‘Keributan’ terjadi di New York gara-gara dekat Ground Zero akan dibangun masjid. Daerah ini adalah sasaran para teroris muslim yang pada 11 September 2001 menghancurkan World Trade Towers. Semakin banyak politisi partai Repubik memanfaatkan hal ini sebagai senjata melawan presiden Barack Obama.
Kritik pedas dilontarkan terhadap rencana membangun pusat Islam dengan masjid berbiaya 100 juta dolar di dekat kedua menara yang hancur ini. Para politisi partai Republik berhasil mendapat dukungan dalam jajak pendapat.
Di tengah keributan World Trade Center yang terbakar, gambar Osama bin Laden dan para teroris yang menembak dengan senapan kalashnikov, terpampang juga foto Barack Obama dalam iklan kelompok lobi partai Republik ini.
Jaringan televisi besar di Amerika menolak menayangkan iklan ini. Apalagi kata “mereka” yang dipakai dalam teks iklan tersebut terlalu menyamaratakan semua orang Islam. Namun para tokoh partai Republik seperti Sarah Palin, misalnya, tetap mendukung cara berpikir yang menyebabkan kontroversi ini.
Provokasi
Newt Gingrich adalah mantan ketua parlemen Amerika Serikat dan kemungkinan besar akan mencalonkan diri sebagai kandidat presiden untuk partai Republik pada 2012. Ia menyebut aksi orang Islam sebagai provokasi. Menurutnya, orang islam tahu benar apa yang sedang mereka lakukan.
“Ini adalah tindakan politik dengan tujuan menyatakan: ‘kami menang, dan orang Amerika kalah, dan mereka bodoh sekali karena tidak sadar mereka berada di tengah-tengah perang.'”
Jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang Amerika menentang masjid di Ground Zero. Tidak ada orang Demokrat yang membela masjid ini. Dalam kampanye pemilihan gubernur negara bagian New York, para politisi partai Republik membesarkan masalah ini. Namun lawan Demokrat mereka membungkam saja. Calon partai demokrat Cuomo yang unggul menjadi gubernur diam saja, demikian juga para politisi demokrat yang harus dipilih kembali.
Satu-satunya politikus yang berani bersuara adalah walikota New York Michael Bloomberg. Tahun lalu New York merayakan toleransi dan kebebasan beragama yang konon lahir berdasarkan inisiatif para migran Belanda 400 tahun lalu. “Bagi New York dan Amerika Serikat yang penting adalah toleransi dan keterbukaan.”
Tapi kenapa masjid dibangun di Ground Zero? Itulah yang dipertanyakan Anti-Defamation League, organisasi Yahudi terkemuka yang khusus menyorot masalah toleransi agama. “Bangunlah satu setengah kilometer lebih jauh,” kata direktur Abraham Foxman.
New York memiliki sekitar 100 masjid, jadi ini bukan bangunan asing. Yang dipermasalahkan adalah lokasinya. Keributan ini bisa menguntungkan partai Republik yang mengharapkan jumlah kursi di Kongres akan bertambah setelah pemilu November mendatang. (republika.co.id, 3/8/2010)