Iklan Ramadhan Ditentang Kongres

Guna menyambut bulan suci Ramadhan, masyarakat Muslim Amerika akan memasang iklan di kereta api bawah tanah. Ditentang anggota Kongres dan dianggap ‘memalukan’

Hidayatullah.com–Masyarakat Muslim di Amerika akan memasang iklan selama bulan Ramadhan di gerbong kereta api bawah tanah New York. Pemasangan iklan ini bertujuan agar masyarakat bisa memahami Islam dengan lebih baik. Namun rencana itu ditentang seorang anggota Kongres yang menyebutnya sebagai suatu hal yang ‘memalukan’ dan ‘tidak dapat diterima’.

“Misi proyek ini adalah untuk mendorong orang-orang agar mencari informasi yang tidak berat sebelah tentang Islam dan mempromosikan pemahaman dan dialog antara orang-orang dari agama yang berbeda-beda. Setiap orang berhak untuk mengetahui tentang Islam,” demikian bunyi pernyataan yang dikeluarkan Islamic Circle of North America (ICNA), sponsor utama iklan itu. Iklan ini disebut kampanye mengenal Islam.

Organisasi akar rumput ini berencana meluncurkan kampanye itu di KA bawah tanah Kota New York pada September, yang menjadi awal bulan puasa.

“Ramadhan adalah bulan ketika Islam mendapatkan perhatian yang lebih besar karena orang Islam akan berpuasa di tempat kerja,” kata ICNA. Kelompok ini membayar kepada Otoritas Transit Metropolitan MTA sebesar 48.000 dolar AS untuk memasang tiga iklan yang dipajang di 1.000 gerbong KA milik MTA. MTA memiliki sekitar 6.200 gerbong KA.

Satu sisi pada panel warna hitam-putih berupa pertanyaan inti atau frase yang berkaitan dengan stereotip umum tentang Islam seperti ‘jilbab’? Pada sisi lainnya bertuliskan kata-kata ‘Anda pantas tahu’ bersama dengan informasi kontak untuk ICNA. Penumpang kereta yang berminat mengetahui informasi itu bisa membuka situs www.whyislam.org atau menelepon 1-877-WHY-ISLAM untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka.

Namun seorang anggota Kongres, Peter King dari Republik tak setuju dengan pemasangan iklan itu karena dipasang pada peringatan tragedi 11 September yang ketujuh. Ia meminta MTA untuk membatalkan kampanye itu. [iol/www.hidayatullah.com, 27 July 2008]