JAKARTA- Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto, mengatakan, pengamanan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama yang dibawa langsung dari negaranya sudah menyalahi prosedur. Hal itu justru menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara yang terjajah oleh AS.
Menurut Tyasno, keamanan presiden yang akan mengunjungi suatu negara seharusnya menjadi tanggung jawab negara yang dikunjunginya. “Kalau presiden kita ke AS, tidak boleh membawa pengamanan yang berseragam dinas, tidak boleh membawa senjata,” kata Tyasno, dalam sebuah diskusi bertajuk ‘Menolak Obama’, Selasa (16/3).
Tyasno menambahkan, kunjungan Obama ke Indonesia pertengahan Maret 2010 ini akan disertai pengamanan yang dibawanya dari AS. “Ring pertama adalah secret service, ring kedua militer, dan ring kedua itu polisi,” kata dia. Penagamanan itu seharusnya dilakukan oleh Indonesia sebagai negara yang dikunjungi oleh Obama.
Dia mencontohkan, kunjungan mantan Menlu AS Condoleeza Rice ke Indonesia beberapa tahun lalu dijaga oleh 800 tentara marinir yang didatangkan langsung dari AS. “Rice mengunjungi sebuah SD di Cikini, lalu ada guru kita yang datang terlambat ke acara, guru itu dipopor oleh tentara AS,” kata Tyasno.
Seharusnya, kata Tyasno, AS cukup membawa pengamanan di Ring 1 saja, itu pun harus bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. AS jangan dibiarkan membawa tentara dan senjata dalam mengamanankan Obama. Menurut Tyasno, AS pun melarang kepala negara yang datang ke AS untuk membawa pengamanan berseragam dan bersenjata.
Sehingga, kata Tyasno, kedatangan Obama menunjukkan bahwa Indonesia sebagai bangsa terjajah. Dia mengingatkan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsuddin pernah ditolak ke AS karena dituduh tersangkut masalah HAM. Ironisnya, Obama yang memimpin negara pelanggar HAM bisa masuk dengan bebas ke Indonesia. (republika.co.id, 16/4/2010)