Sesungguhnya kesepakatan keamanan yang disahkan antara Kuwait dengan Amerika Serikat secara syar’i adalah haram. Karena kesepakatan itu mengandung kewajiban memperluas hegemoni kaum kafir terhadap kaum Muslim dan negeri mereka. Allah Swt berfirman :
Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (TQS. an-Nisâ’ [4]: 141)
Kesepakatan itu juga mengandung makna, kaum Mukmin mengambil orang-orang kafir sebagai wali. Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. (TQS. Al-Mâ’idah [5]: 57)
Juga mengandung bantuan kepada orang-orang kafir atas peperangan mereka terhadap kaum Muslim. Allah Swt berfirman:
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (TQS. al-Mâ’idah [5]: 2)
Ayat ini melarang kaum Muslim memberi bantuan dalam perbuatan dosa. Lalu bagaimana dengan bantuan kepada kaum kafir untuk mencaplok negeri kaum Muslim dan memerangi kaum Muslim. Atas dasar hal ini, yang wajib dilakukan secara syar’i adalah aktivitas untuk menghapus kesepakatan tersebut dan menghentikan eksistensi militer Amerika dan asing di negeri (Kuwait) dan memupus seluruh fasilitas kemiliteran untuk Amerika dan asing. Rasulullah saw bersabda:
«إِنَّ مِنْ أُمَّتِي قَوْمًا يُعْطَوْنَ مِثْلَ أُجُورِ أَوَّلِهِمْ يُنْكِرُونَ الْمُنْكَرَ»
Sesungguhnya di antara umatku terdapat satu kaum yang mereka diberi pahala seperti pahala generasi awal mereka, mereka mengingkari kemungkaran (HR. Ahmad)
Penghapusan kesepakatan merupakan aktivitas politis, dan aktivitas-aktivitas politis dilakukan atas dasar pemahaman terhadap konstelasi internasional dan fakta berbagai hubungan internasional dan dampaknya terhadap kondisi regional serta pengaruhnya terhadap suatu negara yang ingin melaksanakan aktivitas politis. Aktivitas politis akan membuahkan hasil jika secara sempurna mampu memanfaatkan kondisi internasional, regional, dan lokal dengan benar.
Hal itu tidak akan terwujud kecuali dengan pemahaman yang benar akan konstelasi internasional, hubungan negara adidaya dengan negara-negara yang berpengaruh terhadap konstelasi internasional, kuat dan lemahnya pengaruh negara-negara berpengaruh itu atas politik negara adidaya, dan pengaruh hal itu terhadap kondisi regional dan lokal. Wajib tergambar dengan jelas di dalam benak setiap muslim, bahwa konstelasi internasional tidak bersifat tetap. Meski perubahannya sangat lambat, akan tetapi konstelasi internasional tidaklah bersifat tetap sepanjang kehidupan. Karena konstelasi internasional dasarnya berdiri di atas pergolakan di antara negara-negara yang ada. Sehingga konstelasi internasional itu mustahil bersifat tetap selama pergolakan masih berlangsung di antara negara-negara yang ada.
Juga wajib tergambar dengan jelas di dalam benak setiap muslim bahwa aktivitas-aktivitas politik tidak ada hubungannya dengan kekuatan dan kelemahan negara. Akan tetapi aktivitas politik itu berhubungan dengan kemungkinan. Yakni apakah mungkin melakukan aktivitas politik tersebut dalam situasi internasional dan kondisi regional yang ada, seiring adanya “alat-alat” yang kita miliki? Juga wajib menjadi jelas bahwa mayoritas kerugian yang menimpa berbagai umat dan bangsa adalah akibat menyia-nyiakan kesempatan disebabkan tidak adanya pemahaman yang benar terhadap konstelasi dan situasi internasional, serta tidak adanya estimasi secara benar atas “alat-alat” yang dimiliki. Akibatnya, kesempatan itu berlalu begitu saja dan tidak akan kembali lagi.
Pandangan yang tajam atas kondisi konstelasi internasional (saat ini), menunjukkan bahwa negara adidaya –Amerika– saat ini bukanlah Amerika saat jatuhnya Uni Soviet. Amerika tahun 1990, waktu itu mampu menundukkan dunia di bawah kehendaknya dan memaksakan keputusan-keputusannya kepada dunia.
