Potret Gemilang Islam di Era Abbasiyah

Tak hanya terobosan dalam tata pemerintahan, pada masa Abbasiyah, tradisi keilmuan berkembang pula. Salah satu yang terlihat jelas adalah metode penulisan sejarah. Philip K Hitti dalam History of the Arabs menyatakan, pada masa Abbasiyah, metode penulisan sejarah telah matang untuk melahirkan karya sejarah formal.

Pada masa sebelumnya, penulisan sejarah dilakukan berdasarkan legenda dan anekdot pada masa pra-Islam. Pun, didasarkan pada tradisi keagamaan yang berkisar pada nama dan kehidupan Nabi. Namun, saat Dinasti Abbasiyah berkuasa, penulisan sejarah mengalami kemajuan. Penulisan dilekatkan pada legenda, tradisi, biografi, geneologi, dan narasi.

Sejarah juga diriwayatkan melalui penuturan para saksi atau orang yang sezaman dengan penulis. Ini dilakukan melalui sejumlah mata rantai para saksi sejarah. Metode ini dinilai telah menjamin keakuratan data bahkan hingga penanggalan kejadian, meliputi bulan dan hari kejadian.

Sejarawan formal pertama pada masa itu adalah Ibn Qutaybah yang bernama lengkap Muhammad ibn Muslim Al Dinawari. Ibn Qutaybah meninggal dunia di Baghdad pada 889 Masehi setelah menuntaskan penulisan bukunya, Kitab Al Maarif atau Buku Pengetahuan.

Sejarawan ternama lainnya yang sezaman dengannya adalah Abu Hanifah Ahmad ibn Dawud Al Dinawari. Ia tinggal di Isfahan. Karya utama Al Dinawari adalah Al Akhbar Al Thiwal (Cerita Panjang), yang merupakan sejarah dunia dari sudut pandang Persia. Di kemudian hari, muncul nama Abu Al Hasan Ali Al Mas’udi.

Di kalangan sejarawan Muslim, ia mendapat julukan Herodotus bangsa Arab. Sebab, Al Mas’udi dianggap sekelas dengan sejarawan Yunani, Herodotus yang hidup pada abad ke-5 Masehi. Al Mas’udi oleh para pemikir dianggap telah memprakarsai metode tematis dalam penulisan karya-karya sejarah.

Metode yang Al Mas’udi gunakan tidak seperti metode yang digunakan sejarawan ternama, Al Thabari, yang dalam menyusun karya sejarah berdasarkan tahun kejadian. Dalam menulis, ia mengelompokkan berbagai peristiwa sejarah berdasarkan dinasti, raja, serta masyarakatnya.

Metode tersebut kemudian diikuti oleh para ahli sejarah lain, seperti Ibn Khaldun. Al Mas’udi juga merupakan orang yang pertama kali menggunakan anekdot-anekdot sejarah. Ia berkelana mencari ilmu hingga ke Baghdad, Asia, dan Zanzibar. Pada dekade terakhir kehidupannya, Al Mas’udi berada di Suriah dan Mesir untuk menulis 30 jilid buku yang berjudul Muruj al Dzahab wa Ma’adin al Jawhar (Padang Emas dan Tambang Batu Mulia). Ini karya geografis bergaya ensiklopedia.

Pada bagian awal karyanya, Al Mas’udi mengatakan daerah-daerah yang tandus pada mulanya adalah lautan dan daerah yang sekarang lautan pada mulanya adalah daerah tandus. Menurut dia, hal tersebut terjadi karena kekuatan alam. Sedangkan dalam karyanya yang berjudul Al Tanbih wa Al Isyraf, Al Mas’udi mengungkapkan pemikirannya tentang filsafat sejarah dan alam. Ia juga mengutip sejumlah pendapat ahli filsafat pada masa itu. (republika.co.id, 7/4/2010)

6 comments

  1. islam dimasa lampau memiliki jejak gemilang.
    di kebangkitannya yang kedua nanti, akan kembali mencetak jejak yang gemilang. MARI BERJUANG TEGAKKAN ISLAM

  2. Subhanallah… keren!!!
    tinggal kita sekarang??? setiap manusia adalah sel peradaban,yang membentuk satu tubuh raksasa umat islam. jangan mau luruh menjadi sel mati. Jadilah sel hidup dan terus menghidupkan peradaban. Dengan iman yang kokoh dan mabda islam…
    khilafah di depan mata
    Allahu akbar

    An nuur [24]:55
    Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh2 akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa …

  3. pencetak generasi berkualitas tinggi
    dambaan ummat

    hanya akan trwujud dlm bingkai KHILAFAH RASYIDAH ISLAMIAH
    gk percaya?

    apa kata Allah SWT dan Rasullulah???????????

  4. Waah..ubhanallah yaa..Ayoo kawanku seiman kita tegakkan Khilafah yang akan menaungi kita nantinya….Kita bangunkan kembali negara islam yang telah lama tidur.

  5. SubbhanALLah, luar biasa kepiawaan dan kecerdasan para generasi ummat, termasuk dalam hal menuntut ilmu dan karya-karya yang mereka tuangkan betul-betul memberikan semangat baru bagi generasi sekarang ini untuk senantiasa dijadikan contoh dalam membangkitkan Islam ini dalam segala aspek kehidupan.

  6. demikianlah mereka adalah generasi dambaan umat yang menjadi peletak dasar ilmu-ilmu selanjutnya,memimpin dunia dalam keilmuannya dengan sebuah kesadaran yang lahir dari keimanan kepada allah swt dan mereka hanya lahir dari sebuah sistem yang shohih yaitu sistem islam dalam naungan daulah khilafah islamiyah ala minhajjinnubuwah.allahuakbar..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*