ISLAMABAD-Kemarahan massa menyeruak, menyusul lebih dari 1.600 orang tewas dan dua juta orang kehilangan tempat bernaung akibat banjir yang melanda Pakistan. Situasi ini menambah ketidakstabilan politik dan ekonomi yang melanda negeri yang selama ini dililit kemelut pemberontakan militan Islam.
Pemerintah dinilai lamban menyalurkan bantuan. Hanya seperempat dari total bantuan yang dijanjikan sebesar 459 juta dolar AS yang sampai ke tangan pengungsi. Jumlah yang kecil ini begitu kontras dengan jumlah bantuan militer dalam menumpas militan tahun lalu, yang mencapai sekitar 1 miliar dollr AS.
Presiden Pakistan Asif ali Zardari menyerukan pada dunia internasional untuk membantu negerinya. “Saya menyerukan pada dunia internasional untuk membantu kami dan mendengarkan suara PBB untuk membantu Pakistan. Ini merupakan saat menghadapi masalah berat.”
Selama ini pemerintah Pakistan dituding terlampau lambat dalam merespons bencana, dimana para korban banjir terutama bergantung pada bantuan militer dan organisasi kemanusiaan asing.
Pengamat menilai persepsi yang terbentuk bahwa Pakistan merupakan negara korup, ditambah dengan lawatan ke luar negeri yang dilakukan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari saat bencana menghadang, berpengaruh pada keengganan negara asing untuk menyumbang. (republika.co.id, 17/8/2010)