Mereka yang mengecam syariah dan Khilafah telah kehilangan akal, buta mata hatinya, mati nuraninya melihat bencana yang disebabkan sistem kapitalisme
Sering muncul pertanyaan, apakah kasus video mesum artis, merupakan pengalihan dari kasus-kasus besar? Mungkin juga benar. Atau negara kita ini memang negara yang bermasalah sehingga masalah demi masalah terus bergulir, bergantian tanpa henti. Sebelumnya, kasus Century demikian menghangat, tidak lama muncul perampok pajak milyaran rupiah Gayus Tambunan.
Korupsi Arwana, rekening misterius jenderal polisi, pun menodai institusi penegak hukum ini. Jenderal bintang tiga Susno-sang whistle blower- yang tadinya diharapkan mengungkap lebih banyak lagi persoalan korupsi malah dibungkam dan diisolasi.
Belum lagi tuntas, video mesum artis muncul menggegerkan. Video mesum menyebar massif lewat kecanggihan teknologi. Sebanyak 80 persen anak-anak, menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengonsumsi perbuatan yang disebut dalam Alquran sebagai fahisyatan wa sa a sabilan (menjijikkan, hina dan seburuk-buruknya jalan ).
Nyaris diam-diam di tengah hiruk pikuk sihir Piala Dunia 2010, TDL listrik pun dinaikkan dengan persetujuan DPR. Ironisnya, wakil rakyat ini justru menolak usulan listrik gratis untuk rakyat. Isu teroris pun terus bergulir. Tembak mati-tanpa proses pengadilan-yang diduga teroris, entah kebetulan atau tidak dilakukan terutama setiap kali presiden SBY akan keluar negeri. Tunggu saja masalah lain akan kembali bermunculan.
Parahnya, sebagian besar persoalan tidak tuntas, terkatung-katung. Kasus Century semakin gelap terutama setelah Sri Mulyan ’ditugaskan’ oleh negera menjadi pejabat Bank Dunia. Dari kajian Indonesia Corruption Watch (ICW) yang dipaparkan dalam diskusi di Jakarta, Minggu (27/6), sebanyak 20 kasus korupsi kelas kakap tidak jelas atau dipetieskan dan berpotensi diberhentikan diam-diam. Sementara itu, 41 kasus korupsi kepala daerah/DPR yang ditangani terhambat izin.
Video mesum artis pun oleh banyak pihak akan sulit diselesaikan. Pasalnya, UU sekuler yang ada memiliki banyak celah untuk ‘menyelamatkan’ sang pelaku dari jeratan hukum. Menurut KUHP, pelaku tidak bisa dikategorikan zina, karena zina menurut KUHP merupakan delik aduan dengan status suami-istri. Jadi mereka baru bisa dikatakan berzina bila ada yang mengadukan. Juga tidak bisa disebut melanggar UU Pornografi bila perbuatan itu tidak dimaksudkan untuk konsumsi masyarakat serta tidak bisa disebut melanggar UU ITE bila mereka tidak bermaksud mengedarkannya.
Untuk mengatasi semua ini tidak henti-hentinya kita menyerukan penegakan syariah Islam dan Khilafah. Syariah Islam yang bersumber dari Dzat Yang Maha Sempurna akan dengan tuntas menyelesaikan masalah ini. Sementara Khilafah adalah institusi politik yang akan menyatukan umat dan menerapkan syariah.
Sistem yang ada sekarang-sistem sekuler-mengerdilkan aturan Allah SWT hanya untuk persoalan individual, ritual atau moralitas. Para pengusung dan pemujanya malah mengelu-ulakan liberalisme yang melegalkan kemaksiatan. Bukankah liberalisme ekonomi yang justru memberikan jalan bagi penjajah untuk merampok kekayaan alam kita?
Sangatlah mengherankan kalau terdapat segelintir pihak yang menolak penerapan syariah Islam dan Khilafah. Mereka membangun opini bahwa sistem Islam ini mengancam negara, meresahkan masyarakat dan stigma negatif lainnya. Bagaimana mungkin syariah yang mewajibkan negara untuk menjamin kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) tiap individu rakyat, mewajibkan pendidikan dan kesehatan gratis bagi setiap rakyat baik muslim dan muslim dikatakan mengancam negara?
Di mana letak mengancam negaranya, kalau syariah Islam dengan tegas mengatakan bahwa pemilikan umum (milkiyah ‘ammah) seperti air, listrik, adalah milik rakyat yang harusnya bisa dikonsumsi rakyat dengan murah? Apakah mengancam negara, kalau syariah Islam menyatakan barang-barang tambang yang jumlahnya melimpah seperti tambang emas, minyak, batu bara atau gas, adalah milik rakyat yang dikelola negara untuk kepentingan rakyat. Syariah Islam juga dengan tegas menutup pintu penjajahan ekonomi dengan melarang tambang ini diserahkan kepada swasta apalagi asing.
