Kantor Media Hizbut Tahrir
Wilayah Yaman
No : 38
Tanggal: 11 Jumaduts Tsani 1431 H/25 Mei 2010 M
Keterangan Pers
Siapa Yang Bisa Menghentikan Keterpurukan Reyal Terhadap Dolar?
Pada bulan April 2010, mata uang lokal Reyal Yaman kehilangan 12 % nilainya terhadap dolar dan mata uang kuat lainnya. Ini bukanlah penurunan yang terakhir. Reyal telah mengalami keterpurukan terus menerus sejak dibentuk pada tahun 1964 menggantikan mata uang perak Austria Maria Theresa. Penurunan nilai itu terus terjadi sejak itu hingga terakhir dan sistem tidak bisa menghentikan keterpurukan itu.
Sebagai bagian dari kebijakan yang gagal, Bank Sentral menaikkan tingkat suku bunga menjadi 19 %. Sebelumnya Bank Sentral telah mengeluarkan ratusan Surat Utang untuk mendapatkan likuiditas guna menutupi defisit anggaran sebagai obat pereda rasa sakit. Hal itu menyebabkan resesi ekonomi dan minimnya sambutan terhadap proyek-proyek produktif.
Sebelum itu Bank Sentral telah mengeluarkan uang fiat money baru pecahan 25, pecahan 500 dan pecahan 1000 Reyal yang sama sekali tidak punya basis yang mendukungnya. Meskipun dalam sekejab telah dimasukkan ke kas Departemen Keuangan, namun langkah-langkah itu niscaya menyebabkan inflasi yaitu naiknya harga-harga. Pajak baru seperti pajak penjualan telah diwajibkan. Pemerintah mencabut subsidi gandum dan produk turunan minyak. Pemerintah juga membatasi kebebasan pertukaran yang menyebabkan tersedotnya cadangan devisa negara dalam bentuk mata uang kuat. Itulah yang disaksikan oleh para pengamat dan analis politik ketika Bank Sentral menggelontorkan ratusan juta dolar dari satu waktu ke waktu yang lain.
Semua langkah itu adalah akibat dari politik ekonomi keliru yang diadopsi oleh rezim berkuasa yang mengadopsi sistem ekonomi kapitalisme. Akhirnya semua itu dimangsa oleh defisit neraca pembayaran, defisit yang kronis, defisit yang substansial.
Semua langkah yang dilakukan rezim berkuasa di Yaman untuk menyeimbangkan neraca pembayaran tidak dan tidak akan pernah menyelesaikan persoalan! Itu adalah saran Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menutup ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran, “neraca perdagangan”.
Ide pemindahan back up emas dari negeri-negeri di dunia ke Swiss merupakan ide yang salah. Yang benar dan hukum asalnya adalah mempertahankan emas tetap berada di tangan masyarakat yang beredar dalam bentuk mata uang “Dinar Emas”. Atau bagi yang berkeinginnan bisa ditukar oleh Baitul Mal dengan uang substitusinya, ketika masyarakat memilih antara tetap menyimpan emas atau surat berharga (uang substitusi) di tangan mereka. Dengan begitu back up emas itu akan tetap berada di dalam negeri bukan di luar negeri. Jadi, emas yang ada di Swiss itu harus ditarik kembali sehingga masalahnya bisa lurus kembali di dalam sistem Islam.
Sistem ekonomi kapitalisme yang membangun sistem politik moneter itulah yang membawa kita ke Konferensi November 2006, dan berikutnya Konferensi London Januari 2010, dua Konferensi Riyadh pada Februari 2010 dan Abu Dhabi pada Maret 2010. Dan masih ada daftar antrean panjang konferensi meminta solusi untuk menghentikan keterpurukan ekonomi.
Politik moneter yang sahih adalah politik yang terpancar dari sistem ekonomi Islam, bukan yang lain. Mata uang di dalam sistem itu adalah mata uang emas atau mata uang substitusi penuh bukan parsial, yang tidak akan kehilangan nilainya seiring berjalannya waktu dan tidak terpengaruh oleh guncangan ekonomi. Nilainya akan tetap di depan mata uang-mata uang lain di dunia. Sehingga tidak akan menungu solusi dari IMF dan tidak akan menunggu pemberian dari negara-negara yang hanya memperhatikan diri dan urusannya sendiri.
Solusi yang benar adalah mengambil sistem ekonomi Islam segera. Secara sepihak menghentikan pembayaran bunga utang yang merupakan riba. Menunda pembayaran pokok utang sampai kita bisa membangun perekonomian kita. Perbankan dilikuidasi berdasarkan asas Islam.
Untuk memecahkan masalah mata uang lokal “Reyal”, maka Reyal harus dihentikan penggunaanya dalam transaksi dan dinar emas diambil sebagai penggantinya di dalam transaksi. Pengadopsian emas dalam transaksi moneter akan membuat neraca pembayaran menjadi benar secara otomatis karena tidak adanya deferensiasi nilai kurs berbagai mata uang.
Sesungguhnya Islam merupakan sistem hidup yang sempurna dan menyeluruh (politik, ekonomi, pergaulan, …) berasal dari sisi Zat yang Maha Tahu lagi Maha Bijaksana. Dalam penerapan sistem Islam, umat manusia akan merasakan kebahagiaan, setelah sebelumnya dipanggang oleh api kapitalisme dan krisisnya yang terjadi silih berganti, krisis Amerika, dan dolar, krisis perekonomian Eropa dan Euronya. Penerapan Islam itu bisa dilakukan melalui Daulah Khilafah Rasyidah kedua yang telah diberitakan oleh Rasulullah saw.
Di dalam musnad imam Ahmad dinyatakan:
ثمَّ تكونُ خلافة عَلى مِنهَاج النُّبوَّةِ، ثمَّ سَكَتَ
Kemudian akan ada Khilafah berdasarkan metode kenabian, kemudian beliau diam