Sedangkan saat ini, Amerika tidak mampu menundukkan dunia di bawah kehendaknya sendiri atau memaksakan keputusan-keputusannya. Eropa, Rusia, dan China, dalam politik negara adidaya, saat ini pengaruhnya berbeda dengan tahun 1990. Terpecahnya Uni Soviet menyebabkan kemajuan Eropa di tengah konstelasi internasional. Persatuan Eropa, secara ekonomi maupun politik, membantu bertambahnya pengaruh Eropa. Sebagaimana pertumbuhan ekonomi China menyebabkan bertambahnya bobot China secara internasional. Seperti halnya kedekatan Rusia dengan China menambah pengaruh Rusia. Semua perubahan tersebut terjadi akibat Amerika, seorang diri, menguasai konstelasi internsional.
Bukti terbaik atas apa yang kami katakan adalah bahwa Amerika tahun 1990 tidak menemukan banyak kesulitan dalam mengeluarkan enam keputusan dari Dewan Keamanan untuk menentang Irak hanya dalam waktu satu malam saja. Dan Amerika mampu memobilisasi seluruh dunia di bawah komandonya untuk berperang melawan Irak. Adapun tahun 2003 lalu, Amerika tidak mampu mengeluarkan satu keputusan pun untuk menggunakan kekuatan menentang Irak. Amerika juga tidak mampu menghimpun kecuali hanya lima negara di luar Dewan Keamanan. Ini dari sisi politis.
Adapun dari sisi militer, Amerika mengalami kesulitan secara militer di Afghanistan dan Irak disebabkan penentangan opini umum masyarakat Amerika terhadap suatu bentuk intervensi militer di dunia. Yakni bahwa Amerika saat ini tidak mampu memanfaatkan armada-armada militernya di dunia, karena bangsa Amerika akhirnya menjadi hidup dalam suasana kematian dan luka setiap hari dan hidup dalam suasana Vietnam.
Effek perubahan dalam konstelasi internasional dan kekuatan pengaruh negara-negara berpengaruh dalam politik negara adidaya, tampak jelas di kawasan. Amerika sangat kesulitan di Afghanistan sampai pada taraf bahwa Karzai mengumumkan kesiapannya untuk berunding dengan Thaliban. Amerika juga sangat kesulitan di Irak sampai pada taraf terbelahnya institusi-institusi pemerintahan Amerika seputar tetap bertahan di Irak atau manarik diri. Amerika juga tidak mampu menghentikan secara final masalah Darfur. Amerika juga tampak jelas terpaksa berjalan bersama-sama Eropa dalam masalah terbunuhnya Hariri. Amerika mewakilkan kepada Ethiopia untuk berperang di Somalia. Dan diantara kelemahannya, Amerika mengumumkan akan mengikutsertakan mahkamah-mahkamah islami dalam pemerintahan Somalia.
Semua itu dan yang lainnya merupakan masalah-masalah yang belum final di kawasan, merefleksikan buruknya kondisi konstelasi internasional dan ketidakmampuan Amerika untuk bertindak seorang diri, serta kekuatan pengaruh negara-negara berpengaruh dalam politik negara adidaya.
Karena itu, sesungguhnya situasi internasional dan kondisi regional sangat sesuai untuk melakukan penghapusan kesepakatan keamanan dengan Amerika yang telah disahkan, dan menghentikan eksistensi militer Amerika dan militer asing, serta memupus semua fasilitas dan bantuan militeristik yang diberikan kepada militer Amerika dan militer asing itu. Tidak mampunya Amerika bertindak seorang diri terhadap konstelasi internasional berarti ketidakmampuan Amerika melahirkan suatu keputusan internasional menentang Kuwait. Kesulitan Amerika di Irak artinya bahwa Amerika tidak mampu melakukan langkah militer menentang Kuwait. Berlimpahnya kekayaan yang dinikmati Kuwait menjadikannya mampu menanggung tekanan ekonomi apapun yang dijalankan oleh Amerika untuk menentang Kuwait.
