Entitas Yahudi terus melanjutkan kejahatannya yang membuat benci manusia, bebatuan, dan tempat-tempat suci di Palestina. Dalam hal ini, pesawat-pesawat terbang Israel berputar-putar di atas Gaza membombardir warga sipil yang tidak bersenjata. Sementara pasukannya terus melanjutkan pengepungan terhadap Masjid Al-Aqsa, dan mencegah masyarakat untuk mengaksesnya. Maka, sehubungan dengan hal ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-Moon pada akhir pertemuan Komite Kuartet Internasional untuk penyelesaian Tengah Timur yang berlangsung di Moskow mengumumkan bahwa masyarakat internasional memberi “Israel” dan Palestina kesempatan selama 24 hari untuk melanjutkan negosiasi.
Ban Ki-Moon mengatakan bahwa negosiasi antara “Israel” dan Palestina, yang dengannya akan mengakhiri konflik, seperti yang ia katakan itu, harus dimulai dalam waktu 24 hari.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Komite Kuartet, yang dibacakan oleh Ban Ki-Moon, bahwa Komite Kuartet menyambut baik kesiapan untuk mengaktifkan negosiasi tidak langsung antara “Israel” dan Palestina. Ini adalah hadiah atau pujian yang begitu jelas bagi entitas Yahudi, yang hingga kini masih melakukan kekejaman dan kriminal terhadap rakyat Palestina.
Pernyataan menegaskan bahwa ini akan menjadi langkah penting di jalan perundingan tanpa prasyarat.
Dan dengan sikap hina dan tidak berdaya, otoritas menyambut seruan dari Komite Kuartet, dengan mengabaikan semua kejahatan Yahudi terhadap tempat suci, kehormatan, dan masyarakat.
Di sisi lain, Komite Kuartet mendukung gagasan mengadakan Konferensi Internasional untuk Timur Tengah di Moskow. Begitu juga, Komite Kuartet tidak menghilangkan kebiasaannya untuk mengutuk penembakan roket dari Jalur Gaza ke “Israel” dan menuntut penghentian kekerasan dan terorisme untuk menjaga pelaksanaan perjanjian gencatan senjata.
Bahkan perkataan Ban Ki-Moon terus berlanjut dengan topik yang lain, dimana ia mengatakan: “Kami menyerukan segera pembebasan Gilad Shalit”.
Dalam upayanya untuk menegaskan peran para penguasa Arab dalam rangkaian pengkhianatan dan persekongkolan yang disebut dengan proses perdamaian, Ban Ki-Moon mengatakan bahwa Komite Kuartet mengakui pentingnya inisiatif perdamaian Arab, dan bertekad untuk kerjasama yang lebih erat dengan semua pihak yang berkepentingan dan Liga Arab.
Ia menambahkan: “Kami menyerukan semua pemerintah Timur Tengah untuk mendukung dimulainya kembali negosiasi multilateral, dan mulai membangun dialog regional mengenai isu-isu yang menarik perhatian semua pihak yang berkepentingan.” (kantor berita HT, 23/3/2010)