Kafe di Madiun Jadi Ajang Mesum Pelajar

MADIUN- Keberadaan kafe-kafe di Kota Madiun sudah sangat memprihatinkan. Sebab, keberadaannya bukan lagi sebagai tempat nongkrong minum kopi dan menyantap kudapan saja, melainkan sudah berubah menjadi ajang mesum. Ironisnya lagi yang melakukan mesum di kafe-kafe tersebut adalah kalangan pelajar SMP dan SMA.

”Ini bukan mengada-ada. Sudah banyak pihak yang mengetahui bahwa kafe-kafe itu menjadi ajang mesum. Ini karena diketahui di tempat itu banyak ditemukan kondom. Lalu, buat apa kondom itu jika tak dibuat perbuatan mesum,” kata Moh Fais, salah seorang takmir masjid di kawasan Jl Serayu, Madiun, Ahad (11/4).

Yang membuat prihatin kalangan orangtua, imbuh Fais, para pengusaha kafe tersebut menjadikan pelajar SMP dan SMA sebagai konseumen utama. Hal ini yang membuat prihatin kalangan orangtua di Madiun. ”Itu sama halnya mengajari para pelajar kita berbuat tidak baik,” ujar Fais yang dibenarkan kalangan orangtua.

Dari ke hari keberadaan kafe di Kota Madiun memang kian menjamur. Dicontohkannya, di Jl Serayu saja terdapat sekitar lima hingga enam buah kafe, yang semuanya untuk ajang mesum. Oleh karena itu, kata Faiz, mestinya Pemkot Madiun harus melakukan upaya penertiban atau bahkan menutup kafe-kafe tersebut karena banyak mudhoratnya daripada manfaatnya.

”Tapi mengapa Pemkot Madiun seolah membiarkan kafe-kafe itu terus menjamur. Padahal keberadaannya tidak lebih hanya untuk ajang mesum, dan yang lebih banyak datang di kafe itu adalah kalangan pelajar,” ujar Subagyo takmir masjid yang lain.

Menanggapi keluhan ini, Pemkot Madiun dalam waktu dekat penertiban, setidaknya keberadaan kafe-kafe tersebut akan dikenakan pajak. Wali Kota Madiun Bambang Irianto menyatakan, pengusaha kafe besar dan kecil harus memenuhi kewajiban membayar pajak. Juga, memenuhi perizinan seperti IMB, HO, izin restoran, dan rumah makan.

”Kalau ada yang tak menyelesaikan kewajiban (pajak dan perizinan) saya akan tutup,” tegas Bambang Irianto. Apalagi, imbuh Bambang, bila kafe tersebut ditengarai disalahgunakan peruntukannya.

Pemkot Madiun, ungkap Bambang, beberapa waktu lalu sudah membuat keputusan besar dengan menutup lokalisasi Koci. Karenanya, Walikota berjanji jika kafe-kafe benar-benar digunakan praktik asusila terselubung akan langsung ditutup. ”Memang sudah ada protes dari LSM, dan masukan dari MUI. Sebagai walikota saya harus tegas jika ada kafe yang melanggar pasti langsung saya tutup,” tegasnya. (republika.co.id, 11/4/2010)

4 comments

  1. cah kebument

    itulah sistem skuler yang kapitalis perzinaan adalah aset negara yang harus di jaga dan di lindungi……..

  2. young muslim generation

    Selamatkan anak muda dari kehancuran akibat sekularisme…. sekarang juga….. jangan dinanti-nanti…. selamatkan kami dengan syariah dan khilafah bukan dengan demokrasi…. atau sistem kufur lainnya……..

  3. wah ambil pajak dari objek maksiat, gimana mau berkah???

  4. Jangan jadi pemimpin yang terlaknat. dimurkai Allah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*