Pemerintah Neolib Kembali Menaikkan TDL

Bandung, HTI Press– Kenaikan TDL pasti akan berdampak kepada naiknya harga barang dan jasa. Dan yang menjadi korban, jelas rakyat. Dunia industri pun pasti akan melakukan langkah efisiensi dan yang paling mudah adalah dengan mem PHK karyawan. Maka, kenaikan TDL pun akan menyebabkan pengangguran besar-besaran. Demikian diungkapkan Humas HTI Jabar, Luthfi Afandi kepada wartawan di sela-sela aksi menolak kenaikan TDL di depan gedung sate, Bandung.

Lebih lanjut, kepada wartawan media cetak dan elektronik Humas HTI Jabar menekankan, bahwa kenaikan TDL semakin menunjukkan pemerintah tunduk kepada ekonomi neoliberal yang tidak berpihak kepada rakyat akan tetapi hanya berpihak kepada kepentingan pemilik modal asing. Seharusnya menurut Luthfi, pemerintah tidak mesti menaikkan TDL, karena kita masih belum mengoptimalkan pembangkit dual firing, yakni pembangkit yang bisa juga menggunakan gas. Dengan menggunakan gas, maka pemerintah bisa menghemat sekitar sekitar Rp 50 triliun jauh lebih besar ketimbang menaikkan TDL yang hanya bisa mengemat sekitar Rp 5 triliun, itupun dengan mengorbankan jutaan rakyat. Tapi yang menjadi problem menurut Luthfi, kemana gas yang dimiliki bangsa Indonesia? Ternyata 75% hasil gas harus diekspor keluar negeri demi mengikuti keinginan pemilik modal dan UU Migas yang liberal sementara hanya 25% saja yang untuk kebutuhan domestik, itupun PLN harus rebutan dengan Pabrik Baja, Pabrik Pupuk dan Pabrik Semen. Itulah juga yang terjadi pada alokasi gas di Donggi-Senoro, Sulawesi Tengah.

Aksi menentang kenaikan TDL pada hari Selasa (29/06) tersebut diiukuti oleh sekitar 1000 massa yang melakukan longmarch dari Pusdai ke Gedung Sate.[]

One comment

  1. naif sekali negara kita ini, ‘bak tikus mati/sengsara’ di lumbung padi. Negara kita sangat melimpah energinya, tapi nyatanya kita (rakyat) harus membeli mahal energi tersebut. Siapa yang bodooooooh yyaaaaaaa … ?????

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*