Puluhan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berunjuk rasa di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Sabtu, meminta AS tidak mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
Mereka berbaris melingkar dengan membawa spanduk besar bertuliskan “HTI Menolak Campur Tangan AS di Papua”, spanduk berukuran kecil dengan tulisan “Cegah Disintegrasi Bangsa” dan lebih dari 30 bendera HTI yang berwarna dasar hitam dengan tulisan arab putih.
Beberapa di antaranya berorasi menuntut AS berhenti mencampuri urusan dalam negeri Indonesia , di atas tumpukan alat pengeras suara yang disusun di dalam mobil bak terbuka yang di parkir di tengah lingkaran pembawa spanduk dan bendera.
Unjuk rasa dilakukan menyusul adanya surat dari 40 anggota Kongres AS kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang isinya meminta Presiden membebaskan dua gembong gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), Filep Karma dan Yusak Pakage, dari hukuman penjara yang dijatuhkan pengadilan karena keduanya terbukti terlibat dalam kasus makar.
“Surat itu merupakan bukti nyata, bukan hanya tentang adanya campur tangan AS terhadap urusan dalam negeri Indonesia, tapi juga dukungan mereka terhadap OPM. Surat tekanan itu tidak bisa diartikan lain kecuali bahwa AS memang mendukung OPM dan ingin Papua melepaskan diri dari Indonesia. Mereka berusaha memecah belah kita, ini tidak bisa dibiarkan,” kata Ketua DPP HTI Farid Wajdi.
Oleh karena itu, kata Farid , pihaknya menyeru Presiden Yudhoyono dan seluruh jajarannya untuk menolak dengan tegas permintaan anggota Kongres AS dan tetap menghukum kedua tokoh OPM tersebut.
“Pemerintah harus menolak bentuk intervensi ini, jangan hiraukan surat anggota Kongres AS itu,” kata koordinator aksi, Sodik Ramadhan, diantara hiruk pikuk suara orator dan teriakan “Allahu Akbar” pengunjuk rasa.
Ia menambahkan, pihaknya juga berencana mendatangi Komisi I DPR dan perwakilan pemerintah untuk menyampaikan seruan terkait surat anggota Kongres AS tersebut.
Selain itu, HTI juga menyeru kepada seluruh warga Papua untuk merapatkan barisan, menolak campur tangan pihak asing yang ingin memecah belah bangsa Indonesia dengan berusaha memisahkan Papua dari Indonesia.
Aksi unjuk rasa yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB pagi dan hingga pukul 11.45 WIB belum usai itu juga diawasi oleh puluhan aparat kepolisian.
Enam mobil dan beberapa motor patroli polisi terlihat diparkir di samping jalur hijau di Jalan Merdeka Selatan.
Beberapa petugas polisi tampak berdiri mengamati aksi tersebut, sementara puluhan aparat kepolisian yang lain terlihat duduk-duduk di rerumputan, di bawah pohon-pohon rindang yang ditanam di jalur hijau, sambil mengobrol, minum, atau merokok. (ant)