Sumber-sumber mengatakan bahwa persetujuan Palestina untuk menghadiri perundingan langsung dengan “Israel” muncul setelah saat-saat ketegangan dan kemarahan. Di mana ada tiga pangilan telepon dari Washington yang meminta untuk menenangkan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dan meredakan kemarahannya.
Dan menurut sumber ini, bahwa para pejabat Amerika telah menghubungi Abu Mazen (Mahmoud Abbas) sebanyak tiga kali dalam waktu kurang dari satu jam.
*** *** ***
Tidak ada keraguan lagi bahwa isi dari panggilan telepon itu pasti bukan janji untuk membebaskan Palestina, Masjid al-Aqsha, atau menghukum para pembunuh yang telah banyak berbuat jahat. Sebab, tidak terbayangkan bahwa telah terjadi perubahan sikap terkait masalah tanah yang diberkati dan tempat-tempat suci, yang sedang terhuyung-huyung di bawah tombak penjajah, hanya dengan panggilan telepon dalam waktu kurang dari satu jam.
Dalam memulai perundingan langsung ini dilakukan tidak ubahnya dengan panggilan pengadilan untuk para staf rendahan di wilayah-wilayah Kekaisaran Amerika, sehingga gambarannya tampak jelas dan semua orang tahu nilai sebenarnya terkait hirarki pemerintah AS yang tidak memerlukan lebih dari tiga panggilan telepon saja untuk menudukkan Otoritas, membuat rezim antek pasrah, dan menyiapkan barang-barang untuk segeri pergi ke Washington, dalam rangka memulai persiapan perundingan langsung, yang waktu dan keputusan akhirnya telah ditetapkan oleh Netanyahu, yaitu menjadikannya sebuah perusahaan keamanan yang disebut dengan badan keamanan, yang siang malam bertanggung jawab untuk melindungi entitas Yahudi.
Tampaknya darah para syahid yang belum kering, tangisan para janda dan anak yatim, korban luka bakar akibat bom fosfor zionis Yahudia, kesedihan penduduk di perkemahan setelah penghancuran rumah-rumah mereka di pinggiran al-Quds, pengepungan Gaza, dan petaka Masjid al-Aqsha di bawah tombak Yahudi, ternyata semua ini tidak sampai ke telinga Abbas dan Otoritasnya. Sepertinya, pendengaran, penglihatan dan hatinya tergantung dengan tuannya di Gedung Putih. Sehingga ia tidak melihat kecuali apa yang dilihat tuannya.
Oleh karena itu, ia tidak berani membantah tuannya, betapapun bencana besar menimpa rakyat Palestina dan umat Islam. Sementara kepatuhan penuh Otoritas terhadap pemerintah Amerika tampak bahwa untuk mengubah keadaannya cukup dengan tiga panggilan telepon saja! Dan dengan waktu sesingkat itu Otoritas menjilat kembali pernyataan dan persyaratannya, serta tenggelam dalam penghinaan mulai dari telinga hingga telapak kakinya.
Sesungguhnya untuk membebaskan tanah Palestina yang diberkati dan mengembalikan tempat-tempat sucinya hanya ada di tangan orang-orang yang memimpin berdasarkan perintah Allah SWT, dan mereka yang mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dengan berusaha menerapkan hukum Allah di muka bumi melalui tegaknya Khilafah berdasarkan metode kenabian, yaitu sebuah kekuasaan yang akan menggerakkan tentara dan mencabut entitas perampas ini hingga ke akarnya. Namun semua itu tidak akan pernah terjadi kecuali setelah umat Islam mencabut hingga ke akarnya rezim-rezim antek ini, dan memutus setiap jalur komunikasi dan ketergantungan dengan kaum penjajah kafir Barat (pal-tahrir.info, 24/8/2010).