Adapun “alat-alat” yang dimiliki Kuwait: Pertama, kesepakatan itu menyatakan bahwa setiap pihak memiliki kebebasan untuk menghapusnya. Kedua, dimungkinkan untuk mempermasalahkannya di Majelis Umat. Dan Ketiga, membangkitkan opini umum menentang kesepakatan keamanan tersebut. Tidak bisa dikatakan bahwa Kuwait adalah negara kecil, tidak mampu melakukan aktivitas apapun terhadap negara besar seperti Amerika. Tidak bisa dikatakan demikian karena yang dituntut adalah aktivitas politis bukan aksi militer. Seperti yang telah kami sampaikan, bahwa aktivitas politis menuntut pemahaman konstelasi dan situasi internasional serta kondisi regional dengan pemahaman yang benar; serta memanfaatkan situasi dan kondisi itu sebaik-baiknya. Seandainya aktivitas politik berdiri berdasarkan kekuatan militer saja pastilah tidak terdapat pergolakan internasional dan pastilah tidak terjadi perubahan konstelasi internasional dari satu waktu ke waktu yang lain.
Sesungguhnya jalan bagi penghapusan kesepakatan keamanan itu terbuka; meskipun Amerika masih menjadi negara adidaya dan masih memiliki alat-alat untuk melakukan manuver dan tipudaya serta merekayasa berbagai krisis keamanan, sehingga kawasan merasa memerlukan perlindungan Amerika. Misalnya, sejak lebih dari dua tahun, Amerika mempedaya kawasan dengan krisis senjata nuklir Iran tanpa melakukan satu langkah pun kecuali hanya tekanan dan ancaman. Hal itu untuk menjadikan kawasan hidup dalam suasana memerlukan perlindungan Amerika. Kewajiban syar’i mewajibkan Kuwait menghapus kesepakatan keamanan (dan yang lebih wajib adalah tidak membuat kesepakatan sejak semula). Sesungguhnya di dalam penghapusan kesepakatan itu terdapat penyerahan kembali otoritas atas negeri (Kuwait) kepada penguasanya, penghentian bantuan kepada Amerika dalam permusuhannya terhadap Irak, dan pengurangan pengaruh Amerika di kawasan. Kebohongan-kebohongan Amerika tidak boleh sampai menipu seorang mukmin. Dan permainan-permainan Amerika juga tidak boleh sampai mempedaya seorang mukmin.
Wahai Kaum Muslim
Sesungguhnya penghapusan kesepakatan keamanan dan penghentian eksistensi militer Amerika serta memutus berbagai fasilitas (kemudahan) militer untuk Amerika, tidak hanya menuntut akal yang disinari oleh kitabullah, tetapi juga menuntut jiwa-jiwa yang menepati apa yang telah dia janjikan kepada Allah.
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya) (TQS. al-Ahzâb [33]: 23)
Jika kita seperti itu maka Allah telah menjamin bagi kita kemenangan atas musuh-musuh kita. Allah Swt berfirman :
Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu. (TQS. Muhammad [47]: 35)
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (TQS. Ath-Thalâq [65]: 3)
Sesungguhnya realita di mana kita hidup merupakan dampak lenyapnya Islam dari kancah kehidupan akibat lenyapnya Khilafah, Sistem Pemerintahan Islam. Dengan Khilafah, Islam dan kaum Muslim menjadi mulia; sebaliknya, kesyirikan dan kaum musyrik menjadi hina. Dengannya panji kebenaran dan panji agama akan menjulang tinggi dan negeri-negeri kaum Muslim akan bersatu. Maka kami menyerukan kepada Anda sekalian untuk menghapus kesepakatan keamanan dan merubah kemunkaran yang mengokohkan kekuatan Amerika dan kekuatan asing di negeri (Kuwait), serta memberikan berbagai kemudahan kepada Amerika dan asing itu. Kami juga menyerukan kepada Anda sekalian untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk mendirikan Khilafah Rasyidah yang akan memupus eksistensi Amerika baik secara politik, militer, maupun ekonomi di seluruh negeri kaum Muslim.
Allah Swt berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (TQS. Al-Anfâl [8]: 24)
Hizbut Tahrir 29 Rabiul Awal 1428
Wilayah Kuwait 17 April 2007
……………………………………………………………….hanya Allah SWT sajalah sebaik baik pembuat makar…………4JJ1 hu AKBAR!!!
http://www.pinideologis.blogspot.com
Ari maca saderek ti kuwait mah asa watir…
Kaagungan Islam geus pernah dirasakeun ku kokolot baheula di kuwait, tapi ayeuna rahayat kuwait jauh pisan tina kamuleaan, contona si emirna teh jang kaamanan manehna wae kudu persaben ka bangsa kapir amerika. Kamana darajat rahayat kuwait teh!!!
