Bandung (Humas),- Pentingnya persatuan seluruh elemen terutama Parpol Islam dalam memperjuangkan syariat Islam nampaknya menjadi kata kunci dalam diskusi tentang “Tanggung Jawab Ummat untuk Meraih Kepemimpinan Islam” di FKS ke-17 HTI Jawa Barat pada hari Ahad lalu (27/07/08) di Alifa Moslem’s Shopping Center, Jl. BKR (Lingkar Selatan) No. 61 Bandung. Posisi HTI yang berada di luar sistem menurut Dr. Dede Mariana, harus difungsikan sebagai mediator dan lobby bagi Parpol Islam agar mereka bisa bersatu.
Hal senada juga diungkapkan KH Bukhari Muslim, salah seorang peserta diskusi yang juga Ketua DMI Kota Bandung, menurut beliau HTI harus mendatangi ke-34 Parpol peserta pemilu dan menawarkan Syariat Islam kepada mereka, dan untuk itu saya siap mendukung HTI ujarnya.
Masalah yang dilontarkan Host, Luthfi Afandi, yang banyak mengundang pro-kontra dalam diskusi tersebut adalah tentang fenomena Golput di sejumlah daerah dalam Pilkada. Menurut Dede Mariana, banyaknya angka golput boleh jadi karena masyarakat sudah tidak percaya terhadap sistem demokrasi, dan Golput mesti terus berkembang dan menuntut sistem yang baru.
Kol (Purn) Y. Herman Ibrahim, salah seorang narasumber, mengatakan bahwa Golput adalah fase yang paling baik bagi umat Islam saat ini, bahkan Herman menampik banyaknya anggapan yang mengatakan bahwa orang yang Golput tidak bertanggungjawab. Menurut Herman, justru orang yang golput adalah yang paling bertanggungjawab.
Senada dengan itu, KH Agus Achyar, narasumber dari DPD I HTI Jabar, menganalogikan seperti orang yang masuk ke pusat perbelanjaan, akan tetapi tidak menemukan barang yang dicari untuk dibeli, tentu menurut Kyai Achyar, tidak bisa dikatakan orang tersebut tidak bertanggungjawab, dia tidak berbelanja karena tidak ada barang yang dia cari, dan dia tidak bisa dipaksa untuk membeli barang yang lain.
Menurut Kyai Achyar, banyak pihak yang menganggap bahwa perubahan akan terjadi ketika berganti pemimpin Negara. Itulah yang terjadi saat ini melalui Pilpres dan Pilkada. Pendapat tersebut tentu tidak sepenuhnya benar, karena menurut Kyai Achyar perubahan akan terjadi jika orang yang mengendalikan Negara adalah orang yang amanah dan mampu memimpin serta sistem yang diterapkan adalah sistem yang baik, bukan sistem yang rusak.
Kyai yang juga memimpin Pesantren di Bandung tersebut membuat sebuah analogi, saat ini kondisi masyarakat seperti halnya penumpang sebuah bus yang berjalan menuju pantai dan hendak menyebarangi lautan. Ketika kendaraan sudah mulai dimasuki air, penumpang di belakang berteriak; “ganti supirnya!”. Ketika supirnya diganti, ternyata kondisinya tidak berubah, bahkan airnya semakin banyak yang masuk dan bus hampir tenggelam, dan begitu seterusnya.
Menurut Kyai Achyar, mengganti supir dalam kondisi tersebut tentu tidak akan membantu, karena siapapun supirnya pasti akan tenggelam, karena untuk bisa menyebarangi lautan tentu tidak bisa menggunakan alat transportasi darat, harus menggunakan transportasi air. Olehkarena itu, Kyai Achyar menyerukan, saat ini yang harus dikampanyekan adalah ganti orang, ganti sistem!
Masih menurut Kyai Achyar, agar syariat Islam dapat tegak tentu harus ada Parpol Islam yang concern memperjuangkannya, dengan meraih dukungan ummat termasuk pihak yang memiliki pengaruh dan kekuasaan di tengah masyarakat, bukan parpol yang sibuk mencari kekuasaan. Insya Allah Hizbut Tahrir siap bergandengan dengan elemen ummat lain memperjuangkan tegaknya Syariat Islam, pungkasnya. [Humas HTI Jabar]
Ayo dukung golput yang bertanggung jawab, e…maksudnya dukung parpol yang siap menerapan syariah Islam!
Alhamdulillaah, telah Allah SWT tunjukkan kepada kita, bahwa kebenaran akhirnya datang juga.
Allaahu Akbar!!!
More Picture FKS 17 HTI Jawa Barat please klik http://www.jeupret.blogspot.com
emang di indonesia ini banyak orang yang aneh orang Golput disebut orang yang tidak bertanggung jawab. orang ga mau berdemokrasi ya wajar-wajar aj karena nenek moyang bangsa indonesia juga tidak pernah berdemokrasi kok.
yang pasti nenek moyang kita pernah menerapkan Syariah Islan dan menjadi bagian dari Kekhilafahan Islam.
Syariah Islam adalah jati diri bangsa indonesia yang sesungguhnya bukan demokrasi.
Seru terus Parpol Islam untuk bersatu kemudian bersama-sama memperjuangkan Syariah dan Khilafah agar indonesia jadi berkah.
betul sekali pak kyai tanpa mengubah sistem dan orang yang menjalankan sistem perubahan yang kita dambakan hanyalah utopia belaka!!! Allah Akbar!!!!!!!!!!
Subhanallah seru sekali diskusinya, but Dr. Dede Mariana statusnya koq tidak diinfokan kita yang bukan orang Bandung gak tau nih..
Parpol dan ormas Islam kuncinya harus bersatu padu utk penegakan khilafah Islamiyah.
Insya Allah partai-partai islam, seperti PKS, PPP, PKB, PBB, FBR dan dengan dukungan ormas-ormas islam seperti NU, Muhammadya, Persis, dll.. akan selalu mendukung sepenuhnya untuk menegakkan syariat islam di indonesia tercinta. ALLAHU AKBAR.
Alloohu Akbar,
Makasih banget yaa buat Kang Jeupret fotonya.
Alhamdulillah…, ayo dukung HTI, berjoang buat syariat dan Khilafah!!!!