementara media-media Turki mempublikasikan gambar-gambar jorok dan cabul ini. Namun, aparat keamanan pemerintah Erdogan tidak melakukan tindakan apa pun, dan tidak menangkap satu pun seorang perempuan dari mereka. Dan para perempuan itu pun kembali dengan gembira di bawah pengawalan aparat keamanan yang begitu hormat dengan mereka. (kantor berita HT, 11/3/2010)
begitu tunduknya pemerintahan erdogen kepada sekuler, sehingga biang maksiat pun di biarkan….sementara aksi damai yang santun ditangkapi