2000 tentara tambahan diharapkan mendukung pasukan, yang kini berjumlah sekitar 140 ribu personil. Tambahan pasukan ini terutama untuk melatih pasukan keamanan Afghnaistan menjelang dilangsungkannya Pemilu Parlemen.
Tiada hari tanpa serangan di Afghanistan. Dan gelombang kekerasan semakin bertambah dua minggu sebelum digelarnya pemilihan umum Parlemen. Ancaman pembunuhan dikeluarkan Taliban kepada peserta dan petugas pemilu. Korban pertamapun telah jatuh beberapa hari lalu dengan tewasnya seorang kandidat di barat negara ini ketika sedang melaksanakan kampanye.
Menimbang situasi keamanan yang dinilai bertambah buruk menjelang pemilu ini, Komandan Pasukan Internasional di Afghanistan Jendral David Petraeus meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO untuk mengirim tambahan 2000 tentara. NATO sendiri masih akan mempertimbangkan permintaan Petraeus ini. Dan jawaban dari permintaan ini kemungkin tidak akan diputuskan dengan cepat. . Demikian disampaikan seorang pejabat NATO, Senin (06/09).
Lebih lanjut diungkapkan, dalam permintaan tambahan pasukan ini, di dalamnya termasuk 750 personil, yang akan bertugas untuk melatih pasukan keamanan Afghanistan, serta ahli penjinak bahan peledak. Dalam kunjungan terakhirnya beberapa waktu lalu di marakas NATO di Brussel, Belgia, Petraus juga pernah menegaskan permintaaan penambahan pasukan ini.
Sementara itu, walaupun memuncaknya kekerasan, pemerintah Afghanistan tetap bertekad untuk melangsungkan Pemilu Parlemen sesuai jadwal yang telah direncanakan. Demikian dikatakan wakil Presiden Afghanistan Mohammed Fahim kepada DW TV. Dan Mohammed Fahim juga optimistis bahwa pemilu akan berjalan dengan aman. “Saya merasa yakin, bahwa persiapan yang dilakukan petugas keamanan bersama pasukan ISAF akan berjalan dengan baik. Situasi keamanan sangat stabil sehingga Taliban tidak akan memanfaatkan pemilu ini“
Saat ini pasukan internasional di Afghanistan yang tergabung dalam ISAF berjumlah sekitar 140 ribu personil, dua pertiga darinya berasal dari Amerika Serikat. Pada bulan Desember tahun 2009, Presiden Amerika Serikat Barack Obama memutuskan untuk memperkuat pasukan interansional di Afghanistan untuk sementara dengan mengirimkan sekitar 30 ribu tentara tambahan.
Dan, mulai pertengahan tahun 2011, pasukan Amerika Serikat akan ditarik mundur secara berangsur. Dalam konferensi mengenai Afghanistan bulan Juli lalu diputuskan, bahwa NATO akan menyerahkan tangung jawab kemanan sepenuhnya kepada Afghanistan sampai tahun 2014.
Misi NATO di Afganistan kemungkinan juga akan menjadi agenda pembicaraan utama dalam pertemuan antara Sekretaris Jendral NATO Rasmussen dengan Presiden AS Barack Obama. Perang Afghanistan yang telah berlangsung selama 9 tahun telah menewaskan sekitar 2000 tentara internasional. Dan dengan semakin meningkatnya jumlah tentara yang tewas, menyebabkan ke 28 negara anggota NATO memandang kritis misi militer internasional di Afghanistan ini. (republika.co.id, 29/9/2010)
Masalah Afghanistan sangat kompleks bukan hanya antara taliban dan pasukan al ahzab pimpinan AS,tetapi juga sesungguhnya suatu ideologi sekuler sedang coba memadamkan ideologi yang bersumberkan kitab suci.Dan lazimnya sekuleristik tidak akan mampu mengalahkan ideologi taliban yang sudah demikian terpatri dalam dada-dada mereka,dan nasib pasukan al ahzab serupa halnya dengan pasukan atheis sebelumnya.