Sulit diterima akal dan fitrah manusia, kalau dikatakan sanksi yang tegas berdasarkan syariah terhadap pelaku pembunuhan sadis, pelaku pornografi dan porno aksi, pezina yang keji dan merusak masyarakat, pelaku pemerkosaan, koruptor, perampok harta negara, dikatakan mengancam rakyat. Pertanyaannya apakah kita tetap mempertahankan sistem kapitalisme sekuler dan liberal yang menjadi pangkal permasalahan krisis kita? Atau kita menggantikan dengan sistem Islam yang akan memberikan kebaikan bagi kita? (Farid Wadjdi)
Negara dgn segudang masalah !,salah satu jalan utk meredam masalah dgn memunculkan masalah,ini hanya bisa terjadi jika dikelola dgn orang2 bermasalah,sebab orang2 yg benar tdk mungkin mau menumpuk segudang masalah !
Yang mengecam semua itulah sebenarnya yg bermasalah ustadz! Persis dibilang di awal tulisan, akalnya hilang makanya jadi dungu, hatinya buta, nuraninya hilang! Kebenaran susah masuk pada dirinya, karena kebenaran dalam pandangannya adalah kemaksiatan dan kebodohan itu sendiri!
Allahu akbar.. saya sedih dengan keadaan negara ni..
segera….. tegakkan daulah dan khilafah!!!!! Allaaahu akbar!!!
“Mereka membangun opini bahwa sistem Islam ini mengancam negara, meresahkan masyarakat..”
Yang Benar Meresahkan mereka yang sedang pE-We ‘Posisi Wueeenak’ ketakutan yang berlebihan akan tidak dapat lagi inang untuk di sedot darahnya…
‘Wahai para penguasa dan Islamphobia.. JADILAH HAMBA yang BERSYUKUR… Ingatlah kemana ENGKAU akan KEMBALI..!!’
Banyak orang yang secara sadar tidak perduli sistem ekonomi seperti apa sebenarnya yang diterapkan di dalam kehidupan negara Indonesia ini. Padahal informasi itu penting sekali agar kita dapat menilai ke arah mana negeri ini akan digiring oleh penguasanya.
Sadar atau tidak sadar, sekarang ini rakyat Indonesia sesungguhnya tengah terjajah di dalam lingkaran ‘Sistem Hidup Kapitalisme’ yang akan membawa mereka ke dalam gelembung yang tak lama lagi akan meledak.
Seperti apa fakta yang terjadi sekarang ini? Dalam bidang ekonomi, Indonesia hingga saat ini justru hanya mampu berperan bagai ‘budak’ di antara bangsa-bangsa besar di dunia. Buktinya, Indonesia hanya bisa menjual bahan baku untuk diolah negara lain dan membeli barang jadinya dengan harga ratusan kali lebih tinggi. Rakyatnya miskin, pertumbuhan ekonominya kecil dan terperangkap dalam lembah hutang luar negeri yang berbunga. Sementara kekayaan alamnya, asset-asset berharganya seperti Indosat, BCA, BII, tambang emas di Papua, dan lain-lain, sudah dikuasai asing. BUMN strategis lainnya pun seperti PT. Perkebunan Nusantara III, IV dan VII, Krakatau Stell, dan lain-lain, kabarnya juga akan diprivatisasi. Inilah sebabnya mengapa banyak kalangan menilai bahwa sistem ekonomi kapitalis atau neoliberal yang dipaksakan di negeri ini tidak akan mampu mengantarkan rakyat Indonesia ke pintu gerbang kemakmuran.
Ada beberapa alasan sederhana mengapa sistem ekonomi kapitalis adalah sampah peradaban yang tak layak dipakai. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, utang sebagai senjata ampuh dalam Ekonomi Kapitalis untuk merangsang semangat konsumeristik bagi masyarakat.
Kedua, diterbitkannya kartu kredit merupakan langkah para Kapitalis untuk mendobrak pemakai jasa utang sehingga mendongkrak konsumen untuk membeli barang dan jasa.
Ketiga, bunga utang adalah pilar utama dalam mendongkrak laba di dalam sistem Ekonomi Kapitalis. Dan tentunya merugikan konsumen.
Keempat, utang dan piutang yang dijadikan modal dasar dalam berinvestasi membuat pondasi sistem ekonomi kapitalis ini rapuh atau mudah hancur sehingga dapat berujung pada krisis multidimensi. Hal ini mudah dimengerti karena arus uang yang mengalir sebagian besar bukan pada sektor riil.
Kelima, oleh karena kerapuhan pondasi sistem ekonomi kepitalis ini, pastinya ia tidak akan mampu memberikan solusi terbaik untuk mengantarkan kepada kesejahteraan umum (rakyat) yang sejati. Paling tidak hanya spekulan dan pemilik modal saja yang bertambah kaya dengan menikmati sistem ekonomi kapitalis yang ‘korup’ ini.
Dengan demikian teranglah betapa bobroknya sistem ekonomi kapitalis ini.
negara bermasalah diakibatkan dari sistem yang salah… sistem yang salah ini diterapkan mengakibatkan dan melahirkan masalah… bukti apalagi yang ditunggu orang indonesia tuk menyadari bahwa semua masalah ini diakibatkan oleh sistem an aturan yang salah… ya allah berikan lah hidayahmu pada saudara2 hamba agar bangsa ini segera sadar akan kesempurnaanmu dan mau menerapkan islam dalam segala aspek kehidupan…