Belum reda kutukan internasional terhadap serangan militer Israel atas Flotilla Gaza akhir Mei lalu, kini Israel kembali mendapat kecaman internasional atas keputusan pemerintah lokal Jerusalem menggusur 22 rumah Palestina di distrik Al Bustan, kawasan Silwan.
Sekjen PBB Ban Ki-moon hari Rabu (23/6) pekan lalu di New York menyebut, keputusan pemerintah lokal Jerusalem itu adalah ilegal karena bertentangan dengan hukum internasional dan aspirasi penduduk Palestina setempat.
AS dan otoritas Palestina juga mengecam keras keputusan pemerintah lokal Jerusalem itu. Penduduk Palestina di distrik Al Bustan bertekad mengajukan somasi kepada pengadilan administrasi negara di Israel untuk membatalkan keputusan pemerintah lokal Jerusalem itu.
Seperti dimaklumi, pemerintah lokal Jerusalem, Minggu, mengeluarkan keputusan menggusur 22 rumah penduduk Palestina di distrik Al Bustan di Silwan dengan dalih untuk pembangunan taman nasional Raja Daud.
Kawasan Silwan sesungguhnya telah menjadi incaran Israel, segera setelah Israel menguasai Jerusalem Timur dan Tepi Barat pascaperang tahun 1967. Israel menganggap proyek Yahudisasi di kota Jerusalem Timur tidak bisa sempurna sebelum dilakukan Yahudisasi di kawasan Silwan.
Kawasan Silwan yang berpenduduk sekitar 50.000 jiwa terletak di arah selatan Masjid Al Aqsa.
Kawasan Silwan membentang antara Masjid Al Aqsa dan Laut Mati. Wilayah paling terkenal di kawasan Silwan adalah lembah merah yang terletak antara Jerusalem Timur dan Jericho. Tanah di Lembah Merah itu kemudian disita Israel pascaperang tahun 1967 dan lalu dibangun permukiman Yahudi Maale Adumim, salah satu permukiman Yahudi terbesar di Tepi Barat.
Letak kawasan Silwan di arah utara terdapat Masjid Al Aqsa, di arah barat terdapat distrik Al Tsauri, arah selatan terdapat bukit Al Mukabbar, arah timur terdapat desa Abu Dis dan bukit Al Tur.
Silwan dalam bahasa Arab juga bermakna kesabaran. Silwan adalah kawasan yang terdekat dengan Masjid Al Aqsa, bahkan bisa dibilang pilar dari Masjid Al Aqsa. Kawasan Silwan sangat historis karena dibangun 4.000 tahun SM oleh sebuah suku Arab Kan’an.
Di kawasan itu terdapat sumber air sangat terkenal karena terkait dengan sejarah Masjid Al Aqsa dan menjadi sandaran utama bagi pengadaan air penduduk setempat melalui penyaluran air yang dibuat dari batu sepanjang 553 meter sejak era Arab Kan’an. Peninggalan penyaluran air dari batu itu masih terlihat sampai sekarang.
Hingga tahun 1990, tidak ada seorang pun dari Yahudi yang tinggal di distrik Silwan. Namun, sejak pertengahan tahun 1990, Pemerintah Israel mulai meletakkan proyek Yahudisasi distrik Silwan sebagai bagian dari proyek yahudisasi kota Jerusalem dan sekitarnya. Sejak pertengahan tahun 1990-an itu, mulai ada penghuni Yahudi di distrik Silwan.
Kini terdapat 40 permukiman Yahudi di kawasan Silwan, yang terpusat di area lembah Helwah dan pusat distrik Silwan. Kawasan yang disebut pusat kunjungan atau kota Daud (David) adalah permukiman Yahudi paling strategis di distrik Silwan karena paling dekat dengan kota Jerusalem.
Di antara proyek yahudisasi, kawasan Silwan adalah rencana pembangunan Sinagog Yahudi yang dilengkapi dengan perpustakaan dan puluhan apartemen serta tempat parkir yang mampu menampung ratusan mobil. Selain pembangunan permukiman Yahudi di atas permukaan tanah kawasan Silwan, Pemerintah Israel juga membangun terowongan bawah tanah di bawah kawasan Silwan yang direncanakan bisa mencapai kota Jerusalem.
Pada akhir tahun 2008, pemerintah lokal Jerusalem secara mengejutkan mengumumkan rencana pembangunan taman Raja Daud di distrik Al Bustan di kawasan Silwan. Pemerintah lokal Jerusalem pun mengeluarkan surat perintah penggusuran 88 rumah Palestina di distrik Al Bustan untuk keperluan pembangunan taman Raja Daud itu. (kompas.com, 29/6/2010)
Ya Alloh hancurkan kaum Yahudi
emang biadab israel,.. klo gw punya nuklir dah gw bom tuh negara israel,…