HTI Press. Dalam hitungan bisnis, ternyata bukan hanya keuntungan finansial saja yang mesti dikejar. Jauh lebih penting sebenarnya adalah bagaimana menjadikan bisnis yang dijalankan tersebut mampu mendatangkan berkah bagi kehidupan kita. Meski diakui bahwa dalam kehidupan yang kapitalistik ini, sangat susah menjalankan bisnis atau usaha tanpa bersentuhan dengan perkara ribawi dan praktek bisnis yang subhat maupun yang bathil. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari disebutkan bahwa ” Sungguh akan datang kepada manusia masa dimana seseorang tidak lagi peduli dengan cara apa ia mengambil harta, apakah cara itu halal ataukah haram’. Padahal Imam Syafii dalam Kitab Fiqhu Akbar menjelaskan bahwa Kewajiban pertama bagi seorang mukallaf adalah berfikir dan mencari dalil untuk ma’rifat kepada Allah Ta’ala. Termasuk dalam hal bisnis tentunya !
Dalam rangka melakukan reorientasi misi bisnis yang Islami terhadap para pengusaha muslim, Hizbut Tahrir DPD I Sulawesi Selatan menggelar Workshop Bisnis Islami bertempat di Hotel Kenari (Ahad,04/07). Ust. Ir. Hasanuddin Rasyid yang menjadi pembicara pada Sesi I menyebutkan bahwa tujuan diadakan workshop semacam ini adalah untuk menggalang salah satu potensi ummat. “Sudah seharusnya para pengusaha muslim memiliki posisi, power dan pengaruh untuk melakukan perubahan” kata Hasanuddin. “Perubahan yang dimaksud tentulah perubahan menuju Islam. Ditengah tatanan ekonomi yang kapitalistik ini, seorang pengusaha muslim dituntut untuk bisa berbisnis yang halal dan menjauhkan diri dari yang haram bahkan yang subhat sekalipun“ lanjut beliau.
Di kesempatan Sesi materi II, sekitar 50 pengusaha yang hadir memenuhi undangan panitia mendengarkan pemaparan dari Ust. Ir. Fahmi Shadry. Praktisi bisnis yang aktif di komunitas Pengusaha Rindu Syariah ini mengurai implementasi syariah dalam bisnis. “Seorang pebisnis harus punya visi kedepan, bukan cuma masa depan di dunia, tapi juga masa depan di akhirat kelak” tegas beliau. Salah satu bentuk visi bisnis yang berorientasi masa depan akhirat adalah bisnis yang dikelola selain dalam rangka mencari “berkat” juga “berkah”. Sehingga harta yang kita peroleh nantinya mampu menyelematkan dari api neraka. “Tidak cukup Islamisasi dibidang bisnis, seorang pengusaha masih punya tugas dan kewajiban untuk peduli, membantu dan aktif dalam dakwah untuk membangkitkan Ummat, menuju tegaknya kembali kehidupan Islam. Sebab yang namanya bisnis Islami hanya akan bisa hidup secara ideal dalam sistem dan lingkungan yang Islami pula” tandas beliau.
Sebagai bekal bagi peserta workshop, panitia membagikan buku Pokok-pokok Panduan Implementasi Syariah dalam Bisnis. Buku saku terbitan Komunitas Pengusaha Rindu Syariah ini memang diramu khusus untuk membekali para pengusaha agar mampu berbisnis secara Islami. “Workshop ini hanyalah awal saja, ke depan para peserta setelah workshop ini telah berkomitmet untuk melakukan pertemuan rutin pekanan untuk melakukan coaching bisnis” kata Ust. Abu Zuhdi, Koord. SC workshop Bisnis Islami kali ini. “Nantinya kami akan membekali mereka banyak tema yang menarik, diantaranya; panduan Aspek Akad Berbisnis, Aspek Muamalah Keuangan Syariah, Aspek Kerjasama Usaha (Syirkah), Aspek Investasi, dan Telaah Kasus Bisnis kontemporer lainnya” terang Abu Zuhdi.
Hadir diantara peserta diantaranya bapak Drs. H.A.Basit.T. MM, beliau adalah mantan kepala TELKOM Kab. Takalar. Saat ini beliau lebih memilih aktif sebagai pengusaha property dan warnet. Peserta lainnya bapak Aly Anwar, Direktur Sentra Pendidikan Bisnis Makassar juga nampak hadir di antara pengusaha lainnya [] Aulia Yahya, Lajnah I’lamiyah Sulsel