Makassar,HTI Press. Ratusan Ulama, Asatidz dan Muballigh berkumpul di Forum Ulama ” Majelis al Buhuts al Islamiyah” yang di koordinir DPD I HTI Sulsel, Sabtu, 13 Maret 2010 di gedung Pondok Pesantren Addaraen. Topik bahasan yang diangkat dalam forum tersebut adalah ” Hukum Islam Menerima Penguasa Negara Penjajah”. Ini terkait dengan rencana kedatangan presiden AS Barack Obama ke Indonesia dalam waktu dekat. Pro dan kontra menjadi topik pembahasan yang hangat terkait penyambutannya. Sebagian pihak mengharap banyak kedatangan pemimpin AS ke Indonesia akan memberi imbas positif pada bangsa ini, dan selayaknya disambut dengan penuh kehormatan. Tapi sebagian kalangan justru berpandangan lain. Bahwa seperti biasa, kedatangan Obama tentu penuh motif. Bukan sekedar bernostalgia di beberapa tempat Obama kecil di Indonesia, tapi jauh dari itu ada motif lain. Diantaranya dalam rangka semakin meneguhkan kepentingan AS di negera ini. Oleh karena itu, Ulama, Asatidz, dan Muballigh sebagai bagian dari komponen ummat juga dianggap perlu untuk mengeluarkan pandangannya. Terungkap dalam forum ini sebagaimana yang dipaparkan oleh Ust. Ihsan Abdul Jalil (DPP HTI) dengan jelas, setelah memaparkan analisa secara politik dan juga dari sisi hukum syara’ para peserta sepakat, berteguh keyakinan untuk menolak kedatangan Obama ke Indonesia. Dalam sesi tanggapan, salah seorang peserta yakni Ust. Abd.Wahab berharap agar bentuk penolakan ini bukan cuma datang dari Hizbut Tahrir saja, beliau berharap agar para ulama lain juga memposisikan diri mereka sabagai layaknya seorang ulama yakni “pewaris para Nabi” sehingga beliau juga menyayangkan sikap sebagian ulama yang justru bersikap menyambut baik kedatangan Obama kelak.
Sebagai hasil dari Forum Ulama ini, akhirnya dituangkan ke dalam Pernyataan Sikap Ulama atas kedatangan presiden AS Barack Obama. Pernyataan sikap ulama tersebut kemudian secara simbolis di tandatangani oleh sepuluh perwakilan ulama yang hadir sebagai bentuk dukungan secara simbolik, sementara keseluruhan peserta lainnya juga menandatangani pernyataan sikap tersebut dalam form kertas yang lain. Salah satu ulama sekaligus tokoh masyarakat yang tampil kedepan membubuhkan tandatangannya adalah Drs. Abdul Kadir Parewe. Beliau adalah mantan Ketua DPRD Kab. Maros beberapa periode dan waktu itu atas nama partai Syarikat Islam. Meskipun sudah “sepuh”, dan dikabarkan sempat menjalani opname karena kondisi kesehatan yang kurang sehat, beliau menyengajakan diri untuk hadir demi menyukseskan kegiatan ini. “Alhamdulillah, begitu saya mendapat undangan ke acara ini, Allah memberi kesehatan kepada saya” ungkapnya kepada delegasi HTI Sulsel yang bersilaturrahim kerumah beliau bebarapa waktu sebelum kegiatan.
Di tempat yang sama, diselenggarakan konferensi Perss terkait sosialisasi hasil forum ulama “Majelis al Buhuts al Islamiyah” ini serta terkait rencana aksi Hizbut Tahrir bersama ummat menolak kedatangan penguasa Negara penjajah ke Indonesia. Konferensi perss ini dihadiri banyak kalangan media baik lokal maupun nasional dan beberapa perwakilan kantor berita luar negeri. [Aulia Yahya; Lajnah I’lamiyah DPD I HTI Sulsel)
allahu akbar,,,,
.
tolak obama