Sok geura sararadah, carekan tah si emir teh, tong ngerakeun atuh! Ukuran mah ayeuna jalankeun syareat Islam, ganti karajaan teh ku daulah Khilafah.
Hayu urang balik ka kahirupan Islam!
amerika musuh kita bersama ,haram melakukan perjanjian dengan dia karena amerika adalah teroris yang nyata dan moster
rasul membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat mendirikan daulah madinah (13 thn di mekkah yg begitu jumud masyarakatnya hingga hijrah ke kota yang dirahmati, madinah);namun rasulullah “hanya” butuh kurang dari 9 tahun untuk membebaskan seluruh jazirah arab (terhitung sejak berdirinya madinah).mendirikan institusi khilafah bisa jadi lebih memakan waktu dan tenaga. tapi jika telah berdiri, insya allah, penaklukan/futuhat tidak akan memakan waktu selama itu. apa lagi jika AS tlh difutuhati dan disinari cahaya Islam.jatuhnya negeri2 lain tinggallah sekejapan mata.amiin….
jadi, jangan berdamai dengan AS dong, sebab dia harus diperangi (logikanya ga nyambung yah….sori deh.dah ngantuk.)
Ada Buku bagus “Di Ambang Keruntuhan Amerika” .Buku ini bisa menjadi sumber inspirasi dari gerakan perubahan menuju kehidupan yang lebih manusiawi dan adil dari para tokoh revolusioner terkemuka. Ia akan menuntun mata batin kita memahami dan menelisik sepak terjang ketidakadilan dan kezaliman yang dipraktikan secara telanjang oleh Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara Dunia Ketiga.
Isu HAM (Hak Azasi Manusia), Demokratisasi, dan perang melawan terorisme dilancarkan AS dengan gencar. Bahkan isu yang disebutkan terakhir ini menjadi kedok bagi negeri Paman Sam untuk melakukan intervensi, ekspansi pengaruh hingga invasi militer ke negara-negara kecil tak berdaya semisal Afghanistan dan Irak. Lebih pas dikatakan penjajah di siang bolong yang tak kebagian daerah koloni di masa lalu.
Imperium AS dibangun di atas kekuasaan imperialisme modern dan kapitalisme tak kenal batas itu, menjadikan negeri mbahnya demokrasi ini menjadi satu-satunya negara adidaya tanpa lawan berarti pasca perang dingin melawan Uni Sovyet. Namun, banyak kalangan memprediksikan , karena kebijakannya yang semena-mena, ia sedang menggali kuburannya sendiri. Bukan dihancurkan negara musuh, tapi tak lain adalah karena elit mereka sendiri yang serakah mendemonstrasikan kekuasaan tanpa kenal hukum.
Yang menarik dari buku ini adalah diungkapkan bahwa sesungguhnya tidak terlalu sulit untuk menyelamatkan AS dan mengamankan masa depannya. Jika saja AS berubah sikap menjadi akomodatif. Semuanya harus dimulai dari dalam negeri AS itu sendiri dengan menampilkan pergantian kepemimpinan visioner lewat pemilu yang steril dari jual beli suara. Jauh lebih penting lagi adalah mengubah paradigma gigantisme dalam system pertahanan keamanan. Tampilnya kepemimpinan AS yang Visioner seperti itu diharapkan dapat mempengaruhi kekuatan kepemimpinan AS dalam Dewan Keamanan PBB dan dalam pergaulan internasional yang lebih luas.
Sesungguhnya….Inti buku itu adalah hanya KHILAFAH lah yang mampu menyelamatkan AS dari keruntuhannya. Wallohu `alam
begitulah penguasa negeri musli hari ini, mereka lebih suka berlindung dalam rumah yang telah tampak kerusakannya, kelak mereka akan mati bersama dengan rumah yang ambruk menimpa kesombongan mereka. suatu saat ketika khilafah berdiri. pasti… awas kau!!!