MOGADISHU-Dua bom meledak di sebuah masjid di pasar utama di Mogadishu, Somalia, pada hari Sabtu. Bom yang disebut “bergaya Irak dan baru pertama kali terjadi di Somalia” ini menewaskan sedikitnya 30 jamaah dan melukai 70 orang lainnya.
Ledakan terjadi saat jamaah tengah duduk di dalam Masjid Shideye Abdala menunggu shalat Dhuhur. Pemboman ini makin mengentalkan aroma kekerasan yang melibatkan kelompok militan yang belakangan kembali terjadi di negara itu. “Kebanyakan korban adalah jamaah, saya tak tahu apa maksud peledakan ini,” kata Abdulle Ahmed, seorang saksi.
Bom pertama dilaporkan terjadi di bagian belakang masjid dan yang kedua di bagian depan. “Saya melihat mayat sekurang-kurangnya 11 orang dan 18 luka-luka,” kata Ismail Dahir, jamaah yang selamat. “Darah tersebar di mana-mana.” Namun Abdullahi Haji Ilmi, saksi mata, menghitung jumlah korban tewas 32 orang.
Seorang petinggi milisi Somalia, Al-Shabab, bernama Mohamed Fuad Qalaf dikabarkan berada di dalam masjid selama ledakan. Saat ini masih belum diketahui apakah dia selamat dari pemboman atau turut menjadi korban.
Qalaf adalah satu di antara 11 orang yang asetnya baru-baru ini dibekukan oleh Amerika Serikat karena dugaan keterlibatannya dalam terorisme.
“Sheikh Fuad menggunakan masjid untuk mengajarkan pelajaran agama setiap hari Sabtu. Ia ada di sana saat ledakan itu,” kata Farhan Alin, saksi mata yang lain.
Seorang jurubicara Al-Shabab, Sheik Ali Rage Mohamud, mengatakan peledakan “dimotori agen asing” dan merupakan bentuk pembantaian Muslim. Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom itu. (republika.co.id, 1/5/2010)