NU, HTI Dan Muhammadiyah Bersama Bahas Solusi Kemiskinan

HTI Press. Pada hari Sabtu, 14 Agustus 2010 Hizbut Tahrir Indonesia berdiskusi bersama Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dengan tema Islam dan Tantangan Kemiskinan dalam pusaran kekuatan global. Diskusi yang dikemas dalam bentuk seminar itu menghadirkan pembicara Hasan Ali (NU), Said Tuhuleley (Muhammadiyah) dan KH Shiddiq Al-Jawi (HTI).

Seminar yang diselenggarakan di Auditorium UMS tersebut, KH Shiddiq Al-Jawi (DPP HTI) menyampaikan bahwa kemiskinan disebabkan oleh kultural, alamiah dan yang terbesar perannya adalah kemiskinan disebabkan oleh structural (sistem kapitalis sekuler).  Salah satu strategi mutakhir kapitalisme adalah globalisasi. Menurut Hizbut Tahrir, globalisasi wajib dilawan dan dihancurkan. Karena globalisasi hanyalah satu bentuk dari sekian bentuk penjajahan (imperialisme, istiâ’mar) yang dilancarkan oleh negara-negara kafir penjajah atas dunia. Padahal bagi HT, penjajahan dalam segala  bentuknya harus dihapuskan dari muka bumi. Gerakan yang dilakukan HTI adalah tidak hanya mengkritisi namun juga memberikan solusi mendasar. Untuk itu HTI juga menawarkan peta jalan yang harus ditempuh secara gambling dalam upaya penyelamatan diri sendiri dan umat.

Hasan Ali (NU) menyarankan agar profil APBN dan APBD yang pro terhadap rakyat miskin, memberikan  ruang gerak bagi ormas untuk berperan dalam proses pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi lelalui lembaga keuangan mikro seperti BMT. Beliau menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan merupakan kewajiban indiidu, sosial dan pemerintah.

Said Tuhuleley (Muhammadiyah) menyatakan bahwa landasan Tafsir Qur’an surat Al-Maun dengan tegas menyampaikan bahwa pendusta agama cakupan spiritnya adalah kelompok, ormas dan APBN/APBD yang tidak peduli pada kaum miskin. Menurut Tuhuleley meningkatnya kemiskinan disebabkan tidak hanya hegemoni barat imperialis namun juga kaum elite negara lemah yang menjadi komprador.  Menurut Tuhuleley, model gerakan pengentasan struktural melalui advokasi. Sedangkan pengentasan kultural dan individual gerakannya melalui pendidikan dan pendampingan teknis.

Ketika dibuka sesi tanya jawab, ada peserta yang sangat merindukan khilafah segera tegak. Kapan khilafah itu dalam waktu sesingkat-singkatnya segera tegak ?  KH Shiddiq Al-Jawi menjawab : Menegakkan khilafah itu artinya menegakkan sistem pemerintahan baru, jika menginginkan yang sesingkat-singkatnya. Israel baru bisa menegakkan Negara Israel 75 tahun. 1848 baru berhasil 1917. Indonesia perjuangannya butuh 350 tahun. Demikian pula mengembalikan khilafah harus sabar dan itu membutuhkan peran kita semua termasuk yang bertanya.

Acara yang diselenggarakan oleh BEM UMS dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan tersebut berakhir ketika terdengar kumandang adzan dhuhur.[]

3 comments

  1. kapitalisme biang kerok kemiskinan dunia

  2. handono fathur

    alh kalau ormas ormas islam pada mau bahu membahu untuk memperjuangkan islam. Semoga aturan islam lekas tegak di muka bumi ini, agar kemaslahatan bisa terwujut.amin

  3. Cuman Sistem ISlam Yg mampu,, Terbukti Ampuh,, Membasmi kemiskinan..!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*