Pada tanggal 21 April, presiden Sheikh Hasina kembali menegaskan komitmennya untuk tetap berlomba dalam perang terhadap Islam. Itu dia lakukan melalui penangkapan dosen senior administarsi bisnis di Universitas Dhaka, Prof. Mohiuddin Ahmed, juru bicara resmi Hibzut Tahrir di Bangladesh. Penangkapan itu dia lakukan atas perintah dari tuan-tuannya di Washington, London, dan Delhi. Penangkapan Prof. Mohiuddin terjadi pasca aksi long march yang diorganisir Hizbut Tahrir dengan sukses di kota Chittagong. Dalam aksi itu anggota-anggota Hizb bersama-sama dengan umat memprotes latihan militer bersama Amerika Bangladesh dengan sandi Tiger Shark 2. Latihan militer itu adalah yang kedua kalinya setelah latihan militer pertama pada November 2009. Dari latihan itu tampak jelas kesiapan Bangladesh untuk terjun di dalam perang Amerika melawan Islam. Sementara Hizb bersama umat berjuang sungguh-sungguh untuk menyegerakan terbitnya fajar Daulah Islamiyah. Amerika, Inggris, India dan antek-antek mereka khawatir titik sentral pertama Daulah Islamiyah itu terjadi di Bangladesh, Pakistan, dan Indonesia yang total penduduknya mencapai 500 juta orang Muslim. Ketakutan barat itu ditegaskan pada tanggal 14 Mei 2010 melalui lisan mantan komandan militer Inggris, jenderal Richard Danant, dalam wawancaranya dengan stasiun BBC. Di dalam wawancaranya itu ia menegaskan bahwa perang yang berlangsung sekarang di Afganistan dan diperluas ke Pakistan adalah perang terhadap Islam. Ia menjelaskan dengan ungkapannya: “Di sana terdapat rencana Islami yang jika tidak kita lawan dan hadapi di selatan Afganistan atau di Afganistan atau di Asia Selatan, maka kondisinya akan makin besar dan serius. Point ini penting. Kami menyaksikan meluasnya rencana itu dari Selatan Asia ke Timur Tengah ke Afrika hingga berubah menjadi Daulah Khilafah seperti dahulu pada abad ke-14 dan ke-15.”
Dalam rangka itu, setelah Hizbut Tahrir sukses mengorganisir aksi long march di Chittagong dan diliput secara besar-besaran dan meluas oleh media massa dan berhasil membongkar nafsu Amerika di kawasan, setelah itu pemimpin salibis langsung memerintahkan pemerintah Bengali untuk menangkap juru bicara resmi Hizbut Tahrir Prof. Mohiuddin Ahmed. Khususnya dinas keamanan tidak bisa menangkap seorang pun dari mereka yang ikut berpartisipasi di dalam aksi longmarch. Itu menjelaskan bahwa syabab Hizbut Tahrir membela kemaslahatan umat menghadapi intensitas Hasina dalam melindungi kepentingan-kepentingan Amerika di Bangladesh. Yang mengejutkan jika kita mengingat kembali kejadian pada bulan November 2009 maka menjadi jelas bahwa setelah Hizbut Tahrir menggelar aksi longmarch menentang latihan militer Tiger Shark 1, setelah itu Hizbut Tahrir dilarang dikarenakan aktifitasnya mengoreksi penguasa. Menteri dalam negeri Bangladesh menjelaskan sebab pelarangan itu yaitu karena permusuhan Hizb terhadap pemerintah dan demokrasi. Dan Prof. Mohiuddin Ahmed dijatuhi tahanan rumah. Selama jangka waktu itu, telpon, komunikasi internet, komputer dan semua sarana komunikasi Beliau diputus dan dilarang. Beliau tidak diijinkan keluar dari rumah hingga untuk menunaikan shalat jumat sekalipun. Isteri dan anak-anak Beliau juga dihalangi untuk bisa hidup wajar. Akan tetapi setelah kesabaran Amerika hilang, di tengah malam anggota dinas keamanan yang sewenang-wenang datang ke rumah dan menangkap Beliau. Pada hari berikutnya 22/4 juru bicara resmi Hizb dihadirkan ke pengadilan dan dimasukkan melalui pintu belakang dan dihalangi untuk didampingi pengacara. Pengadilan memperpanjang masa penahanan Beliau menjadi tiga hari lalu diperpanjang lagi empat hari. Beliau didakwa mengorganisir kembali Hizb sementara Beliau berada dalam tahanan rumah dan diawasi sangat ketat di rumah Beliau oleh aparat dinas keamanan yang sewenang-wenang dan bersenjata padahal Beliau tanpa telepon, internet, komputer atau sarana komunikasi lainnya!
