Surat kabar Asy-Syarq Al-Ausath pada tanggal 7/3/2010 memberitakan bahwa pemerintah Somalia sedang menyiapkan serangan besar untuk mendapatkan kembali kendali atas ibukota Mogadishu.
Ketika surat kabar tersebut bertanya kepada Jenderal Muhammad Jilly Kahia, Panglima Militer Somalia yang baru, tentang beberapa pesawat pengintai ukuran kecil yang sedang terbang tinggi di malam hari, maka dengan bangga Jenderal ini menjawab: “Mereka adalah orang Amerika. Mereka sedang membantu kami.”
Jenderal itu menambahkan: “Baru-baru ini, ia telah melakukan pertukaran rencana terkait operasi militer di masa depan dengan para penasihat Amerika.”
Surat kabar tersebut mengatakan bahwa seorang pejabat senior di pemerintah Somalia yang menolak disebutkan namanya mengatakan dalam sebuah wawancara melalui telepon: “Kami telah menyelesaikan semua persiapan yang diperlukan; dan kami telah melaporkan semuanya lepada sekutu kami, Amerika, negara-negara Barat, dan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika (AMISOM). Serangan akan segera terjadi, mungkin sebelum akhir bulan ini.”
Sungguh mereka yang sebelumnya disebut dengan pejuang Islam, seperti Syeikh Syarif Ahmad, telah jatuh terperosok ke dalam rawa-rawa penuh kotoran hingga tidak dapat keluar darinya, sebab mereka bersekutu dengan orang-orang kafir penjajah, dan mendukungnya. Mereka berpikir bahwa kaum kafir penjajah dapat menyelamatkan negerinya dari keadaan kacau yang menyelimutinya. Bahkan untuk itu, mereka mengeluarkan fatwa dari sebagian orang yang disebut dengan para ulama dan ilmuwan di zaman modern ini.
Padahal semua tahu bahwa realitas politik mengatakan, “Sesungguhnya siapapun yang meminta bantuan kepada musuhnya untuk mewujudkan tujuannya, maka tindakannya ini adalah bunuh diri politik”. (kantor berita HT, 11/3/2010)