Pangkalpinang- Reaksi penolakan kedatangan Presiden Barack Obama terus mengalir di penjuru Tanah Air. Berbagai daerah di Indonesia aksi demonstrasi jamak digelar, terutama dari berbagai elemen umat Islam.
Daerah Bangka Belitung juga dilangsungkan aksi penolakan kedatangan orang nomor satu di Negeri Paman Sam ini oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Provinsi Bangka Belitung dan sejumlah ulama, Minggu 14 Maret 2010. Sebelumnya elemen mahasiswa yang tergabung Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) juga menyampaikan aspirasinya menolak kedatangan Obama pada Jumat (12/3) lalu. Presiden Obama dijadwalkan datang ke Indonesia pada 20-22 Maret 2010 mendatang.
Pantauan Metro Bangka Belitung, aksi damai penolakan kedatangan Obama mendapat dukungan dari MUI Bangka Belitung, NU, dan Muhammadiyah.
Puluhan massa HTI melakukan longmarch dengan penjagaan aparat Polresta Pangkalpinang. Iring-iringan massa yang berjalan sejak dari Masjid Al-Aziz, Masjid Jamik masuk ke Jalan Jenderal Sudirman, Taman Merdeka, masuk ke Jalan A Yani, hingga akhirnya massa pun mengakhiri aksinya di Simpang DKT Pangkalpinang. Aksi longmarch ini mendapat perhatian dari warga yang kebetulan melewati jalur itu.
Dalam iring-iringan tersebut, gema takbir berkumandang dari para demonstran. Terlihat dalam barisan itu, puluhan wanita dan anak-anak. Massa mengibarkan bendera hitam-putih bertuliskan La ilaha Illallah Muhammadarrasulullah dan puluhan poster salah satunya bertuliskan “Tolak Kedatangan Obama, Presiden Negara Penjajah.”
Sepanjang jalan dan di depan DKT aktivis HTI dan sejumlah ulama melakukan orasi secara bergantian. Rizal Ibrahim, Sekretaris Umum MUI Bangka Belitung, mengecam sikap penguasa Indonesia yang akan menyambut kedatangan Obama. Rizal mengatakan, tak pantas Indonesia merendahkan diri di hadapan pemimpin negara penjajah Amerika Serikat.
“Amerika di bawah Obama menambah 30 ribu pasukannya di Afganistan untuk memerangi kaum muslimin di sana, hingga kini pasukan Obama masih menginvasi kaum muslimin Irak dan bahkan penjara Guantanomo juga belum ditutup. Jadi harusnya jelas sikap kita, menolak Obama,” teriaknya disambut pekikan Allahukabar dari peserta.
Hal senada disampaikan Ayik Heriansyah, Humas HTI Bangka Belitung yang dalam orasinya mengatakan, Obama merupakan sosok “presiden perang”, tidak mencerminkan sosok pemimpin yang patut diagung-agungkan. Maka dari itu Pemerintah Indonesia untuk tidak menyambut secara meriah kedatangan tamu dari negara Adikuasa yang jelas-jelas telah membunuh jutaan warga muslim di Irak, Afganistan, Pakistan dan negara muslim lainnya.
Ayik mengatakan, kedatangan Barack Obama sesunggunya adalah langkah politik luar negeri AS untuk menjamin kepentingan nasional semata Amerika, yang akan memperpanjang bentuk penjajahan baru di negara Indonesia. Bentuk kapitalisme yang baru inilah, seolah olah telah membuaikan para penguasa yang seolah menutup mata dengan langkah halus Amerika dengan menjajah Indonesia ala modern.
Obama merupakan tamu yang bermasalah, yang selama ini telah membunuh kaum muslimin dengan kebijakan kebijakan poltik. Dan sudah sepantasnya Obama dijuluki sebagai presiden perang,” kata Ayik.
Kepada Metro Bangka Belitung, Ayik mengatakan, gelombang penolakan Obama memang tidak akan berpengaruh pada kedatangannya pada 21-23 Maret mendatang. Akan tetapi di sini, ada kewajiban moral khususnya dari HTI dan ormas Islam lainnya, guna memberikan penyadaran kepada masyarakat khususnya pemerintah untuk tidak memperlakukan istimewa Obama. Untuk itulah, kembali pihaknya mengajak seluruh komponen umat khususnya ulama, untuk berada di garda terdepan dalam perjuangan menegakkan syariah dan khilafah serta memberikan thausiah (dukungan) pada para pengemban dakwah yang berjuang untuk menegakan syariah khilafah.
“Secara tegas kita menolak kedatangan Obama, dan kita serukan pada masyarakat luas untuk menyadari bahwa Obama bukanlah siapa-siapa, melainkan sesosok pemimpin perang yang selama ini telah menzalimi kaum muslimin,” tandasnya.
Di akhir aksi di depan Simpang DKT, Rizal Ibrahim membacakan Pernyataan Sikap Ulama Bangka Belitung yang ditandatangani oleh KH Usman Fathan, Ketua MUI Bangka Belitung, Rizal Ibrahim, Abdul Latif Somad, Chatib Am Syuriah NU Bangka Belitung, Abdul Karim Syamsuri, Ketua Umum PW Muhammadiyah Bangka Belitung, Sofyan Tsauri, Muslimin, MUI Pangkalpinang, Sairan Rais Am Syuriah Bangka Tengah, Arif Muryanto, Bangka Selatan, Sofyan Rudianto dan Ayik Heriansyah dari HTI Bangka Belitung. (Harian Metro Bangka Belitung, Senin 15/3/2010)