The Independent on Sunday pada hari Ahad (23/5) mengatakan, bahwa Inggris yang “bangkrut” tidak lagi mampu menjalankan perannya di Afghanistan.
Surat kabar itu mengatakan dalam sebuah laporan berita hari Ahad bahwa faktor yang memaksa pemerintah Inggris hingga akhirnya melakukan perampingan militer negara itu yang ada di Asia Tengah, adalah uang dan bukan faktor kerugian manusia.
Sumber militer mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa pasukan pendudukan Inggris di Afghanistan dibebankan dengan beban berat, dan mereka berperang tanpa alasan yang jelas.
Ia mengungkapkan tentang berbagai negosiasi yang sedang dilakukan dengan komandan militer AS akan membuka jalan bagi Inggris untuk mengurangi komitmennya dalam perang yang berlangsung di Afghanistan.
Surat kabar mengatakan dengan mengutip dari sumber yang sama bahwa pasukan Inggris, yang terdiri dari sepuluh ribu personil Inggris mendapatkan tingkat korban yang “mengerikan”.
Sumber tersebut menjelaskan bahwa Amerika menyadari, bahwa Inggris telah mengerahkan “lebih dari kekuatannya”. Dan kemudian mereka setuju untuk tetap mempertahankan keberadaan tentara Inggris dengan semampu mungkin menghindar dari bahaya.
Komandan pasukan Amerika dan pasukan NATO di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal sangat ingin-seperti yang dikatakan sumber itu-partisipasi dari beberapa pasukan darat dan pasukan khusus.
Ia mengatakan bahwa “Amerika tahu bahwa kita sedang bangkrut, dan bahwa tentara kami berperang tanpa alasan yang jelas.”
Surat kabar tersebut dalam editorialnya hari Ahad secara khusus mengomentari pernyataan yang dibuat oleh tiga menteri senior dalam pemerintahan baru terkait masa depan kehadiran pasukan Inggris di Afghanistan.
Editorial dengan judul “Apakah ini awal dari akhir?” mengatakan bahwa kebijakan luar negeri pemerintah yang baru itu tidak berubah secara signifikan, sebagaimana klaim Menteri Pertahanan, Liam Fox, yang baru-baru ini melakukan kunjungan mendadak ke Afghanistan.
Dalam kunjungan itu, Fox mengatakan bahwa tujuan dari kehadiran tentara Inggris di Afghanistan “bukan untuk menetapkan kebijakan pendidikan di sana, tetapi agar rakyat Inggris dan kepentingan internasional kami tidak mendapatkan ancaman dan bahaya.
Surat kabar itu mengungkapkan keyakinannya bahwa kehadiran Inggris di Afghanistan telah menjadi korban dari perluasan misi militer yang jauh dari tujuannya semula, sehingga ia harus mengurangi kuwantitasnya.
Ia menyatakan bahwa target militer bagi keberadaan Barat yang dipimpin Amerika Serikat telah berubah-seperti yang terlihat-dengan menghindari pemboman dan menghindari penembakan.
Ia menyimpulkan dengan mengatakan, bahwa harus disampaikan kepada Afghanistan dan Amerika bahwa peran Inggris dalam operasi tempur hampir selesai.
Pasukan pendudukan NATO di Afghanistan menghadapi perlawanan yang sangat kuat yang dipimpin oleh Taliban, sejak gerakan itu melakukan penarikan yang bersifat taktik pada tahun 2001 (mediaumat.com, 24/5/2010)
Alhamdulillah, jika hal itu yang terjadi, sehingga perlawanan terhadap saudara Muslim di Afgan semakin berkurang..
Wahai Tentara Kafir..!! Tunggulah saatnya Khilafah datang, engkau kan aku bumi hanguskan..!!
Wahai Saudara Muslim di Afgan, bersabarlah.. Bahwa Nasrullah akan segera datang! Khilafah akan segera Tegak! Kita akan segera mendapatkan Kemenangan..!!
Kasus kemenangan Taliban di Afganistan telah meng-inspirasi kita, bahwa sebuah Daulah Islamiyah akan mendapatkan pertolongan Allah SWT apabila diserang oleh musuh-musuh Islam.Allahu Akbar…..!