Mayoritas publik menyatakan tak setuju jika SBY menjabat sebagai presiden untuk tiga periode. Survei Indo Barometer menunjukkan, 51,6 persen publik menegaskan ketidaksetujuannya terhadap ide ini, sedangkan 36,7 persen publik mengaku setuju-setuju saja. Sisanya menjawab tidak tahu.
“Mayoritas masyarakat tidak setuju jika Presiden menjabat tiga periode. Walaupun yang setuju juga lumayan besar,” kata Direktur Indo Barometer M Qodari dalam rilis survei di Hotel Atlet Century Park, Kamis (2/9/2010).
Jika didistribusikan dalam kategori-kategori tertentu, tentu saja mayoritas pendukung Partai Demokrat mendukung SBY menjadi presiden kembali untuk ketiga kalinya. Pendukung partai lainnya tak sepakat.
Berdasarkan distribusi kategori tingkat pendidikan tampak menarik. Publik yang maksimal hanya tamat SD/sederajat berimbang. Sekitar 41,1 persen setuju, sedangkan 42,3 persen tak setuju.
Sementara itu, publik berpendidikan SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi sepakat tidak setuju. Namun, yang lebih menarik justru dalam distribusi berdasarkan kategori penghasilan. Mayoritas publik yang berpenghasilan kurang dari Rp 600.000 justru sangat setuju jika SBY menjadi presiden untuk ketiga kalinya. Sementara yang berpenghasilan lebih dari Rp 600.000 sampai lebih dari Rp 2,25 juta sepakat tidak setuju.
“Yang sangat menarik juga, dibanding profesi lainnya yang tidak setuju SBY naik jadi presiden lagi, para guru mayoritas justru ingin SBY menjadi presiden untuk ketiga kalinya,” tambah Qodari. (kompas.com, 2/9/2010)