Pangkalpinang, HTI Press- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bangka Belitung, bersilahturahmi ke Polda Bangka Belitung, Kamis, 12 Agustus 2010, sekitar pukul 09.00 WIB. Silahturahmi ini atas undangan Kapolda.
Delegasi HTI Bangka Belitung yang dipimpin ustad Sofiyan Rudianto, Ketua DPD I, Fakhruddin Halim, Humas, Firman Saladin, Ketua Lajnah Fa’aliah, Hendi Surahman, Agus Setiawan dan Rudi diterima oleh Brigadir Jenderal M Rum Murkal, Kapolda Bangka Belitung, didampingi oleh AKBP Djoko Purnomo, Kabid Humas Polda, AKBP Edison, Kasat I Bidang Pidana Umum Polda.
Dalam silahturahmi tersebut, Fakhruddin menjelaskan tentang kiprah dan pemikiran yang diemban oleh Hizbut Tahrir. “Kami mengucapkan terima kasih atas undangannya. Hizbut Tahrir berjuang untuk melanjutkan kehidupan Islam yakni dengan diterapkannya Syariat Islam secara kaffah melalui penegakkan Daulah Khilafah Islamiyah,” katanya.
Dalam perjuangannya, Hizbut Tahrir memperjuangkan idenya melalui jalur politik dan secara damai. “Hizbut Tahrir tidak mengadopsi cara-cara kekerasan dalam memperjuangkan idenya tapi dengan cara damai dan tak ada paksaan,” paparnya.
Selain menjelaskan soal Hizbut Tahrir sejumlah persoalan kekinian juga didiskusikan. Seperti soal tabung gas elpiji dan komitmen Hizbut Tahrir terhadap menjaga kesatuan negeri-negri kaum Muslimin termasuk Indonesia.
Termasuk juga soal penangkapan ustad Abu Bakar Ba’syir oleh Densus 88 beberapa hari lalu terkait tuduhan terkait terorisme. Sofiyan Rudianto, mengatakan, HTI menilai penangkapan itu sebagai tindakan zalim terhadap seorang ustad.
“Itu sebagai tindakan zalim, apalagi dengan cara-cara penangkapan yang terlihat sangat kasar seolah-olah benar ustad Abubakar Ba’asyir adalah seorang penjahat besar. Beliau adalah seorang ustad yang tempat tinggalnya jelas. Jelas juga kegiatan sehari-harinya. Maka tidak semestinya beliau diperlakukan sebagai orang yang seolah telah melakukan kejahatan besar dan hendak melarikan diri,” tegas Sofiyan.
“HTI Sangat meragukan tudingan Densus 88 Mabes Polri bahwa Ustadz Abubakar Ba’asyir terlibat dalam perkara yang dituduhkan,” tambahnya.
Brigjen M Rum Murkal, menyambut baik kedatangan delegasi HTI Bangka Belitung. Ia menegaskan Polda Bangka Belitung, terbuka dengan siapa saja, dengan kelompok mana saja tanpa membeda-bedakan. Polda juga siap dikritik jika memang ada kesalahan.
“Kita terbuka dengan siapa saja. Saya merasa senang mendapat kunjungan dari temen-teman HTI ini, apalagi ini dibulan Ramadan sebagai sesame muslim kita harus menjalin silahturahmi. Jika memang ada penyimpangan maka Polda siap dikritik,” kata M Rum.
Tak hanya itu, Polda juga siap bermitra dengan pihak manapun untuk tujuan kebaikan. “Termasuk dengan HTI ini kita siap menjalin kemitraan,” paparnya.
Terkait penangkapan ustad Abu Bakar Ba’asyir, M Rum Murkal tak ingin berkomentar banyak, sebab itu bukan kewengannya. Namun ia meminta agar biarlah proses hukum yang menetukannya. “Itu bukan kewengan saya. Namun saya yakin penangkapan itu pasti ada dasarnya. Nanti akan ada persidangan jadi biarlah disana nantinya semuanya terungkap. Benar dan salah pengadilanlah yang akan menetukannya,” paparnya.
Selama diskusi berlangsung hangat. Di akhir silahturahmi, delegasi HTI Bangka Belitung menyerahkan bingkisan berupa sejumlah kitab salah satunya Ta’arif Hizbut Tahrir dan Majalah Al Wa’ie serta Tabloid Media Umat yang diterima langsung oleh Kapolda. Dan Kapolda pun memberikan semacam cenderamata yang diterima oleh Sofiyan Rudianto. (M-102)