Pada Sabtu 26 Juni 2010, Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Kota Bogor mengadakan aksi damai menolak kenaikan tarif dasar listrik yang akan diberlakukan tanggal 1 Juli 2010. Diikuti sekitar 3000 peserta aksi dari berbagai kalangan, mahasiswa, pedagang, supir angkot, petani, ulama dan pengusaha aksi berjalan tertib dengan pengamanan dari kepolisian Kota Bogor.
Sehari sebelum aksi aktivis HTI bogor menyebar sekitar 22000 brosur penjelasan kenapa masyarakat harus menolak kenaikan TDL, brosur ini dibagikan keseluruh lapisan masyarakat Kota dan Kabupaten Bogor.
Aksi dimulai pukul 08.30 dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan orasi dari pedagang nasi goreng, yang menyatakan sebelum kenaikan TDL saja penghasilan dari berjualan nasi goreng belum cukup menutup kebutuhan sehari-hari, apalagi nanti setelah TDL naik, dan pasti berdampak pada kenaikan PDAM dan harga-harga tentu akan lebih menyulitkan lagi.
Orasi berikutnya dari supir angkot dan tukang ojeg yang senantiasa kesulitan untuk mendapatkan penghasilan yang layak. Adapun orasi dari 2 orang mahasiswa menyoroti sikap mahasiswa yang tidak peka terhadap kesulitan-kesulitan masyarakat, sehingga diperlukan format ulang gerakan mahasiswa yang mempejuangkan penegakan Syariah dan Khilafah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Orasi yang cukup menarik disampaikan oleh seorang petani dengan menggunakan bahasa daerah (sunda) menyampaikan bahwa penghasilan panennya selalu kurang karena tanaman kurang pupuk, disebabkan harga pupuk yang mahal, tentu harga pupuk akan naik lagi setelah kenaikan TDL.
Orasi dari KH Muhyidin pimpinan ponpes An-Nuur menjelaskan posisi penguasa yang selalu berkhianat kepada rakyat dan negara, mereka atas nama privatisasi menjual kekayaan rakyat kepada asing. Karakter penguasa seperti ini melambangkan penguasa yang dzalim yang suka menghisap darah rakyat.
Orasi diakhiri dengan do’a pada pukul 11.00 setelah sebelumnya dibacakan Press Release dan penjelasan dari ust Rahmat Kurnia tentang langkah-langkah yang dilakukan HTI pusat agar TDL tidak jadi naik, di mana HTI telah mengunjungi DPRD, dan kementrian ESDM untuk menjelaskan konsep HTI dalam mengelola energi dan kelistrikan. Seorang petugas polisi yang menjaga aksi menyampaikan kepada panitia di akhir aksi bahwa dirinya mendukung Aksi HTI ini.
Semoga dukungan terhadap dakwah dan perjuangan penegakan Syariah dan Khilafah semakin menguat dan dalam waktu dekat atas pertolongan Allah SWT, Khilafah bisa tegak di negeri tercinta ini.
(Humas HTI DPD 2 Bogor Raya)
Di banjarmasin juga dilaksanakan aksi tolak kenaikan TDL lihat beritanya di
http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/50/2043
dan
http://banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/6/27/48455/kenaikan-tdl-sengsarakan-masyarakat