HTI-Press. Salah satu argumentasi pihak yang menerima Obama dengan lapang dada adalah alasan etika diplomasi. Dikesankan adalah tidak terhormat menolak kunjungan/delegasi negara lain. Seakan-akan menolak tamu diplomatik adalah tidak lazim. Padahal tolak menolak delegasi diplomatik adalah hal yang lazim dalam pergaulan internasional.
Sebagai contoh penguasa Vatikan saja pernah menolak Calon Dubes AS dengan pertimbangan agama. Para delegasi dianggap mendukung hak aborsi yang bertentangan dengan prinsip keagamaan Vatikan. BBC London online (15/04/2009) melaporkan penguasa Vatikan menolak sedikitnya tiga nama yang diajukan sebagai utusan Presiden Barack Obama sebagai utusan AS untuk Tahta Suci, kata sejumlah sumber di Roma.
Tidak satu pun dari tiga calon yang secara informal dihubungi oleh pemerintahan Obama sejauh ini diterima Paus karena mereka mendukung hak aborsi. Salah satu calon potensial yang ditolak Vatikan adalah Caroline Kennedy, putri mantan presiden AS. Kelompok katolik konservatif di AS sebelumnya telah mengkritik pencalonannya.
Menurut mereka sikap lugasnya menyangkut hak aborsi membuat Kennedy menjadi pilihan yang tidak cocok. Vatikan tidak senang menyangkut sikap Presiden Obama yang mendukung hak aborsi dan keputusannya membatalkan larangan riset stem sel embrio di AS.
Sejak pemerintah AS memiliki hubungan diplomatik secara resmi dengan Vatikan tahun 1984, posisi duta besar selalu diisi oleh seorang katolik yang menentang aborsi baik dari pemerintahan Republik maupun Demokrat. Duta besar kali ini akan menggantikan Mary Ann Glendon, seorang professor dari Universitas Harvard yang menempati posisinya sejak pemerintahan George W Bush (FW)
tidak ada tempat bagi amrik/kapitalisemnya di dunia ini
apalagi kita menolak bukan semata karena kepentingan tapi berlandaskan hukum syara’.
yang jelas penolakan kita sesuai dengan syariat.jelas dalil dan konsepnya dan dasarnya.