BEIRUT- Sekitar 500 anggota gerakan Islam Sunni kontroversial, yang dikenal dengan “Hizbut Tahrir” mengadakan sebuah konferensi di Beirut pada hari Ahad (18/7), dan mereka menyerukan umat Islam untuk “melawan pendudukan tentara salib”.
Konferensi yang diadakan di hotel Bristol yang berada di jantung ibukota Libanon itu dihadiri oleh para anggota Hizbut Tahrir yang aktivitasnya dibolehkan di Libanon, Yaman, dan Uni Emirat Arab, namun dilarang di beberapa negara Arab lainnya.
Tujuan utama Hizbut Tahrir adalah untuk meyakinkan kaum Muslim agar menggulingkan pemerintah mereka saat ini dengan cara damai, dan kemudian menggantinya dengan Khilafah Islam yang bersifat global di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Menurut situs Hizbut Tahrir di internet bahwa konferensi yang diadakannya ini adalah untuk mengenang 89 tahun runtuhnya Khilafah Islam di Turki.
Dalam situs itu dijelaskan bahwa “Konferensi bertujuan mengingatkan kaum Muslim akan tugas mereka untuk menyingkirkan para penguasa pengkhianat saat ini, seperti Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai.”
Ahmad Al-Qoshosh, Ketua Kantor Media Hizbut Tahrir di Libanon mengatakan bahwa agenda aktivitas Hizbut Tahrir tidak akan pernah berubah hingga tujuannya tercapai, yaitu tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala minhaji an-nubuwah.
Ia menambahkan bahwa Hizbut Tahrir bertujuan untuk mengubah Libanon menjadi negara Islam, yang akan menjadi bagian dari negara Islam terbesar di seluruh Timur Tengah.
Al-Qoshosh mengatakan bahwa Hizbut Tahrir tidak akan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Namun demikian “ada keinginan internasional untuk melenyapkan setiap kegiatannya,” tambahnya..
Berbagai pernyataan Hizbut Tahrir dan Konferensi yang diselenggarakannya di Beirut telah memicu kekhawatiran di kalangan politisi dan pihak keamanan di Libanon dengan munculnya simbol-simbol ini di negara yang di dalamnya ada 18 kelompok keagamaan yang berbeda, dan sedang berbagi kekuasaan atas dasar kesetaraan antara Kristen dan Muslim.
Otoritas Libanon telah memerintahkan kepada pasukan keamanan untuk melarang para anggota Hizbut Tahrir dari melakukan kegiatan-kegiatan publik apapun di luar hotel tempat konferensi sedang diadakan.
Hizbut Tahrir mengeluarkan pernyataan pada hari Ahad kemarin yang isinya mengkritik para pejabat Libanon dan menyebut mereka sebagai “para penguasa boneka” karena pembatasan yang dikenakan atas konferensi tersebut (alquds.com, 19/7/2010).
bagitulah sikap orang-orang munafik mereka tega mengkhianati saudaranya hanya demi kesenangan dunia yang sesaat. ingatlah Azab Allah kelak maha pedih. Allahu Akbar Demi Allah tidak akan ada yang sanggup menghadapi kekuasan Allah, dan tidak akan mampu mereka memadamkan cahaya-NYA.