Washington – Rencana Israel untuk membangun pemukiman Yahudi di dekat Yerusalem Timur mengundang kecaman dari sekutu terdekatnya, Amerika Serikat (AS). Namun ditegaskan Presiden AS Barack Obama, masalah itu tidak sampai menimbulkan krisis dengan Israel.
“Israel merupakan salah satu sekutu terdekat kami. Kami dan rakyat Israel memiliki ikatan khusus yang tak akan hilang,” kata Obama dalam wawancara di Fox News seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (18/3/2010).
“Namun teman akan berselisih kadang-kadang,” imbuh Obama.
Israel sempat menimbulkan ketegangan dengan pemerintahan Obama pekan lalu ketika mengumumkan rencananya untuk membangun 1.600 rumah baru untuk warga Yahudi di dekat Yerusalem timur.
Rencana yang menimbulkan kemarahan rakyat Palestina itu diumumkan Kementerian Dalam Negeri Israel saat Wakil Presiden AS Joe Biden sedang berkunjung ke Israel.
Saat itu Biden langsung mengecam keras pemerintah Israel. Pejabat kementerian Israel pun kemudian meminta maaf atas hal itu.
Dikatakan Obama, dirinya mengutus Biden untuk mencoba memulai kembali pembicaraan damai antara Israel dan Palestina. “Namun ada perselisihan menyangkut bagaimana kita bisa melanjutkan proses perdamaian ini,” tutur Obama.
“Tindakan yang diambil menteri dalam negeri di Israel itu tidak berguna untuk proses itu. Perdana Menteri (Benjamin) Netanyahu mengakui hal itu dan meminta maaf untuk itu,” kata Obama.
Pemerintah Israel menganggap seluruh Yerusalem termasuk sektor timur yang dikuasainya 43 tahun silam, sebagai ibukota negeri Yahudi itu. Namun Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi ibukota negara yang mereka harapkan untuk didirikan di Tepi Barat dan Jalur Gaza. (detik.com, 18/3/2010)