Aktivis Gerakan Indonesia Bersatu (GIB) yang juga Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, mengatakan, kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap aktivis ICW, Tama S Langkun, di RS Asri tak lebih dari sikap pencitraan yang sedang dipertontonkan kepada publik.
Kunjungan Presiden SBY ke Tama bukanlah hakikat yang diinginkan.— Ray Rangkuti
Menurut Ray, yang diinginkan publik serta para aktivis adalah bukti konkret pemerintah dalam memberantas korupsi dan membangun bangsa ini menjadi lebih baik.
“Kami sarankan kepada Presiden, lebih baik fokus saja kepada pembangunan bangsa ini. Para aktivis tidak butuh perhatian dan perlakuan istimewa. Kami hanya butuh republik ini dikelola secara benar-benar dan sungguh-sungguh,” tandas Ray Rangkuti.
“Kunjungan Presiden SBY ke Tama bukanlah hakikat yang diinginkan. Bagi kami para aktivis ini, yang paling utama adalah segera kepolisian menangkap dan mengungkap pelaku teror, baik kepada Tempo maupun kepada Tama,” katanya.
Lebih dari itu, lanjut Ray, Presiden SBY memerhatikan dengan saksama kasus yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi, khususnya berkaitan dengan rekening “gemuk” beberapa anggota Polri. “Itulah perhatian yang paling utama para aktivis,” tandasnya. (kompas.com, 10/7/2010)
Pemimpin yang hanya mencari populartas dan pencitraan serta tidak peduli dengan penderitaan rakyat hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.