Pemerintah Sheikh Hasina tidak berhenti sampai disitu. Bahkan pada tanggal 22 April pemerintah Sheikh Hasina menangkap wakil juru bicara resmi Hizb, seorang insinyur komputer dan pengusaha properti, Morshedul Haque. Aparat keamanan menangkap Beliau di rumah di tengah malam tanpa dakwaan apapun. Dakwaan baru dikenakan kepada Beliau dikemudian hari. Kemudian Beliau ditahan selama enam hari oleh keputusan pengadilan. Hanya saja semua itu tidak melemahkan Hizbut Tahrir. Mahbubullah, ketua kajian pembangunan di Universitas Dhaka dalam sebuah acara televisi mengatakan: “Hizbut tahrir adalah partai ideologis politis. Tekanan, penjara dan tindakan represif tidak mungkin menghentikan partai ini. Langkah-langkah itu tidak ada gunanya. Akan tetapi perlu ada partai ideologis politis lain untuk menghadapi Hizbut Tahrir atau mengecilkan pengaruhnya di masyarakat. Dan karena tidak ada partai ideologis intelektual di Bangladesh maka tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan Hizbut Tahrir”.
Pada akhir bulan April, Hizb memulai kampanye baru untuk menelanjangi peran Sheikh Hasina dalam bergandengan tangan dengan kaum Salibis Amerika untuk memasukkan Bangladesh dalam rangkaian baru perang Amerika terhadap Islam. Maka pemerintah melancarkan penangkapan luas terhadap syabab Hizbut Tahrir. Pada tanggal 30 April 2010 pemerintah menangkap 15 orang syabab dari berbagai daerah di Bangladesh termasuk pemuda yang usianya belum genap 18 tahun, sementara ia sedang belajar untuk persiapan menghadapi ujian SMU di dalam salah satu sekolah ilmiah di Dhaka. Pemuda yang gagah berani itu menolak untuk menandatangani dokument yang mengingkari afiliasinya kepada Hizbut Tahrir dengan imbalan dilepaskan. Pada tanggal 10 Mei 2010 pemerintah menangkap 13 syabab Hizb yang lain diantaranya empat orang mahasiswa unversitas Dhaka yang ditangkap di dalam kampus, direktur sekolah swasta dan dosen di salah satu universitas swasta. Mereka semuanya dijebloskan ke dalam tahanan secara sewenang-wenang. Dan yang paling akhir tetapi bukan yang terakhir, pada tanggal 17 April 2010, polisi menggerebek kota Chittagong dan di tengah malam mendobrak rumah Syaikh Umar Rasul, mantan hakim di pengadilan negeri Finey dan saat ini bekerja sebagai dosen di departemen Hukum di Unversitas BGC dan seorang pengacara di pengadilan Chittagong, atas dakwaan mengorganisir aktivitas Hizbut Tahrir di daerah Chittagong. Akan tetapi segala puji hanya bagi Allah, Beliau tidak berada di rumah pada waktu itu sehingga tidak berhasil ditangkap.
Benar, kejahatan-kejahatan pemeirntah Sheikh hasina yang tiada batas sebanding dengan kejahatan-kejahatan pendahulunya, pemerintahan Khaleda Zia. Keduanya loyal kepada kaum salibis. Pemerintah menjadi penjahat dalam pembunuhan yang terjadi atas sekelompok pasukan penjaga perbatasan Bangladesh yang berjumlah 64 personel kala itu untuk melemahkan kemampuan pertahanan Bangladesh. Melalui konspirasai bersama India pemerintah ini memberi India akses atas pelabuhan Chittagong dan memberi India jalur lalu lintas yang bisa melemahkan kemampuan Bangladesh untuk menjaga keamanannya. Pemerintah ini juga terus menyerahkan separatis India kepada India, sesuatu yang makin menguatkan keamanan India. Pemerintah ini juga tetap bungkam seribu bahasa terhadap India yang melanggar perbatasan di daerah Shalhat, dan sejumlah masalah lainnya. Dari sisi lain, pemerintah ini mengizinkan Amerika mewujudkan pangkalannya di Bangladesh. Pemerintahan ini merubah tentara Bangladesh menjadi tentara bayaran untuk melayani kepentingan Amerika. Pemerintahan ini bersama dengan India dan Amerika telah menandatangani kesepakatan kerjasama gabungan kontra terorisme dan itu adalah strategi yang diikuti oleh Amerika untuk menyibukkan negeri-negeri Islam, pemerintahannya dan dinas keamanannya untuk memerangi Islam dan kaum muslim mewakili Amerika dan India dan untuk menghalangi kembali tegaknya Daulah Khilafah.
Hasina hendaknya tahu bahwa perang ini telah dijalani oleh pendahulunya dengan segenap kekuatan yang dimiliki. Dan tuan-tuannya pasti akan kalah ketika kaum mukmin berhasil meraih kemenangan. Biarlah Hasina memulainya dalam hari-hari yang tersisa untuknya sebelum Khilafah tegak. Khilafah akan mengajukannya ke depan pengadilan yang hakiki untuk meminta pertanggungjawabannya atas segala kejahatannya dan karena memenjarakan pemimpin umat yang mukhlis seperti Prof. Mohiuddin Ahmed dan Morshedul Haque.
Abu Hamzah
Anggota Hizbut Tahrir dari Bangladesh
11 Jumaduts Tsani 1431 H / 25 Mei 2010 M
Selamat berjuang Saudaraku-saudaraku kaum Muslim Banglades….!Asal konsisten atas tegaknya Syariah dan Khilafah kita akan menjadi Ummat yg tak terkalahkan, sebab Allah SWT menyertai kita.Allahu Akbar….!