Ali Belhadj, orang kedua di Front Keselamatan Islam (FIS), menuduh pemerintah Aljazair telah menasionalisasikan masjid-masjid, dan menutup pintu dan mimbarnya bagi para pengemban dakwah dan ulama yang menentang intruksi yang telah dikeluarkan oleh rezim berkuasa.
Belhadj, juga mengecam dengan mengatakan bahwa “Instruksi terbaru yang dikeluarkan oleh Menteri urusan Wakaf dan Agama di Aljazair, yang berisi seruan untuk mengecilkan volume pengeras suara pada saat shalat Subuh, dan melarang pelaksanaan shalat Taraweh di luar masjid, padahal masjidnya sempit sehingga tidak mampu menampung para jamaah shalat yang jumlahnya melimpah.”
Pimpinan Front Keselamatan Islam (FIS) juga menolak intruksi yang dikeluarkan oleh Menteri yang mengharuskan para imam membaca kisah atau hikayah-yang telah diakui di sebagian besar negara-negara Afrika Barat-bukan yang lain.
Mengomentari pernyataan Menteri urusan Wakaf dan Agama di Aljazair-yang mengatakan bahwa siapa pun yang tidak memberikan loyalitas penuh terhadap sistem (ketentuan) ini tidak diperbolehkan untuk shalat di belakangnya-maka Belhadj mengatakan bahwa “Hal itu dilakukan dalam sebuah rencana yang sistematis dalam rangka membuat masjid berada dalam kendali rezim.” (mediaumat.com, 14/8/2010)